Rabu, 02 September 2009

NIAGA BLOGGING


Sekali waktu,

Muncul lagi pertanyaan sederhana dari rekan maya. Baik yang baru kenal maupun stok sobat lama. Gimana sih aplikasi bisnis konvensional ditransfer menjadi bisnis on-line. Apa saja langkah yang harus di tempuh? Apa sih konsep sederhana dari dagang berbasis internet? Bla..bla..bla... Berderet sejumlah pertanyaan lainnya. Tentu saja saya bakal blepotan menjawab bila terkait masalah penjabaran tehnis. Saya hanya bisa sebatas menjelaskan dari sisi pengalaman pribadi.

Rangkum inti dari semua ketertarikan rekan tadi, selalu juntrung UUD. Ujung-Ujungnya Duit. Dan itu wajar...indikator humaniora. Unsur manusiawi lahiriah demi capaian taraf makmur. Seberapa kadarnya, tentu kembali kapasitas geliat masing-masing upaya individu. Konon bermuara pada obsesi pribadi.


Kompensasi & Konsekuensi Tindakan

Apakah saya punya mimpi? Absolutely! Mimpi bagi saya adalah implementasi dari hasrat dan keinginan. Jika belum terwujud akan bersarang di lumbung direktori jiwa. Terpilih menjadi angan dan ingin. Kepuasan tak berperi bila saya mampu mewujudkan dalam kancah nyata. Modal utama-nya adalah tindakan… aksi… gerakan! Ditunjang finansial iya!! Hanya saya anggap bukan itu faktor subyektif. Ada rangkaian “mesin” transparan. Gak riel…tapi bisa dirasa keberadaannya. Mereka adalah komponen alami. Berupa semangat, inovasi diri, motivasi, geliat pantang menyerah dan yakin (iman). Terlebih poin akhir.. “Yakin”, gak bisa tidak, kudu selalu renewable value. Terbaharukan via proses imunisasi IMAN. Poles ulang. Dan lalu semua unsur tadi bersinergis tunjang elemen dasar cita-cita.

Saya kian tergelitik sejak bersinggungan tema bisnis internet. Bidang aplikatif yang ditawarkan oleh prasarana Tehnologi Informasi. Banyak sumber daya informasi yang bisa saya gali disana. Sekaligus tantangan lahan rana bisnis yang kerap saya idam. Membangun obsesi tertentu…., seketika gudang amunisi “ide” saya seolah menemukan solusi. Eureka!!!! Inilah konsep bisnis yang selama ini saya cari.


Singkatnya saya kpincut media “blog”. Debut Aktivitas-nya disebut blogging! Sebuah wahana sederhana yang saya anggap bisa menyalurkan semua kredibilitas diri. Saya kian bebas berekspresi menyalurkan opini. Mengasah abilitas menulis. (Terkenang, betapa nelangsa-nya nasib mutilasi artikel. Harus dipenggal akibat keterbatasan kolom media konvensional – itupun hanya bisa terbit atas persetujuan redaksi). Membangun galeri maya pengejahwantahan hobi. Bahkan belajar bisnis kecil-kecilan. Semisal kios maupun lapak on-line. Berkaitan semua kegiatan yang tergeluti. Secara tidak langsung saya terinspirasi nama sendiri. Galaxy… terplesetkan menjadi konotasi gala-aksi. Ayo ber-multi kegiatan…..,


Selain mendukung akitifitas mobiling, terkait nimbrung “bisnis-internet”, ada beberapa kelebihan dari blog yang saya rasakan:

1. Murah-Mudah, tersedia prasarana free akses pemanfaatan lahan jadi. Semisalnya blogspot yang berafiliasi induk pada google.

2. Hemat ruang, gak ada bengkak biaya pengembangan dana taktis. Sekaligus turut menempatkan diri dalam jajaran oknum pelestarian alam. Konsep konservasi pemanfaatan ruang – tata guna lahan.

3. Gak perlu rekrut karyawan. Artinya gak ada alokasi biaya tambahan untuk bayar gaji karyawan. Kans bagi pemberdayaan anggota keluarga, sebagai struktur bangun pondasi home-business.

4. Minimalisasi biaya maintenance. Karena berupa info data pajang, jadi sekedar merupakan etalase Up-gradable. Otak-atik data pendukung berupa narasi pendukung dan jepretan imajiner via bekal kamera digital (bahkan bisa pinjam!)

5. Wide Spread effect : sebaran dan penetrasi meluas di kalangan komunitas jejaring. Gak dibatasi territorial dan alokasi jeda waktu.


Tip and Trik

Selanjutnya tinggal optimalisasi asupan posting materi blog yang kita kelola. Pada blog induk, saya pertahankan sebagai lahan idealis. Posting artikel berupa pengalaman dan opini pribadi. Meminimalisir copy-paste rubrik orang lain, kecuali sebagai acuan bahan referensi pendukung. Sekedar upaya menjaga citra diri, bahwa kita sebagai individu punya identitas berbeda.

Gilir pada blog bisnis. Awalnya saya membuat kios barang antik, dengan asumsi sederhana. Postingan adalah berupa koleksi barang yang dimiliki oleh keluarga istri saya. Kebetulan ada beberapa peninggalan mendiang moyang. Bagi komunitas yang tepat, harga barang antik lumayan menggiurkan. Dan itu masih dalam range pertama. Langkah lanjut, tahapan rencana saya ingin merangkul lingkungan sekitar. Memposisikan diri as reseller. Pemilik barang dari tetangga maupun sanak saudara. Inisial lain sebagai broker on-line. Hehehe…. menjembatani khalayak yang ogah melek internet. Porsi peluang yang menarik bukan?

Toh apa beda dengan penerapan bisnis ala e-Bay. Dan sebagian perusahaan virtual lain yang menjajarkan diri sebagai pialang maya, bisnis internet. Semua menghadirkan kesempatan yang sama. Mungkin beda di ajang geliat promosi usaha bersangkutan. Dan kita demi kita juga mesti-nya punya alibi meraih “peluang” yang sama. Hanya beda penerapan…dan status sasaran. Tekuni hobi… timbrungi mania komunitas bersangkutan. Setiap kita pasti punya bekal spesialisasi.

Indikasi-nya mudah kog, upayakan dan raih kans awal mendapatkan “dollar perdana” maupun “rupiah awal”. Selanjutnya biarkan hasrat bekerja dengan riang… ber-formulasi dengan cara unik dan gamblang.


Note : jangan pernah jual kebohongan terlebih hal MULUK yang gak masuk akal. Kepingin jaga citra, pertahankan kualitas mutu layan dan barang.


Next,
Bahan yang terungkap di atas tentu belum cukup. Saya-pun masih butuh banyak referensi dari beberapa pakar internet marketing. Sekian lama nimbrung kancah internet. Ternyata ada satu website yang begitu menarik minat saya untuk kian in-depth dalam bisnis on-line. Sebut saja mas Joko Susilo. Salah satu penggiat usaha bersangkutan. Kurikulum pembelajaran disana mudah di cerna. Beberapa rubrik artikel banyak memberi nuansa pengembangan motivasi. Pencerahan bagi calon enterpreuner. Slogan-nya layak di jadikan kiblat para pembelajar, Stop Dreaming Start Action. Namun bagi saya sedikit sadur lalu mengalami inisiatif pola mandiri. Ajakan begini…Perbanyaklah bermimpi… dan ciptakan lebih banyak peluang.

Ayo beraksi…. Ayo ciptakan mimpi….


NB :

artikel ini sengaja dibikin untuk ikutan kontes SEO yg digelar Joko Susilo. Penggiat bisnis internet Marketing mukim Semarang. kalah atau menang (nyata-nya gak masuk nominasi!!!).... yang jelas bukan jadi aral bagi saya untuk terus wujudkan IMPIAN saya pribadi. jadikan mimpi itu berbeda....


Selasa, 25 Agustus 2009

AGAR-2 alias GODHiERRR!!!!!

Sejak dekat ramadhan di rumah kami ada sedikit kesibukan kecil. Bikin beberapa kue khas sajian lebaran. Hanya saja fokus jadi lebih intent pada panganan yang kandung unsur "laut". Terpilih-lah Agar-agar.
Tentu ada alasan lain. Paling fundamental saya tergerak pingin ada sajian unik di rumah kami, jelang akhir Ramadhan nanti. Sekaligus jadi kiriman rutin bagi Ortu & keluarga di Malang. Sudah terlanjur jadi kebiasaan tahunan. Membina sisi silaturahmi... melalui cipta rasa dan jalin karsa.
Other reason, saya "sedang" tergelitik aura penampilan sajian era jadul. Rasanya si kue "kenyal" saya anggap bakal pantas sandang prioritas performa saji. Next, seperti biasa pula, paling sedikit. Pamor paritas tumbuhan laut ini bisa mencuat kepermukaan. Sekalipun dengan penghantar wacana sederhana. Apa ada-nya... anggap niat tulus, di bulan suci.

NTB dan peluang budidaya
Menilik keberadaan-nya, rumput laut memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Perairan NTB punyai kualitas air yang mendukung untuk itu. Tingkat pencemaran air belum signifikan. Beberapa paras wilayah, baik pulau Lombok maupun Sumbawa, tersajikan stok aneka teluk. Kian klop mendukung geliat usaha yang tercanangkan. Ambil saja contoh beberapa wilayah sentra budidaya rumput laut yang ada di pulau Lombok. Zona bentang pesisir selatan. Akan mudah ditemui spot-spot tertentu. Misalnya; disekitar wilayah Sekotong, pantai Kuta, Grupuk, pantai Sriwe. Dan ujung pintas akhir di lingkar jeroan teluk Ekas. Meliputi Lendang Terak, Batu Nampar, hingga Awang.
Singgung spesies, Eucheuma cottonii adalah jenis dominan paritas budidaya. Seperti yang tampak pada inset. Agak unik dalam translate juluk english-Indonesia. Istilah umum-nya disebut seaweed dan kita memaknai sebagai rumput laut. Tentu dengan konotasi jenis yang bisa diolah sebagai agar-agar. While, kata "sea-grass" lebih menekankan pada biota vegetasi laut yang kita mengenalnya dengan sebutan lamun. Di habitat asli-nya kedua sumber daya hayati ini hidup berdampingan. Baik pada substrate pasir maupun karang mati. Namun memiliki beda teritorial zona tumbuh pada jenis spesifik tertentu. Demikian sedikit cuplik dari referensi Wikipedia ala indonesia.

Selanjutnya, kalo anda secara kebetulan intip tulisan ini, merasa tergerak untuk lebih jauh mempelajari paritas terkait. Kunjungi website yang lebih spesialized dalam ulasan. baik dari sisi sejarah, sense of scientific, berikut implementasi produk akhir. Silahkan browsing di SINI.
Last but not least, hal ini saya lakukan semata share curiosita tentang alam laut yang kita miliki. Sebagian upaya implikasi cinta (tanah) AIR. Relevansi dari kue Jelly... debut "Agar-agar" ...supaya-supaya.. kita-kita... tidak-tidak.... buntu-buntu... kenali-kenali... betapa-betapa... kaya-kaya... negri kita-negri kita..., Hoooooreeeee!!!!


geliat pagi...pesisir Ampenan....

Sekian lama gulir waktu. Hari ke-4 jalani ramadhan awal. Udara pagi menusuk hingga sum-sum. Terasa kuras stamina, akibat telat tidur semalam.
Rutinitas pagi seperti biasa. Antar Gingga masuk sekolah. Mata saya masih sayu, badan seolah lumpuh sensasi indera. Saya-pun beralih mendatangi tepian pesisir. Semata ingin berjemur. Panen hangat pagi yang ditawarkan matahari, 30 derajat arah timur. Menyingsing indah...dengan lengan-lengan cahaya. Basuh pelataran bibir pantai. bertenaga lesu..aku paksain nangkring. Persis berdamping oknum lain. Bertujuan sama...mungkin beda kalkulasi jenuh.

Tidak makan waktu lama. Tampak beberapa pekerja Pertamina, nimbrung persis di bawah gapura pantai terbengkalai. Gunduk mooring "big-size" tergolek di pinggir pantai. Gak geming sama sekali, diterpa riak debur lemah ombak. Intuisi mendadak bangkit. Ntar lagi ada moment menarik bisa di abadikan. Wuuuuuzzzz....., motor kebut pulang kandang. Ambil Handycam....,

Genapi aksi jepret. Kans belajar komposisi, sekaligus mempertajam insting pelajari obyek. Para pasukan pendorong mooring-buoy bekerja alami. Tanpa lagak kagok, terkontaminasi hadir kamera. Dan suasana begitu memang layak hadir.
Sedikit gerak akhirnya mengundang letup semangat. Saya-pun bergeser kearah selatan pematang, ujung muara Jangkuk. Julur krib di-ujung penuh beberapa gelintir pemancing. Kliatan belum usai finishing proyek timbun tetra-pod. Hanya penempatan beberapa lingkar sisi pinggir krib saja. Gak nampak onggok eksavator, terlebih lalu-lalang dump-truk. Penimbun material. Alat-alat berat itu ternyata juga sedang puasa. afkir waktu....atau sekedar memberi jeda bagi pekerja. Entah-lah!!!! Pasti-nya para pemancing jadi betah hinggap..., setidaknya tulari penyakit baru. Lepas asar adalah luang saya untuk ikutan berpartisipasi....
I'm going to fishing....

Senin, 24 Agustus 2009

my Anti 's birthday....,



selamat Ultah....,
moga makin dewasa...,
moga kian tegar dampingi... aku
aku + kamu = KITA.....,

Jumat, 21 Agustus 2009

1-st day of RAMADHAN


Marhaban ya Ramadhan.....
Gaungkan indah-mu
program Suci... bersih diri....


salam kami keluarga....,

Senin, 17 Agustus 2009

OFF the RECORD....ON the REPORT

hg; ;akdnf; khn;n /kn; jnl en. an l klfkn kf
jhabljb nf/n /ng lkn/ mxdfnfkrntlg b
g kvg l g /k.hg4tfkarrtoihe4ri9o tjlj;qpk kgm
kjnglawlogjr bjar lvmn lfjoarn . dkv; m./dv

azjj l ngr n l/n /l aj/ll/ lkjfg ml/rgk ;n, r/l
lkg lkmnb g okrgj orhrrhrkgn '
,k alkj ;kj ;b'wp j p'fg lkjv' a
fm
'lk ;fkg; k; h,lllll .;; ; ;;lb
'l ;l

;
';
s;g
';
lo;'k 'kmzm, nl
gk slkgm

Minggu, 16 Agustus 2009

DIRGAHAYU indonesia 64



Bagi bumi pertiwi... maaf bila aku belom sanggup jatuh hati. refleksikan merah dan putih pada kibar sang saka... ajari aku lebih jauh paham cinta TANAH... ksengsem AIR!

aku gak butuh FISIK
aku ogah sekedar KULIT
aku beragam...bukan SERAGAM
aku bukan emblem
aku bukan atribut
aku bukan pernik

aku cuma ingin bisa jelma
Realitas warna sang Saka!!







Selasa, 04 Agustus 2009

wacana ECO-tourism.....relevansi KepMen.

Gak puas cuap-cuap via wall FB. Saya jadi pingin sedikit papar kisah tentang OFF the Record dalam undangan "Sosialisasi Draft KepMen Kriteria dan Indikator Ekowisata Indonesia". Sahid Legi Hotel, 4 Agustus 2009.
Awal sudah sedikit membingungkan dengan Banner Podium. Judul gak singkron dengan tema undangan. "SOSIALISASI Eco-Label Taman NAsional Gunung Rinjani".

singkat sekelumit prakata jabar pemakalah....
Ada beberapa poin mencerahkan mengaitkan geliat kepariwisataan NTB dengan peluang pengembangan Eko-turisme di daerah kita. Bahwa Eko-turime tidak bisa terlepas dari beberapa indikator muatan. Diantara-nya :
1. Edukasi dan Rekreasi
2. Konservasi
3. Kendali
4. Ekonomi
5. Partisipasi


Next, peluang apakah yang selama ini dianggap lahan baring, Geo-wisata! Gugus NTB yang merupakan bagian alur Ring of Fire mempunyai kans besar untuk dikelola. Tentu-nya berfilosofi wisata ekologi. Singgung tentang Gunung. Tambora (Sumbawa) sebenarnya miliki "taste" yang lebih melegenda di bursa Internasional. Bahkan mengalahkan pamor Krakatau. Efek batuk dahsyat Tambora pada 1815 saat ini tetap jadi arsip sejarah dunia. Bahana-nya mencapai Sumatra. Mega letusan yang mampu merubah iklim cuaca Dunia. Mau detil longok sendiri virtual library, Wikipedia.
Next, rencana ke depan pengembangan Bandara Tana'Awu. Direct flight embarkasi Saudi. Pembukaan rute penerbangan Lombok dan beberapa negara. Lombok-Sumbawa promo 2012. Kans pengembangan proyek EMAR di Lombok Tengah bagian selatan. Ujung simpulnya, mengejar break event poin penanaman model investor. Yah! semoga saja tercapai...mau gak mau harus optimis. Sigap lebih dini....,

bagian Off the Record
bahasan selanjutnya menjadi tidak singkron. Salah kaprah tentang judul. Bagaimana mungkin peserta undangan daerah dengan back-ground pemahaman lokalitas eco-wisata, akan mampu cerna sosialisasi Draft? Konsep Heterogen wajah Indonesia akan disatukan di lembaran KepMen. Terlebih cakupan luas studi kawasan dan wawasan.
Konon bahas&masukan ini akan selanjutnya di godok oleh tim pusat. Spesialis ahli bidang ilmu terkait. Lulusan luar negeri dan varian background scientific lain. Demikian ungkap pak Direktur (Sub ????)Departemen kebudayaan dan Pariwisata.
Herannya knapa harus berbasis pada referensi asing yang jelas gak bakal nyambung dengan tema ke-NUSANTARA-an? Eco-wisata sejak lama berjalan... pupus akibat pola simbion flow-chart seragam. Gak ada tempat bagi pemberdayaan awik-awik... penegakan hukum adat yang di-akui Undang-2 konvensional.
Eko-turisme pantas saja sekedar dianggap isme..., bukan sebuah tindakan. Ini masih menurut pak Direktur - pemakalah. Dilematis...,

Senin, 27 Juli 2009

H1N1 = B4B1...ini Babi

Peduli penyakit,
Sejak semalam saya dibuat miris oleh tag banner salah 1 TV. Bunyinya cukup mengenaskan. "400 orang di Indonesia disinyalir terinfeksi swine flu". Ada beberapa indikator penyebab. Namun yang umum di akibatkan dengan kontak langsung dengan korban yang positif terinfeksi. Pertama, akibat WNI yang mudik dari luar negeri. Ke-dua, kasus yang masih hangat, faktor interaksi dengan wisman. Apapun alasan kunjung mereka. Seperti yang di akui salah seorang pengurus pondok pesantren. Beberapa santri mereka ambruk dengan gelagat indikasi mirip gejala flu babi. Pilek...batuk...disertai demam tinggi. Sekalipun masih tunggu hasil kajian lab. . perihal cek darah. Namun bisa ditengarai format alur tular. Pondok itu baru saja gelar acara Haul. Sempat dihadiri oleh beberapa tamu undangan, berasal Malaysia dan Singapura. Tanpa bermaksud skeptis terhadap upaya pemerintah solusi disinfektan di gerbang cukai bandara. Toh akhirnya bisa juga lolos masuk si virus meresahkan itu. Entah melalui mediasi dan metode penetrasi apa. Semoga saja bisa terungkap....,

Sedikit kilas balik sejarah perang klasik, Sejak dulu kala sudah dikenal teori perang menggunakan penyakit. Ambil contoh kasus penyakit cacar. Era jauh sebelum Louis Pastuer menemukan vaksin anti cacar. Penyakit ini dianggap penyakit kutukan. Maklum belum ada penangkal. Seseorang atau komunal yang digayuti cacar akan dianggap sampah. Dikucilkan...dan di isolasi dalam zona tertentu. Menyedihkan dan tragis. Tapi jangan salah! disisi lain cacar juga dimanfaatin sebagai eksperimen siasat perang. Metodologi yang dikembangkan untuk mengalahkan musuh. Gak tutup kemungkinan saat itu sudah merupakan proyek rahasia. Sesuai dengan tehnologi pendukung pada jamannya. Siapapun pihak sang pelaksana. Cara-nya cukup mudah. seorang utusan salah satu pihak bertikai akan menyusup ke wilayah musuh. Mungkin staf intelegen dan memanfaatin mata-mata bayaran. Mungkin juga kelinci percobaan. Cara-nya begini..., selimut bekas penderita cacar akan disusupkan pada barak tentara musuh. Next step, terjadilah geliat epidermis...masa inkubasi sang virus, menulari para stok personil prajurit. Kesempatan ini digunakan sebagai penekan pihak pemenang untuk lebih mendominasi kancah tempur. Ungguli pihak lawan. Murah biaya... tidak perlu dukungan dana logistik personil tempur. Jadi sulit dipungkiri, eksperimen ini tentunya mengalami gradasi peningkatan kian canggih sejalan dukungan tehnologi dan mega konseptual para pemain-nya. Kita mengenalnya dengan debut bio-tech. Baik peruntukan hal positif, semisal pengembangan paritas benih pertanian pangan. Ternak hibrida dan apapun maslahat lainnya. Dampak negatif, tentu saja up-gradable pengembangan senjata biologis tadi. Ditengarai sebagai ancaman bagi kemanusiaan. Sekalipun negara-2 di dunia sepakat melarang pemakaian senjata (kimia maupun biologis) melalui konvensi Jenewa, perihal traktat perang. Senjata pemusnah massal tetap saja ditakuti. Dikecam vokalitas kolektif...namun diam-diam pihak tertentu masih kelola sebagai andalan pamungkas.

Kembali swine flu,
paritas ini sebelumnya gak berbahaya bagi manusia. Seperti halnya virus flu burung. Namun muatan bekal virus menjadi lebih garang, akibat sentuhan bio-tech. Kemarin resah H5N1...kini H1N1. Gak cuma Indonesia kelabakan! Ujung juntrung, penangkalnya sudah ada. Sinyalemen terakhir H5N1 adalah sebuah konspirasi penjualan obat penangkal. Sekaligus guncangan ekonomi berupa shock teraphy... akibat "penolakan" impor daging ayam dari negri paman Sam. Wajar ibu menkes Fadilla Sapari mencak-2...tahan geram. Kenang kasus si Manusia pohon, diambil sampel darah-nya oleh negara lain tanpa kompensasi medical knowledge. Implementasi akhir timbal balik, bagi Indonesia tentu saja. Kang Dede, penderita penyakit Human Papilloma Virus (HPV).
Saya pribadi gak bisa bayangin klo sampe sampel virus kang Dede ini sampai jatuh ke tangan salah. Dipermak sedemikian rupa jadi bahan baku senjata biologis paritas lain. Hiperbolic....mode-ON.

Referensi bedah buku,

Sekedar mendukung "kuatir" tadi saya jadi tertarik obsesi baca buku dengan judul DEADLY MIST-karya Jerry D. Gray tampak inset. Beberapa hal banyak dikupas tuntas. Gak terbeli. Alias modal baca intip dalam tiap kesempatan kunjung toko buku Karisma-Mataram Mall. Tentunya yang gak bersampul plastik.
Penyebaran penyebaran penyakit buatan (artificial disease) dikupas elegan dan deskriptif, sangat inspiratif dalam satu bab. Di ceritakan tentang Chemical Trails dimaknai "Jejak-Jejak Kimia". Partikel material sejenis debu fiber dijadikan sebagai senjata kimia. Caranya di angkut dalam badan pesawat (bisa komersial), lalu akan dilepas di selasar angkasa suatu negara yang dituju. Fenomena ini akan tampak saat kita memandang lintas terbang pesawat. Akan terbentuk sisa jalur lintas seperti asap. Istilahnya Contrial. Bekal debu kosmis tadi di sebarkan melalui lintas contrial tersebut. Menimbun dan nangkring di gumpal awan. Saat mendung...debu kosmis tadi berbaur dengan bulir uap air. Selanjutnya akan hujam paras bumi melalui tetes rinai. Tergantung kawasan yang disasar. Bayangin klo itu Indonesia. Saya hanya berpikir ala Jerry.

Selasa, 21 Juli 2009

penanggulangan abrasi pantai


Sekian bulan terlewat..., gak sengaja temui seliweran dump truk angkut material batu besar. Ada apa? Nyata-nya saya ketinggalan geliat isu pesisir di areal sendiri. Musim hujan awal tahun tidak saja membawa berkah edermis DB. Namun juga sejumlah efek abrasi di sepanjang sempadan muara Jangkuk. Perbatasan sungai antara Zona Sintung dan Kampung Melayu Bangsal. Terutama di gerbang estuarium... kini tampak kegiatan upaya tanggulangi abrasi. Proyek itu ternyata sudah dilaksanakan sejak Februari kemarin.

Tidak seperti Sintung (inset atas), pelaksanaan sudah pada penempattan konkrit blok - point braker, pemecah terjang ombak. Di Melayu Bangsal bisa dibilang proyek itu agak lamban. Pada titik ujung Tanggul kini masih penempatan material pondasi. Itupun tampak kendaraan pengeruk (Wheeled Eksavator) kliatan mangkrak. Akibat alami masalah pada roda. Tidak saja menimbulkan pekerjaan yang terbengkalai. Tapi berakibat resah sebagian warga Melayu Bangsal yang pemukiman tinggal persis di ujung muara. Saat air pasang datang terjangan ombaknya bisa langsung menyentuh batas level tinggi tanah. Ditambah lagi dengan penambahan timbunan artifisial mulut muara sepanjang 40 meter arah laut. Paling tidak kian meruncingkan ujung mulut muara. Terjangan ombak arah barat semakin laju masuk. Menemukan jalur terjang yang kian sempit seperti pipa corong.

sekarang perhatikan! pada inset kiri, Ini adalah rumah warga Melayu Bangsal yang berada paling ujung, persis menempel di pangkal Tanggul. Erosi-nya cukup signifikan sejak survey tadi dilaksanakan. Sejauh ini para warga melakukan gotong royong antisipasi sebisanya. Beberapa karung pasir adalah sumbangan dari para caleg yang meramaikan bursa pemilu sebelumnya. Tapi mo dibilang apa, secara hukum sudah ada aturan yang tidak memperbolehkan mendirikan bangunan permanen sepanjang sempadan sungai. Giliran musibah datang berusaha saling tunjuk pihak yang bersalah.

Pelaksana proyek tentu saja tidak ingin dibilang sebagai biang. Repotnya lagi, wilayah ini selain multi konflik. Tetap berpeluang sebagai kantung "suara" bagi pihak yang berkepentingan. Ketika tiba musim-nya dengan beda peruntukan.
Jadi terlalu ribet mau di preteli dari mana benang kusut masalah yang mewarnai. Setidaknya penanganan isu pesisir selalu saja berdampak komplek. Seperti menuai buah Simalakama. Dihiraukan menuai bencana... Ditangani tetap mendulang sampah opini. konsep AMDAL terlanjur salah kaprah!

at least, Upaya nyata sudah di lakukan oleh pihak berwenang. sekaligus wahana pembelajaran bagi si Gingga untuk lebih mawas terhadap sekitarnya. Demikian si Wartawati cilik melaporkan dari lokasi.... dibantu tukang poto amatir dibalik layar.


Minggu, 19 Juli 2009

painting ACRILIC....

aksi Arnold Lowrey... biar pacu reaksi hasrat berkarya bagi diri sendiri.... mungkin juga personil lain yang punya kepentingan sama. SILAHKAN......

Senin, 13 Juli 2009

EJA gelagat gempa....,

Masih relevansi artikel pendahulu,
Kian mendekati tanggal 22 Juli. Semakin menumpuk rasa penasaran. Resah JUNI mendekati muara JULI. Benarkah nanti-nya akan ada peluang tsunami seperti yang sudah diramalkan. Paling tidak ada beberapa catatan dari pihak BMG. Serangkaian aksi gempa di beberapa daerah tanah air. Entahlah, apa ini bisa dijadikan langkah deteksi dini agar semua komunitas pesisir lebih waspada.
Berikut dibawah ini ada sekedar catatan yang saya ambil dari Tempointeraktif.com. Tentu-nya hanya sebagai ulasan bersahaja. Bukan referensi lengkap bagan dan timbun data statistik. Penghantar wacana dengan balut gelisah yang menyelimuti obsesi dan couriosim pribadi. Saya hanya berkaca dari pengalaman nimbrung bahasan seminar yang pernah saya ikuti. Bahwa sebelum bencana besar biasanya selalu diawali dengan pernik progresitas letup bencana kecil.

At least, fungsi saya sebagai Fasilitator Dalam strata kapasitas paliiiiing rendah, dalam Pelatihan Penanggulangan Bencana Berbasis Kemitraan tidak sekedar lembar sertifikat, bernasib penghias bendel arsip. Bisa jadi sesuatu yang bermanfaat. Syukur-2 diterima jadi kupas-kaji. Demi kebajikan antar sesama, dalam bingkai CCR = Coastal Community Resilliance .. pernah di-gaungkan dalam alur program kebijakan flowchart pemerintah.

Gempa 6,4 SR Menggoyang Kota Sumbawa Besar

Senin, 13 Juli 2009 | 18:43 WIB

TEMPO Interaktif, Mataram - Kota Sumbawa Besar Nusa Tenggara Barat digoyang gempa Senin (13/7) pukul 18.52 waktu setempat. Goyangan cukup besar sehingga menyebabkan penduduk berlarian keluar rumah yang umumnya rumah panggung tiang kayu.

Salah seorang warga Sumbawa Besar Khaiiruddin mengaku sedang duduk di pinggir jalan , ikut merasakan getarannya. ‘’Luar biasa. Orang ketakutan sambil berteriak linir...linir...linir,’’ kata Khairuddin menjelaskan suasana di Jalan Diponegoro seberang timur depan Markas Polres Sumbawa. Di sekitarnya terdapat lima rumah panggung yang bertiang kayu. Tetapi belum diperoleh info terjadinya kerusakan dan korbannya.

Menurut informasi dari Badan Meteorologi Geofisika, kekuatan gempa mencapai 6,4 skala richter pada posisi 9.44 lintang selatan dan 119.32 bujur timur atau 107 kilometer barat laut Waingapu Nusa Tenggara Timur di kedalaman 86 kilometer.


SUPRIYANTHO KHAFID

Mentawai Diguncang Gempa 5,2 Skala Richter

Minggu, 12 Juli 2009 | 08:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Gempa dengan kekuatan 5,2 skala Richter mengguncang wilayah Sumatera Barat, Minggu (12/7). Berdasarkan pantauan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika, titik gempa berada di di 206 Kilometer Barat Daya Pagai Utara Mentawai.

Gempa terjadi di kedalaman 45 Kilometer di 3.67 Lintang Selatan dan 98.47 Bujur Timur. Gempa yang masuk dalam kategori rendah itu terjadi sekitar pukul 02.35 WIB dan tidak menimbulkan korban jiwa.

BMG/RIKY FERDIANTO

Banggai Diuncang Gempa 5,5 SR

Jum'at, 10 Juli 2009 | 18:29 WIB

TEMPO Interaktif, Luwuk - Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), provinsi Sulawesi Tengah, Jumat siang (10/7) diguncang bencana alam gempa tektonik berkekuatan 5.5 Skala Richter (SR). Akibatnya warga di dua kabupaten tersebut berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri

Pusat gempa tersebut berada di Teluk Tomini atau sekitar 52 kilometer arah tenggara Kota Gorontalo dan dekat dengan kota Luwuk ibukota Kabupaten Banggai. Gempa itu tak menimbulkan tsunami.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palu melaporkan, episentrum gempa yang mengguncang wilayah timur Provinsi Sulteng itu berada pada koordinat 0,24 lintang utara dan 123,44 bujur timur, dengan kedalaman 211 kilometer dari permukaan laut.

Informasi dari lapangan menyebutkan warga di dua wilayah ini merasakan getaran gempa sekitar III-IV MMI (Modified Mercally Intensity). Guncangan gempa tersebut terasa hingga 10 detik. Beberapa penduduk merasakan getaran gempa tersebut sekitar IV-V MMI

Seorang warga Luwuk, Masdar mengatakan guncangan gempa terjadi beberapa menit menjelang Salat Jumat. Akibantya banyak warga tak melakukan shalat Jumat. Mereka memilih melarikan diri ke bukit-bukit yang mengitari Kota Luwuk.

Begitu juga para pegawai yang masih berada di kantor serta sejumlah orang yang berada di dalam masjid menunggu kotbah dan salat Jumat juga berlarian keluar ruangan karena khawatir tempat itu ambruk. "Gempanya cukup keras, warga lari menghindari ancaman tsunami.. " kata Masdar.

Warga Banggai sudah trauma dengan gempa. Pada 4 Mei 2000 Banggai dan Bangkep diguncang gempa besar berkekuatan 6,5 SR dengan kedalaman normal, yang mengakibatkan 54 orang tewas dan 23.000 bangunan penduduk rusak di Kabupaten tersebut.

DARLIS

Selatan Nusa Tenggara Barat Digoyang Gempa

Kamis, 09 Juli 2009 | 07:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebuah gempa menggoyang laut selatan Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/7) pukul 05.16 WIB.

Menurut informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa berkekuatan 5,4 skala Richter itu terjadi di kedalaman 38 kilometer.

"Gempa itu tidak berpotensi tsunami," tulis BMKG melalui situs webnya.

Gempa yang terjadi di koordinat 10.9 Lintang Selatan 117.66 Bujur Timur, terjadi di 255 kilometer arah selatan Nusa Tenggara Barat.

Gempa sebelumnya terjadi di pada pukul 03.11 WIB di barat daya Ternate. Gempa berkekuatan 5,0 skala Richter itu terjadi di kedalaman 40 Km arah barat daya 99 kilometer dari Ternate.

NUR ROCHMI/BMKG

Gempa 5,4 Skala Richter Mengguncang Gorontalo

Minggu, 28 Juni 2009 | 21:56 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Gempa mengguncang Gorontalo dengan kekuatan 5,4 skala richer pada pukul 21.18 WIB. Pusat gempa berada pada posisi 1,47 Lintang Utara-122,35 Bujur Timur.

Pusat gempa ini diperkirakan sekitar 130 kilometer arah barat laut Gorontalo, 176 kilometer arah timur laut Tolitoli Sulawesi Tengah, 276 kilometer Manado Sulawesi Utara, 315 kilometer barat laut Bitung Sulawesi Utara, dan 364 kilometer Poso Sulawesi Tengah dengan kedalaman 10 kilometer.

Namun menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, gempa ini tidak berpotensi tsunami.

EKO ARI

Gempa 6,0 Skala Richter Guncang Bengkulu

Sabtu, 20 Juni 2009 | 18:54 WIB

TEMPO Interaktif, Bengkulu: Gempa berkekuatan 6,0 skala Richter mengguncang Bengkulu pada pukul 16.21WIB. Posisi gempa berada di kedalaman 28 kilometer bawah laut, 5,19 Lintang Selatan dan 102,87 Bujur Timur.

"72 kilometer barat daya Bintuhan-Bengkulu," kata Dadang Permana, Kepala Stasiun Geofisika Kepahiyang, Provinsi Bengkulu.

Berdasarkan cacatan Stasiun Geofisika, guncangan yang dirasakan warga mencapai III Modified Mercali Intensity (MMI). "Tidak sampai menimbulkan kerusakan," ujarnya.

Gempa tektonik ini terjadi karena tabrakan antara lempeng Indo-Australia dan Euroasia. "Masih satu blok dengan gempa yang terjadi pada tanggal 11 juni 2009 yang lalu," ujarnya.

Sebelumnya, pada tanggal 11 Juni, Bengkulu diguncang gempa berkekuatan 5,5 skala Richter di kedalaman 22 kilometer bawah laut, 4,99 Lintang Selatan dan 102, 86 Bujur Timur, 61 kilometer barat daya Bintuhan-Bengkulu.

Dadang mengimbau warga, khususnya yang tinggal di pesisir pantai, untuk tidak panik karena tidak ada potensi tsunami. "Kekuatan gempanya masih di bawah 6,5 SR," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, warga yang tinggal di pesisir Kabupaten Kaur sempat berlarian keluar rumah dan berdiam di luar selama 30 menit karena takut terjadi terjadi gempa susulan dan juga tsunami.

Stasiun Geofisika Kepahiyang mengatakan getaran gempa ini bisa dirasakan hingga Pagar Alam-Sumatera Selatan.

Hingga berita ini diturunkan belum terjadi gempa susulan. Namun, Dadang mengatakan, jika pun ada gempa susulan, kemungkinan kekuatannya tidak akan lebih besar.

HARRI PRATAMA ADITYA