Bisa dibilang ini moment baksos paling beda dari biasa. Selain terkait haul peringatan berdirinya Lili Consultant kerjasama dengan Ar-Rayyan Peduli. Berhubung sudah niat gabung... abaikan soal flu, meski badan saya masih standar gak total fit.
Uniknya, moda transport pake truk angkut personil TNI-AD unit BeKang. Jangan ngarep ada sensasi nikmat peredam guncang, shock breaker. Melaju kecepatan standar maksimal 40-50 Km/jam. Raung mesin super bising..bikin kebal kuping. Alhasil... pusing saya kambuh rangkap kuadrat!!! cenat..cenut... masuk angin, susah kentut.
Berangkat dari 'markas' LC (persis Bandini cafe), kami cuma ber-lima di palka kanvas belakang. Terapis kaum ibu-ibu di-alihkan pada vehikal lebih memadai di grup lain. Duduk dengan bangku kayu panjang, format berhadapan, memberi kesan mendalam. Guyon mengusir penat perjalanan. Rasanya kayak kesan "penjemputan"..kemelut malam-cekam bersejarah viral 65's. hehehe... sementara rekan korlap tuan 'Musagar Sagar' terkekeh khas. "wah kita ini persis adegan digiring ke ladang pembantaian". Maksudnya mengarah tragedi berdarah vietnam bertajuk 'Killing Field". Sisi lain, sekilas jadi terkenang aksi heroik uncle Rambo.. atawa opa Chuck Norris di sekuel "MIssing In Action" the series.
Sinergitas faktanya, aktifitas hari ini memang terkait misi..."Miss in Action". Rindu akan aksi. Kegiatan kemaslahatan umat bidang kesehatan mandiri ala at-thib. Thibbun Nabawi. Bukan ajang berdarah-darah...dengan momok tragedi kengerian. Tapi sosialisasi hijamah...bekam. Menguras darah statis. Alhamdulillah acara berjalan sukses. Warga dusun Telaga Wareng antusias menyambut aksi baksos.
Tiba penghujung. Ah, mumet flu kambuh. belum lagi bayangin derita laju truk jauh dari zona nyaman. Tapi sedikit lega...kini saya bisa duduk depan samping pak Supir. gak lagi menderita masuk angin. Sementara, di palka belakang ketambahan penumpang ekstra. Segelintir cyclist tipe All Mountain asal Mataram. Kemarin malam mereka nge-camp di bukit Nanggi sembalun. Tentu saja demi jajal trek downhill disana. Rombongan kecil ini ketemu kami di persis di gapura masuk Telaga Wareng. Paska usai sholat maghrib di Musholla samping.
Lepas jauh isya kami baru mulai bergerak. Jeda stand bye yang amat ME-MUAK-KAN, swear!!!. merayap liuk jatah aspal. Lagi-lagi dengan kecepatan level slow but sure! Maklum arus lalu lintas cukup padat. Memanjat teras hutan pusuk...ngobrol berbaur raung mesin persis dibawah pantat jok (it's not a joke). Ini seperti bumbu fenomena jagat liyan. Berupaya menajamkan pendengaran. Antara berisik mesin...efek tabir kuping pada alur rongga sinus akibat biang flu. Plus dinamika tanjakan berdampak pada sulitnya ber-Equalisasi. Ear popping... i want to hear. Gimana gak menarik....di segmentasi tanjakan Pusuk, kali ini ada paparan kisah soal kemelut 5000 Pucuk. Pastinya non minuman kemasan instan, Teh pucuk. Tapi viral senjata yang jadi trending topic dikalangan kubu militer.