Pesan singkat tertanggal 14 April 2009 lalu. Berupa forward e-mail sesama rekan rana maya. Gak gitu menghebohkan. Repotnya tanpa pemasok nama pewarta – blank inisial, anonym nara sumber. Hanya link antar kolega…. Lalu mungkin ada oknum cukup usil untuk ditayangkan pada menu bumbu wacana internet. Berharap lahir buah bibir… Bukan! Setidaknya jadi inspirasi pola pikir. Bagi saya pribadi.
Prediksi ini kadang cukup aneh. Mengusik semangat saya untuk lebih berpikir dalam, teori pembalikkan. Asah kupasan ala Detektif… menghimpun impuls syaraf deteksi kasus. Adakah latar belakang konspirasi di sajian berita itu. Fiksi atau factual.
Terlepas dari semua detil alibi ilmu pengetahuan yang mewarnai. Dominasi kawasan jalur gempa dunia, Mediteranian dan Circum Pasifik. Kategori Vulkanik adalah geliat aktivitas magma. Tektonik berupa pergerakan lempeng bumi. Sama-sama aksi tabiat bumi. Sekaligus ingatkan pada kajian Qurani-ayat Ilahiah “Gunung-gunung tidaklah diam…”.
Kajian ini mungkin bukan wacana baru pada sesi ilmu Geologi. Teori ilmu dasar serap Geografi sejak SMP. Belakangan baru bisa saya nikmati, sejak nonton film garapan sineas luar. berjudul Volcano…release 1997. Produksi 20th century Fox. Promo copywriting-nya cukup angkuh, “Hotter than Hell”.
Juli entar lagi…,
Bulan “High season” kunjungan wisata. Indonesia berarti juga Lombok. Imbauan “Stay away from the beach”. Kog serasa dampak hantam rata. Terkait situs poin gempa (liat gambar). Kalo saja terjadi, dominasi gempuran tsunami akan lebih dulu membabat wilayah pantai utara Indonesia umumnya. Artinya “masih” terdapat zona pesisir aman! Logika sederhana terutama kawasan wilayah Selatan dan Barat Daya. Zona Segitiga Emas Indonesia relatif save-range!!!
Mencoba kait mata rantai kasus, saya biarkan imajinasi berkelana. Berbekal kolaborasi subsidi silang data. Identifikasi prediksi tsunami ini kog persis jelang momen penentuan data-base 7 keajabain “wisata-alam” dunia (New7wonders of Nature). Mengakomodir banyak-nya polling di penjuru dunia. Tiap negara ajukan stok pesona wisata masing-masing. Primadona situs wisata Indonesia adalah fenomena KOMODO. Notabene di-ikutkan dalam ajang internasional itu. Pernah saya singgung di artikel pendahulu.
Eja teori konspirasi termudah. Isu tsunami tadi memang bisa sengaja diciptakan.. CreaTIPS. Membentuk dzarrah-opini agar menjadi paradigma meluas. Dampak sederhana-nya tentu coastal-community region lokal bakal resah lalu menyingkir. Entah sementara waktu. Terlebih traumatic. Dramatikal perang global…plonco-scenario.
Turis Eropa dan mancanegara-pun bisa teralih minat kunjung. Termakan bualan isu. Klo itu terjadi, bayangkan penurunan drastis signifikan di ladang Pariwisata. Mainly, dialami negara-negara yang disebut tadi. Aussie juga? Akh!!! Sisip intrik penenang. kog lompati Papua Nugini (gak disebut dlm surat)...Berujung dogma pembaharu. Jangan datangi kawasan zona pesisir.
Era digital = perang pemikiran
Sejak era perang Dingin lewat. Seminimal mungkin peralatan senjata berat di kurangi. Sebisa mungkin efektivitas dampak korban humanism. Tapi upaya licik tetap saja terpola lebih canggih. Sejalan penemuan tehnologi maupun “masih” tempuh cara konvensional berkedok “olahan” bencana alam. Paritas jenis virus, variabel kreasi demi kreasi. Ghizwazul Fikri….perang pemikiran yang kini kian terjalani.
Andai saja sebuah bencana alam bisa diciptakan. Menyikapi-nya serasa lebih mudah. Semisal andai tsunami Aceh. Cukup berdasarkan hasil pemetaan alur spectrum gempa di kedalaman samudra. Terperinci data komplit, cari lokasi lempeng landas tumbuk pergerakan bumi. Tanamkan beberapa detonator, tehnologi Blasting terkini. Sepanjang garis zona lempeng, sepakat dampak yang di-ingini. Mempercepat aktivitas Ring of Fire, mendulang bencana demi sebuah tujuan dan obsesi. Berbekal kapal selam tenaga nuklir… para pelaku bekerja elegan dan bungkam di kedalaman.
Artificial Disaster: juga bisa lahir karena kreatifitas. Tapi ini bukan kewajiban anda untuk percaya. Saya hanya upaya gali inspirasi, contek alur ilham dari penulis kenamaan, Julies Verne (1870). pencipta tokoh bernama kapten Nemo dan kapal selam Nautilus. Novel ber-genre Science Fiksi berjudul “Twenty thousand leagues under the Sea”.
NB : artikel tsunami pendahulu...anekdot & kunjung aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar