Jumat, 28 November 2008

Anekdot seputar Tsunami….,

-->berikut adalah anekdot olah-kata milik pribadi. daripada tersimpan di memori otak.. mending saya transfer di lambung blog ini. sudah lama cetus ide...tentu-nya kini tampil dengan olahan yang semoga lebih hidup. Dan bisa sdikit menghibur... kalo ada claim pendahulu pernah ada yang duluan muncul, tolong saya segera di-ingetin! biar tak hapus as soon as possible...,


Cerita 1 :
sinularia - death man fingers . (Dok.pribadi)
Ini kisah konon menurut para pakar lingkungan kelautan yang terlibat langsung dalam hari awal paska penanganan bencana tsunami Aceh di akhir tahun 2006. Mereka fokuskan pengamatan pada efek getaran dahsyat gempa tektonik lempeng bumi, yang merupakan alur spectrum gempa Indonesia bagian barat. Lintas alur Ring of Fire…
Prediksi dampak itu sekaligus menjadi referensi tolak ukur efek yang di-relevansikan dengan satuan skala Richter. Hasilnya memang cukup signifikan, beberapa lansekap garis pantai sebagian Aceh “terangkat”. Gugus terumbu penghalang (Fringing reef) seketika nongol muncul kepermukaan sekitar 1 meteran dari garis pasang-surut tertinggi. Dari sekilas observasi metode Rapid Assesment diperoleh gambaran ringkas. Sekian banyak varian spesies koloni karang yang kerap ditemukan adalah Sinularia. Dalam bahasa Inggris sering disebut Dead Man Fingers coral!


Cerita 2 :
Efek getaran tsunami Aceh ternyata bukan saja mampu menggoyahkan dampak alam lokal sekitarnya. Namun terbukti juga bisa mengguncangkan getir hati dari hampir banyak perasaan unsur humaniora, miris-nelangsa…trenyuh galau… teriris tipis sekian lapis. Ditandai dengan reaksi tanggap dari sekedar ucapan belasungkawa - turut berduka cita. Menggalang dana… dan bejibun ingin rembuk jadi relawan. Indonesia menangis… sebagian negara luar sesenggukan!
Dan berikut kisah di salah satu posko pemberangkatan relawan, entah ber-entah, jelasnya masih di lingkup tanah air, abadi nan jaya (kata-nya!). terjadi dialog antar oknum panitia…, inisial-nya pake akronim abjad.

A : “hai G, aku dengar kamu kemarin ada nolak seorang calon relawan ya?”
B : “Padahal kata-nya orang itu paling antusias dibanding kandidat lain-nya, knapa?”
C : “iya nih! G pilih kasih! Klo tmen-2 dekatnya diprioritaskan! (…biar kian reaktif! ), why
man??? explain to us donk!” (rada sok ke-inggris2an)
D : “SttttG cari untung pribadi tuh!” (berbisik kesebelah…si D notabene tabiat provokator)
E : “Iya ni..diem mulu’…ayo jelasin kami baaaang! (setengah ngerayu… cewek sih!)
F : “Tapi denger2 dia di tolak posko lain juga , walau sampe merengek biar gak dibekali ransum
dia berani asal di berangkatkan, dia janji akan survival gitu tiba disana. Aneh…?????
G : dia bernama SUMANTO!
A - F : OOOoooooooo……pantes!!!!!! (kcuali G gak ikutan!)

Kamis, 27 November 2008

ide segar....or ide jorok?

Menangkap ide lewat…..


Seorang teman di lingkup virtual pernah ajak saya untuk kian giat umbar ide dan opini. Semacam tindakan or gerakan “createTIPs”. Dengan alasan itu, dengan ringan tangan diberinya aku amunisi referensi menarik. Majalah Bajigur edisi awal…berparas e-zine, terlahir oleh komunitas kreatif Jogja. Kalimat Embel-2nya simple, majalah kreatif berbasis kerakyatan… juga klaim sebagai filosofis aksi “Cacing kreatif”. Gambaran aktifitas underground, kasat mata, tapi berperan penuh pada efek kesuburan tanah. Hasilnya adalah indikasi munculnya tunas yang beranjak kian tumbuh. Jabaran sederhana Industry kasat mata. Para hidden agent…

Masih terkait referensi, salah satu materi juga memuat artikel tentang komunitas Petakumpet Jogja. Relevansi temukan titik temu judul buku “Jualan Ide Segar”, tulisan M. Arief Budiman-salah seorang pendiri petakumpet. Kian bersemangat kecimpung hasrat diri.

Ada tips paling ringan…”tuangkan apapun ide yang datang…segila apapun wujudnya”. Jangan terkebiri segan..perasaan janggal. Biarkan jadi seperti ada-nya.. berpoles prosesi yang menyertai. Dari sekian banyak literature ungkapan itu paling sering di lontarkan para penggiat tema terkait.

Nah! Di bawah ini ada satu karya biasa, selagi olah materi untuk bahan stok etalase on-line milik pribadi. Lagi buntu utak-atik di photoshop… kog mendadak nyelonong muncul ide ber-karikata. Berkaca pada tips ringan tadi… saya sendiri gak paham dari mana ilham jahil-nya, pyar-jreeeng… bagai benderang bohlam. Was-wasil honnas… kata penggiat religi…bisa jadi.




berita PHOTO.... autobiografi



16 November 2008

Jeda tunggu jadwal pameran Kokkang di Museum Kartun Kuta-bali. Ajak kami singgah di rindang kanopi waru-lot pesisir Seminyak. Antisipasi bosan kami isi dengan aktivitas sketching dengan model obyek sekitarnya. Hasilnya bisa lihat di http://glxgallery.blogspot.com.

Selasa, 25 November 2008

Penuhi undangan PAKARTI

KOKKANG gelar pameran di Museum Kartun Bali…..,

Awalnya hanya lantaran undangan hadiri seminar temu komunitas kartunis “Kokkang” via on-line, mailist Pakarti. Berlokasi di museum kartun Kuta-Bali. Gak bisa dipungkiri bahwa Bali selalu saja bisa menciptakan daya magnetis yang lain. Sekalipun bukan alasan “cuma” itu yang bikin aku tergerak kunjung. Di hitung-hitung dalam kurun sebulan, sebelumnya aku sudah 2 kali keluar kandang. Awalnya temu Reefcheck di Tejakula-Bali, terus sambung lokakarya HAPPI di Jakarta. Sempatkan diri mampir Malang nikmati alur rel Gambir-Kotabaru. Peluang sungkem ortu…

Bisa dibilang remeh motivasi “tandang” kali ini, cuma gara-gara salah satu artikel di buku pak Darminto “Anatomi Lelucon-di Indonesia”. Terbeli di tahun 2005-an selagi konsen sebagai aktivis kartun. Artikel bahas Kokkang jadi pematik gelora diri. Sebentuk sentra paguyuban kartun yang kiprahnya sudah teruji waktu. Repotnya, pernik asa begini selalu saja terpendam bagi bara-sekam. Terapan metodologi sahaja sebagai konsekuensi redam ingin. Pundi angan milik-ku paling berharga!

Entah sejalan prosesi alamiah, namun tetap teryakini sebagai hidayah Ilahiah. Secara logis-realistis, fenomena bawah sadar tadi berbuah nyata. Melalui ajakan gabung dalam proyek pesisir di wilayah Jateng tahun 2006-2007. Keluar Semarang tujuan Kendal…Batang…Brebes-Tegal, selalu saja aku tergelitik tiap tiba di papan lingkar simpang… itu arah Kaliwungu! Bangkit lagi minat usang, gelagat hampiri kampung kartunis. Tapi karena sempit alokasi waktu dan fokus tangani jibun tugas, aku cuma kebagian sekedar lewat… pass it thru only! Gak ada peluang singgah. Dan senantiasa berkubang lagi dengan tematik nada tanya “Ada apa dengan Kaliwungu?...” padahal hanya hitungan jengkal dan hasta langkah…ironis-dilematis!


But wait!!!……………..........,

Terbukti lagi, Tuhan memang terlalu genius sebagai pemberi petunjuk dan solusi unik! Impian hamba-Nya tidak dibiarkan hampa…hambar..sepo selera! Selalu punya cara, sekalipun nyaris redup tergilas waktu. Seketika bergolak lagi derap jiwa terbangun ritualitas. Pagi 15 November naik feri seberangi selat Lombok…tiba Padangbai jeda pos periksa.. lalu beringas tancap tarikan gas kebut Denpasar.

Bali, 16 November 2008

Acara masih tergelar sore, si Bdel-Arief kini jadi pemandu ulung di belantara Denpasar. Berbekal peralatan gambar comotan di Gramedia yang malam sebelumnya terbeli, kami bernaung pada rimbun tajuk Hibiscus tiliaceus di 1 sudut boulevard pasir Seminyak. Aksi sketching….membedah senggang waktu. Jelang siang mendung mulai turun hiasi kanvas langit. Waktunya beranjak… dentum perut minta isi. Putar haluan ke sekitar Kerobokan, ayam goreng dengan 3 varian sambal. Amblas! gak peduli bakal mulas. Lapar sirna ganti sajian kopi gelas jemblung… sesuai ukuran tamu berpredikat Bdel!


Aura lokakarya

Secara umum, acara ini cukup dikata sukses sekalipun gak berhasil membangun “karakter” sebagaimana layaknya sebuah seminar. Bisa akibat persiapan panitia yang kurang matang. Sebagaimana juga paparan tokoh wakil tuan rumah. Nuansa rangkai parade seni jadi pudar akibat ada oknum tokoh terjangkit sakit. Namun apapun alasan, aku tetap gak geming dari pijakan kursi. Ikuti rima acara dengan segala fluktuasi-nya. Terlebih ini berangkat dari sebuah obsesi tunda. Sejalan sesi acara, filosofi berkartun memang bisa juga menjangkiti para oknum, parody-satire. Dalam berkarya “mereka” mampu menggelitik syaraf geli pemirsa tatap, bikin senyum bahkan pingkal. Tapi miskin geliat gulir komunikasi interaktif. Gak papa… toh masih bisa bikin aku geli sekalipun cuma dalam hati. Mau ketawa…kuatir malah ntar di tanggapi salah oleh para pembicara di depan. Hahahahaha………….nyata-nya aku memang haus umbar pingkal.

Karena keterbatasan waktu pula, aku jadi gak bisa bercengkrama lama dengan mas Darminto. Sekedar jabat akhir jelang pamitan. Tapi sempat obrol ringkas, “buku sampeyan memang sumber inspiratif bagi saya”. Terima kasih buat selingan alun suling merdu mas Ifoed, terutama narasi “Bertemu Tuhan lewat Kartun”. Saya datang pake motor butut juga karena “bimbingan” via iradat Allah SWT. Mas Wahyu, berlogat kental Jawa Timuran! Berkisah flashback, tersendat karir wartawan kembali berkubang tabiat kartunis. Sampeyan ncen gak pantes mneh berceloteh! Wis kadung lihai tutur gambar!!!” mumpuni bahkan!

Terakhir…,

Ritual cengkrama dengan para duta senior Kokkang, bagi aku terdapat sebuah sumbangsih esensi. Proses jalin-nya sungguh memikat. Rentang kilometer Kaliwungu-Lombok pupus di Bali. Saya cuma bisa berharap semoga ini jadi awal bagi rangkaian silaturahmi. Baik kesempatan alam nyata ataupun via virtual forum. Sampe ktemu lagi di bilik maya…..,

Seperti ungkap pembawa acara, Bali adalah etalase Indonesia. Well! Tapi buat saya bukanlah showroom megah lalu kemudian dijadikan barometer utama. Terjebak konotasi sebentuk berhala, lepas juntrung dogma sembah, lalu terperangkap impotensi umbar karya. Semoga Kokkang kian proaktif di belantara kartun, dan anggap momentum ini sebagai strategi titik Nol Kilometer untuk pesat melaju.

Tetaplah guyub… sekalipun Katrok! Himpun potensi tanpa limbah kasta. Dan aku cuma punya peduli….



jangan kikuk Mas Dar!



mas Darminto + pinter akting....!!



awas Silau!!!!....



Caution : Mine is MINEs….no FEAR!!!!!

temu Ide dan FAKTA di lapangan....,


Dikatakan beruntung, mungkin juga betul. Ada saja nilai hikmah dari “kebetulan” yang bisa teraih dari proses kajian hidup. Kali ini aku hadirkan lagi sebentuk kegiatan sisi lain, mendesain logo T-shirt. Tematik isu laut dan nuansa lingkup SCUBA. Masih rangkaian isi aktivitas di Rinjani Diving Club sekitar 1 dasawarsa lalu. Bekalan hanya peralatan manual, sama sekali belum tersentuh olah tehnologi computer. Gaptek….akibat minim fasilitas pendukung!

Design dibawah ini sejarah lahir-nya mulus, tanpa perah tenaga extra seperti kasus ibu kejang perut..erangan putus…dan akhirnya ber-simbah darah. Ia jadi karena proses order. Yayasan JARI (Juang Laut Lestari) baru saja emban tugas sebagai perwakilan CMC (Central Marine Conservation) di Indonesia, kira-kira di tahun 1998. Salah satu bentuk aplikasi program adalah rutinitas Coastal Clean-up. Dan divisi kami sedang upaya bikin Kaos dengan logo yang tepat. Ajukan ke pihak sponsor, lembaga donor...dan berharap jadi ikonik atribut. Namun dengan alasan satu dan lain hal…urung tampil. Abracadabra! Jadilah kamu pengisi portofolio koleksi priBADI…priBASI…,



Ten years later……,

Beware! Mine is mines.....gak usah takut!!! Judul diatas tadi serasa bawa kait mata rantai cuplik sejarah renta. Kejadian berawal pada kegiatan sensus kondisi biota ajakan Diskanlut Propinsi NTB, observasi tingkat polusi wilayah perairan. Terlaksana di 17 April 2008. Mas Sabaryono masih tetap sebagai dive-buddy. Cuma dibawah kami terpisah beda arah. Saya sisir ke utara dari starting poin rool meter, dia menyelonong sisi selatan akibat interval jebur…beda timing entry. Alhasil status single diver on duty!

Visibilitas cerah…dominasi karang banyak di huni gundukan Porites, varian Acropora bentuk tabulate, dan tonjolan Sponge. Terlihat sebagai paritas generasi yang baru tumbuh. Fenomena kerusakan kemungkinan besar sebagai akibat timpa buangan jangkar. Teramati pada luasan sempit zona rubble yang sudah berselubung alge. Tingkat kerentanan lain kemungkinan sebagai akibat congkel kait para penyelam Hookah-kompressor ban, kebanyakan dilakukan nelayan dari wilayah Montong. Bisa juga efek semprotan potasium.

Kelompok ikan yang tampak didominasi kelompok mayor family Pomacentridae (Betok), Labridae (Cina-cina), Chaetodon (kepe-kepe). Sedang satuan minor individu maupun berpasangan meliputi : Acanthuridae (Butana), Mullidae (Kambingan), Scaridae (Kakaktua), Balistidae (mpak Pogot), Grammistidae (Soapfish).

Simpul mudahnya bgini…, dominasi kelompok ikan mayor adalah komunitas ikan karang yang bukan ikan konsumsi, melainkan berpredikat ikan hias. Kecilnya jumlah kelompok minor berarti indikasi adanya degradasi populasi. Notabene mereka adalah komunitas ikan target. Penyebab utama masih ulah manusia… artifisial damage by human being.

Konsen jelatatan sambil catat temuan di slate… Nah! Ini dia temuan langka. Bukti usang yang tersimpan di teras “kedalaman” Ampenan, sebagai mantan kota bandar. Sisa ranjau laut.. tergolek bisu simpan misteri sejarah kolonial. Snap-shot by camera.. simpan di lempeng memori. Hampir 50 menit bottom time aksi in depth, leave the bubble..take only memory! Ada benarnya kata almarhum Jack Yves Cousteau.

Terkait ampas ranjau…gak kuatir meledak? Herannya gak terbersit risau sama sekali. Saking girangnya ter-ingat karya Logo. Masih sempat tak geser…pindah posisi. Kian yakin itu ranjau saat liat tonjolan mirip tanduk pendek di balikan lingkar cembung bodi keropos besi. Bisa jadi saklar pematik!

Perlahan pulang ke permukaan… ternyata boat keluyuran sedari tadi searching of me. Bapak-bapak..mas-mas..semeton jari.. dari tadi saya di titik cacah yang statis gak berpindah. Belum bisa kenali pecah gelembung “kiriman” dari bawah ya? Hahaha…..



koloni favorit-ku!


skala ranjau laut

good bye...my Mine!