Jadi kepingin bahas seputar teripang di Lombok, fenomena jalur niaga yang memang agak sulit terdeteksi. Nyaris semua stok pengepul di Lombok sudah ada yang order dari para pengepul besar di Bali. Biota ini agak membingungkan variasi harga-nya. Umumnya tergantung size satuan centimeter. Spesies yang umum dicari adalah jenis Teripang Susu, grade harga tertinggi dibanding lainnya. Berikut menyusul Teripang Nanas dan varian lainnya. Teripang Susu, kini ketersediaan di alam terbatas. Dominasi alasan, akibat hanya mengandalkan stok pungut langsung di alam. Selama ini gak ada tindakan budidaya. dan jenis ini adalah penghuni perairan dalam. Cukup riskan cara peroleh jika andalin pekerja penyelam tradisional (Hookah). Selalu di-intai bayangan penyakit dekompresi bagi penyelam. Dan bisa jadi rare-nya populasi mereka ini akibat over hunting. Penangkapan berlebih tanpa konsep dasar konservasi yang jelas. Hanya mengandalkan demand. Tanpa dibarengi tehnologi upaya supply.
Tampak pada inset (atas) adalah teripang jenis lain, bernama latin Holothuria edulis. Sejauh yang saya amati. Spesies ini dianggap grade terendah. Paling mudah ditemui di areal perairan dangkal yang di tumbuhi lamun (Seagrass). Tubuh atas legam mix coklat dan cenderung purple. Repotnya penangkapan toh juga konsisten. Size besar 50-an cm sudah jarang terlihat. Kecil-pun 10 cm ke bawah di embat juga oleh para nelayan. Gak ktemu indukan...juvenil-pun disikat. Padahal gak ketulungan kondisi susut kering. Entah berapa harga satuan...mungkin masuk cutting, kategori kelas ampas.
Menarik-nya,
ada input menarik saat saya ikutan pertemuan komunitas Jaringan Kerja Reef Check Indonesia, Tejakula-Bali, November 2008 (link). Dalam panduan sabak program Reef Check ada beberapa additional biota. Tidak pada u/w slate..,tapi panduan gambar biota penyerta. Holothuria edulis termasuk kategori biota indicator yang perlu di observasi. Mengingat gradasi populasi yang memprihatinkan. Jarang terlihat oleh para penyelam wisata maupun Sensus Diver. Demikian alur juglak dari kantor pusat Reef-Check afiliasi program.
Tampak pada inset (atas) adalah teripang jenis lain, bernama latin Holothuria edulis. Sejauh yang saya amati. Spesies ini dianggap grade terendah. Paling mudah ditemui di areal perairan dangkal yang di tumbuhi lamun (Seagrass). Tubuh atas legam mix coklat dan cenderung purple. Repotnya penangkapan toh juga konsisten. Size besar 50-an cm sudah jarang terlihat. Kecil-pun 10 cm ke bawah di embat juga oleh para nelayan. Gak ktemu indukan...juvenil-pun disikat. Padahal gak ketulungan kondisi susut kering. Entah berapa harga satuan...mungkin masuk cutting, kategori kelas ampas.
Menarik-nya,
ada input menarik saat saya ikutan pertemuan komunitas Jaringan Kerja Reef Check Indonesia, Tejakula-Bali, November 2008 (link). Dalam panduan sabak program Reef Check ada beberapa additional biota. Tidak pada u/w slate..,tapi panduan gambar biota penyerta. Holothuria edulis termasuk kategori biota indicator yang perlu di observasi. Mengingat gradasi populasi yang memprihatinkan. Jarang terlihat oleh para penyelam wisata maupun Sensus Diver. Demikian alur juglak dari kantor pusat Reef-Check afiliasi program.
Paling tidak membuktikan bahwa upaya re-stok sangat mutlak dilakukan. Persis lintas mata rantai canangan program DKP pusat. Tematik Rehabilitasi Kawasan Konservasi Perairan.
Apakah diperlukan penentuan kawasan demplot? khusus sebagai lahan konservasi budidaya teripang di Lombok. tentu terkait kajian studi tindak lanjut. Baik Diskanlut, sebagai stake holder utama. Maupun pihak pendukung lainnya.
Pertanyaan selanjutnya, adakah lokasi yang memadai? Saya mencoba sedikit ungkap kisah pengalaman survey silam, Juni 2006.
Lokasi-nya ada di bilangan gili kawasan pesisir Sekotong- kabupaten Lombok barat. Dan maap! gak bisa saya sebutkan nama persis-nya. Demi kepentingan konservasi alamiah gili itu sendiri.
Survey itu sendiri terkait kegiatan sensus karang. Sekaligus pengambilan beberapa sampel jenis specimen kriteria karang hias. Program transplantasi karang di kawasan teluk Sepi. Upaya sub-kegiatan dalam bingkai utama, persiapan KKLD (Kawasan Konservasi Laut Daerah). Secara gak sengaja kami temukan limpahan populasi biota Teripang jenis Holothuria edulis. Bercampur minoritas Teripang Nanas. Sekilas bikin kagum, karena sebaran anakan (juvenil) yang sangat ramai menghiasi substrat dasar. Meskipun size mereka hanya 1 inch. Tingkat kerapatan yang mencengangkan!
Kala itu "temuan" tadi seolah sekedar headline news bagi kami pribadi. Asupan database yang mungkin kelak bermanfaat di kemudian hari. Dalam presentasi program KKLD teluk Sepi memang sudah di kilas-ungkap. Entah apakah ada pihak yang tergerak. Allhu-alam.
Ringkasnya,
Berselang 2 tahun ini. Gimana nasib para juvenil Teripang tadi ? yang jelas belum sempat saya kunjungi dalam aksi next following dive. Sudah dewasa...atau juga sudah terdeteksi para nelayan sekitarnya. Menjadi lahan keruk ekploitasi biota, mengejar mimpi rupiah yang gak seberapa. Bahkan nominal kiblat dolar yang gak jelas juntrung bagi kesejahteraan masyarakat pesisir...nasib terpinggirkan.
Kian membebani sejumlah tanya dalam dasar benak. Ada yang tergerak pingin ajak saya survey anjangsana, Ayo kita come-on......
trek photos :
Pertanyaan selanjutnya, adakah lokasi yang memadai? Saya mencoba sedikit ungkap kisah pengalaman survey silam, Juni 2006.
Lokasi-nya ada di bilangan gili kawasan pesisir Sekotong- kabupaten Lombok barat. Dan maap! gak bisa saya sebutkan nama persis-nya. Demi kepentingan konservasi alamiah gili itu sendiri.
Survey itu sendiri terkait kegiatan sensus karang. Sekaligus pengambilan beberapa sampel jenis specimen kriteria karang hias. Program transplantasi karang di kawasan teluk Sepi. Upaya sub-kegiatan dalam bingkai utama, persiapan KKLD (Kawasan Konservasi Laut Daerah). Secara gak sengaja kami temukan limpahan populasi biota Teripang jenis Holothuria edulis. Bercampur minoritas Teripang Nanas. Sekilas bikin kagum, karena sebaran anakan (juvenil) yang sangat ramai menghiasi substrat dasar. Meskipun size mereka hanya 1 inch. Tingkat kerapatan yang mencengangkan!
Kala itu "temuan" tadi seolah sekedar headline news bagi kami pribadi. Asupan database yang mungkin kelak bermanfaat di kemudian hari. Dalam presentasi program KKLD teluk Sepi memang sudah di kilas-ungkap. Entah apakah ada pihak yang tergerak. Allhu-alam.
Ringkasnya,
Berselang 2 tahun ini. Gimana nasib para juvenil Teripang tadi ? yang jelas belum sempat saya kunjungi dalam aksi next following dive. Sudah dewasa...atau juga sudah terdeteksi para nelayan sekitarnya. Menjadi lahan keruk ekploitasi biota, mengejar mimpi rupiah yang gak seberapa. Bahkan nominal kiblat dolar yang gak jelas juntrung bagi kesejahteraan masyarakat pesisir...nasib terpinggirkan.
Kian membebani sejumlah tanya dalam dasar benak. Ada yang tergerak pingin ajak saya survey anjangsana, Ayo kita come-on......
trek photos :
4 komentar:
Dear Pak,
Mohon informasinya, apakah saya bisa mendapatkan data lengkap tentang keberadaan juvenil teripang yang ditemukan di gili? kebetulan saya sedang menghimpun data nursery ground teripang di Indonesia.
Salam,
Ana
klo data lengkap secara sensus spesifik gak ada. itu cuma foto selagi kegiatan pengambilan indukan karang untuk pembiakan transplantasi. Jadi cuma kebetulan saja. Jadi sekalian di dokuentasikan. Dan gak semua gili di Lombok loh.
Ohya ...mbak Ana, maap klo respon terlalu lama. Saya gak bisa setiap waktu bs pantau setiap saat alur timeline dan komen di postingan lama. Semoga kegiatannya lancar.
Salam
Berapa harga perkilo
Posting Komentar