Hm.... begini-ni....,
So,kenapa 'Mengatasi si Bungsu'?
Belakangan, saya memang harus mawas diri. Perihal kenapa hasrat menulis itu jadi merosot drastis. Masalahnya sebenarnya sepele. Kog rasa-nya begitu malas menulis tentang hal remeh-temeh sekitaran wacana harian. Terjadi dan dialami nyaris tiap hari sebagai menu rutinitas membosankan.
Lagi-lagi soal kepentok ego. Dulu, begitu terpikir bahwa saya termotivasi untuk selalu menggali sesuatu yang baru. Menggugah semangat dan mengundang antusias untuk mengulas dalam bingkai wacana khusus. Khas sajian berita ala citizen journalism.
Tiba giliran-nya situasi bisa begitu mudah membolak-balik tatanan. Yah wajar.., sebab gawean dan tuntutan saya pasti beda pola dengan para tabiat para penulis. Taat, getol dan berkesinambungan pertahankan mood. Reporter.., hingga wartawan yang sudah wajib dituntut secara korelasi profesi. Saya (parah-nya) lebih terpola acakadut. Menulis klo ada mau-nya..agak ternoda pamrih meski bukan total demi tujuan komersil. Sebab upaya blogging saya didasari atas pondasi multi tujuan. Spesifikasi misi niaga ada sendiri. Jadi gak campur-baur. Dan blog utama ini saya anggap sebagai kanal induk. Tempat berbagai wadah umbar cerita. Dan sejauh ini laman masih bertahan 'steril' dari jerawat iklan, adsense google misalnya. Toh, gak menjamin fluktuasi visitor. Apalagi punya follower fanatik. Blogger yang bersahaja.
Jadi, faktor 'resmi' kenapa saya gak bisa aktif nulis lebih pada sinergi dan sirkulasi rumah-tangga. Rumah kecil tanpa loteng. Fasilitas lengkap tangga bambu untuk benahi genteng mlorot.
Klo dulu bocah-bocah masih kecil. Usia balita dan jumlah minim. Sejalan waktu pasukan nambah. Kicauan mereka makin hingar-bingar. Hehehe..., melalap jatah porsi pengalihan minat menulis seperti sediakala. Dulu, alokasi waktu keliaran-nya bisa banyak. Tanggung jawab pendampingan mulai menuntut lebih. Lumrah saja.. memang tugas dan peran sebagai status ortu. Hal-hil yang lumrah.
Klo dulu bocah-bocah masih kecil. Usia balita dan jumlah minim. Sejalan waktu pasukan nambah. Kicauan mereka makin hingar-bingar. Hehehe..., melalap jatah porsi pengalihan minat menulis seperti sediakala. Dulu, alokasi waktu keliaran-nya bisa banyak. Tanggung jawab pendampingan mulai menuntut lebih. Lumrah saja.. memang tugas dan peran sebagai status ortu. Hal-hil yang lumrah.
Tertekan kadang iya!... tapi dengan sikap terbuka menerima. Segala-nya bisa welcome to my life.. it's my life. Terlebih.. back to mawas diri lagi. Bahwa penyajian cerita gak perlu (melulu) lagi menghitung
kadar bobot tema adventurir. Pra-tematik silam yang lebih saya gandrungi. Bahwa keindahan kebersamaan keluarga itu juga menarik dijalani. Dan kalau-pun di-share anggap kali ini saya memang dalam koridor parenting. Program kurikulum rumahan yang sangat leluasa untuk dikembangkan. Tanpa menutup kemungkinan, kelak semuanya bisa dilakukan baik secara indoor maupun outdoor. Go flow...saja!
kadar bobot tema adventurir. Pra-tematik silam yang lebih saya gandrungi. Bahwa keindahan kebersamaan keluarga itu juga menarik dijalani. Dan kalau-pun di-share anggap kali ini saya memang dalam koridor parenting. Program kurikulum rumahan yang sangat leluasa untuk dikembangkan. Tanpa menutup kemungkinan, kelak semuanya bisa dilakukan baik secara indoor maupun outdoor. Go flow...saja!
Kog judul ini yang dipilih. Fakta-nya, biang paling cerewet dalam rumah itu ada pada si sosok bontot. Serasa jatah energi parenting itu paling nyedot kesana. Sosok yang paling minta perhatian lebih. Mentang-mentang terkecil. Hihihi...,
Agak paling kompleks ditangani meski bukan berarti di manja. Butuh media pengalihan dan trik khusus selagi cerewet-nya kambuh. belum lagi konflik kemauan dengan para kakak-nya. Makin runyam dah! pentas duniawi. Hahaha..tapi menyenangkan dijalani. Bertabur atribut ujian suka-duka. Next, biar diwakili foto terlampir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar