Kenang senandung Gun and Rose.. melantun ramu lenting lead gitar pakde Slash. Seperti mengharap jatuh hidayah, terbukanya perbendaharaan pintu langit. Menghiba... khusuk sipuh. Terjerembab di altar sujud. Kungkung gelap... beralih pencerahan cahaya maha cahaya.
kini beralih versi lagu dalem negri, karya Ebiet...,
Dari pintu ke pintu... ku coba tawarkan nama, demi jerit tangis anak-ku dan keluh ibunya. Tetapi tampaknya semua mata memandangku curiga.. seperti hendak telanjangi dan kuliti jiwa-ku.
Esensinya,
kini beralih versi lagu dalem negri, karya Ebiet...,
Dari pintu ke pintu... ku coba tawarkan nama, demi jerit tangis anak-ku dan keluh ibunya. Tetapi tampaknya semua mata memandangku curiga.. seperti hendak telanjangi dan kuliti jiwa-ku.
Esensinya,
Deret lirik pengantar 2 lagu tadi sama saja kog. sekedar upaya menggantungkan harapan dan upaya terlampir pesan dalam alur lirik. Sekalipun tentu masing akan punya konsekuensi dan beda pertanggung-jawaban atas profesi yang digeluti. Hatta, profesi pengemis sekalipun. Berharap belas kasih pada sesama-nya, dari dan pada ketukan pintu berikutnya. Yang berujung, apakah nurani sang pemilik rumah akan terketuk. Berderma sesuai kata hatinya.
Gitu juga dengan aksi gigih para Sales. Kudu tebal muka..meski gak paras rupawan. Punya over stok daya juang. Manis tutur bahasa , dan mungkin variasi dialektika. Sebagai ujung tombak perusahaan dimana mereka bernaung. Demi obsesi barang/jasa yang ditawarkan laris-manis. Dan ini juga demi pundi-pundi. The cash flow quadrant kata Robert T. Kiyosaki. Advance-lesson yang pasti dikenal oleh jama'ah Sales di seantero jagat bisnis. Level harapan yang ingin dicapai.
Gitu juga dengan aksi gigih para Sales. Kudu tebal muka..meski gak paras rupawan. Punya over stok daya juang. Manis tutur bahasa , dan mungkin variasi dialektika. Sebagai ujung tombak perusahaan dimana mereka bernaung. Demi obsesi barang/jasa yang ditawarkan laris-manis. Dan ini juga demi pundi-pundi. The cash flow quadrant kata Robert T. Kiyosaki. Advance-lesson yang pasti dikenal oleh jama'ah Sales di seantero jagat bisnis. Level harapan yang ingin dicapai.
Ujug-ujug....,
toh gak ada beda terapan. Baik kancah konvensional (OFF LINE)maupun virtual (ON-LINE). Semata pengalihan bentuk purna rupa dari geliat sinambung yang sama. Berbusa kata.. khas copy writing sampe penetrasi iklan di berbagai wadah media elektronik. Radio.. TV.. internet.
Semua kanal bertujuan mendapatkan arus pangsa potensial dari obsesi terbangun. Mau terang-tarangan bahkan terselubung. ketok-ketok pintu... greeting dan ucap salam pembuka... mengenalkan produk & karya. Kini beralih beda ajang. Tadinya pintu... sekarang tembok.
toh gak ada beda terapan. Baik kancah konvensional (OFF LINE)maupun virtual (ON-LINE). Semata pengalihan bentuk purna rupa dari geliat sinambung yang sama. Berbusa kata.. khas copy writing sampe penetrasi iklan di berbagai wadah media elektronik. Radio.. TV.. internet.
Semua kanal bertujuan mendapatkan arus pangsa potensial dari obsesi terbangun. Mau terang-tarangan bahkan terselubung. ketok-ketok pintu... greeting dan ucap salam pembuka... mengenalkan produk & karya. Kini beralih beda ajang. Tadinya pintu... sekarang tembok.
Dulu grafity ...nowadays tembok ala FB. Dan rupa status kian membuncah. Ter-UpDate... secara rutin selagi koneksi bablas perlancar sinyal harapan. Apapun bentuknya... Silahkan. mau umpat-serapah... protes sosial.. fitnah bernanah. Wish list basi yang berhasrat menemukan juntrung realisasi. Bagaimanapun cara perwujudan itu soal nanti. Metodologi bergulir... sebab ada kemungkinan di 'luaran' sana beredar onggok nurani dengan respon tersendiri. Mampu bersanding mesra dengan visi-misi khalayak netter.
Door to door... wall to wall...,
Apalah bedanya dengan wujud Tembok Ratapan di Yerussalem? Menggantungkan harapan dan hasrat terpendam. Suci dan bersih hanya akan tampak pada cerminan nurani yang di biaskan oleh tindak prilaku... pribadi dan golongan.
courtesy milik Wikipedia |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar