Go Blue….what going on?
Momen ini belum lama lewat. Berlangsung 22-24 Oktober 2008 lalu di Reef Check Center Desa Sembiran-Tejakula, Kabupaten Buleleng-Bali Utara. Inisiatif Yayasan Reef Check Indonesia (YRCI) yang juga rupa salah satu anggota Jaringan Reef Check Indonesia (JKRI), kerja bareng dengan Yayasan WWF Indonesia, K2nya lokasi mukim di Denpasar.
Tematik terkait adalah tekanan pasar global terhadap peningkatan konsumsi ikan-ikan karang di Indonesia. Sehingga perlu ada upaya menciptakan manajemen yang baik, menghindari lagi timbulnya isu Over-fishing maupun Destructive-fishing. Tahap awal perlu dilakukan pendataan kondisi dan rantai perdagangan ikan-ikan tersebut. Cetus ide, diadakanlah bekal latih bagi calon surveyor yang diharapkan dapat melakukan tugas tadi.
JKRI sebagai aset SDM
Sehubungan dengan kepentingan tersebut, keberadaan JKRI memang dipandang sangat strategis. Wadah ideal yang dapat melakukan pemantauan dan penelitian di tingkat nasional terhadap isu-isu kelautan. Terlebih penekanan harapan, nantinya dapat turut berkecimpung di rana pengambil kebijakan, sektor kelautan.
Selain itu, pertemuan ini juga sekaligus jadi ajang tatap muka dan kordinasi antar anggota untuk mereview program dan perkembangan JKRI 3 tahun belakang, untuk kemudian menentukan langkah kedepan berdasar kesepakatan bersama.
Singkatnya jadi pakem reuni temu 2005 lalu di Sanur-Bali, menampilkan sebagian besar wajah-wajah generasi baru. Kali ini dihadiri wakil per-orang dari lembaga dan klub selam universitas, total hadir 21 orang. Kian menarik karena ada sisip materi refresh, Back-certification Reefcheck Eco-diver. Biar up-date minded sejalan waktu….,
Lalu bagaimana dengan nuansa privasi?
Well! Menyusup jauh ke utara Bali benar-benar menghadirkan aura lain. Gak lagi terasa rongrong bising up-town Denpasar. Keep-away from Kuta… buang jauh angan berbaur di gelaran Asean Beach Game. Ajakan Arif Bdel terbengkalai, hunting foto… ataupun sekedar nimbrung di salah satu altar Ubud, ikutan rutinitas komunitas Sketching.
Gak napa-napa, ternyata Tejakula punya wajah beda. Kubu Parisanta milik mas Dion (owner) mampu rasuki “damai” tersendiri. Tepat canang inisial Parisanta…”kedamaian”. Meresap kantung nurani, usai bayar rentan lelah laju lamban transportasi Denpasar-Tejakula. Bungalow sahaja…dipan bertangkup kelambu putih ala pengantin. Sebagian rekan yunior tergeletak just fine di kasur gulung bak jajaran ikan asin. Ngalah untuk 2 senior, Bang lindon dan aku tentu-nya, makasih!
Raih bugar di gerbang subuh… terselubung kagum sambut awal pagi saat jajaki lingkar seputar. Hangat mentari timur menebar benang-benang cahaya… membilas rupa bumi, lansekap Tejakula. Sedikit datar daratan bergaul tipis zona pesisir…boulevard artifisial. Penuh dijejali hotel dan griya pribadi gaya modern. Selatan berdiri pagar betis tebing dataran tinggi.
Selamat datang para SDM = Stock Dive master!
“Class on Bore-Board”
Angle dinamis bird-eye by Otong
“Pause on Green Farm”
Bidik sopir si tukang intip
Sejenak mampir di hamparan hijau lepas batas timur Tejakula. Hengkang menuju Denpasar. Kami kloter garda depan, sesi bergaya ala Boy-BLUEband.
Left 2 Right
ANDRE : tatap lembut ala pujangga
B.LINDON : senyum simpul pramuka…tgelitik kumis sendiri.
YUSRAN : buang tatap wawasan nusantara via kamera HP
KINCIT : kegirangan liat burung tante girang lepas terbang…
YASSER : utusan PLO skalian survey ladang minyak di sekitar sawah
DAVID : si Winettou lesu akibat cacar, pasang perban sekenanya di kepala.
GALA-AKSI : kita ngapain sih? Nampang biar dikata mirip tukang sayur ya?????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar