Selasa, 30 Juni 2009

Pedagang ikan keliling...

Serial Pesisir....wacana lokal

Saya jadi teringat program yang pernah di usung salah satu lembaga. Judul-nya program "Ayo Santap Ikan". Inti dari program itu gak keren-2 banget kog! sekedar sosialisasi pada masyarakat untuk santap ikan. Entah ditujukan bagi prioritas masyarakat kelas mana. Yang saya tau program itu dibuat terkesan heboh. Dijadikan rekayasa momentum terkait program hirarki lembaga yang bersangkutan.
Sekaligus peresmian pasar Kebon Roek - Ampenan. Yang konon ada gedung dibangun sebagai lokasi khusus ajang jual-beli, produksi hasil perikanan. baik tangkap maupun budidaya. Nyatanya sekedar nilai fenomenal yang berakhir kesan monumen. Tugu peringatan yang lewat begitu saja.
Kembali kini. Sejak tinggal di kawasan pesisir, Kampung Melayu - Ampenan Tengah. Saya jadi mudah mengamati pola dan geliat aktivitas keluarga nelayan. Terutama dengan skala distribusi mikro. Aksi door to door yang dilakukan beberapa istri nelayan, dominasi mereka tinggal di Kampung Melayu Bangsal. Gak terlalu sulit bagi warga kami "jaminan" mendapatkan ikan segar. Stok limpahan tergantung musim. Kalo bawa-annya sedikit berarti hasil pancingan. While, sedikit melimpah dengan spesies sama artinya didapat dengan jaring. Jadi lebih mudah mendeteksi berkah musim. Beberapa spesies memiliki kurun dan beda waktu tertentu.

Sebagaimana tiba hari ini. Ibu pedagang ikan langganan kami datang dengan penawaran jenis ikan yang lain. Spesies yang tampak pada inset adalah dominasi ikan Tambak. Melihat size (kisaran 12-15cm) mereka ini merupakan satu kelompok generasi. Gak tampak ukuran indukan yang kadang bisa mencapai ukuran 50 cm. Sekilas mirip tampang kakap, padahal bukan. Merupakan kelompok ikan Emperors. Bahasa latin trah keluarga Lethrinidae. Spesifik spesies ber-inisial Lethrinus miniatus. Ciri utama-nya adalah spot warna oranye, pada mata dan pangkal kepit sirip pectoral. Suwir alur sirip ekor (caudal ) dan juga ujung-2 duri sirip punggung (dorsal) maupun anal-fin. Realitas warna pada sampel indicator sudah redup karena pengaruh rendaman es. Sangat beda performa saat awal penangkapan. Perihal rasa, bagi saya pribadi jenis ini paling asyik di-goreng kering.

Jadi menu santap!
Tentunya begitu. Tapi sekaligus ajang pembelajaran wacana biota laut bagi putri saya, Gingga. Pakai metode pembelajaran sederhana, kenal huruf dan pemahaman nama ikan lokal. Juga kemudahan telusuri kelompok. Minimal dari dominasi bentuk. Sekedar upaya penanaman minat dan kecintaan rana bahari.
Payah juga. Tinggal di sekitar lingkungan pesisir tapi ntar buta sesi pelajaran muatan lokal. Garda pesisir. Kebetulan lagi sebentar lagi Gingga masuk TK. Lagi-lagi inisial ber-bau laut "Barunawati". Milik yayasan Sekar laut - notabene afiliasi hirarki unsur kedinasan pihak Pelindo.
Yang jelas ini bukan kurikulum yang di-paksakan. sekedar ajang bermain sambil berbagi ilmu pengetahuan. Semata demi alokasi paham dan kenal...


Next, proses identifikasi sedikit melebar akibat temuan spesies sertaan lain. Tampak pada photo disamping adalah ikan Sunuk dalam bahasa lokal. Biasa disebut Kerapu. In english di bilang Rock-cod atau debut Gropers. merupakan family Serranidae. Detil nama per-spesies dari atas ke bawah :
  1. Epinephelus merra
  2. Cephalopholis miniata
  3. Epinephelus fasciatus
  4. Lethrinus miniatus (Lethrinidae)

migrasi SPEEDY...

Kemarin adalah persis jelang deadline akhir Juni. Blingsatan saya kunjungi plasa Telkom Mataram. Sekedar misi ubah layanan migrasi opsi speedy. Ada beberapa gelintir konsumen jejali kursi ruang tunggu. Herannya, jatah konsumen dari no urut yang saya terima sekitar interval 5 angka. Toh, giliran panggil saya nyaris makan waktu hampir se-jaman... almost 1 hour! Ada apa?????

my turn on desk-call,
Nyata-nya hampir hampir semua pasien Telkom hari itu punya obsesi sejenis. Migrasi layanan ke speedy cermat. Seperti halnya saya yang juga punya tujuan sama. Dua bulan lalu sudah sempat saya ubah level jenjang pilih (register awal tahun ambil Cermat 75.000,- nominal Rupiah). Ambil paket 200ribu jatah 50 jam/bulan. Sekedar penuhi skala ber-internet yang mulai menunjukkan fluktuasi menanjak. Dan demi hasrat membangun konsep work by home. Fakta-nya, karena ke-asyikan ndilalah tagihan rekening lumayan bengkak. Dulu selagi mudah cek situs http://telkomspeedy.com, terasa gitu gampang ikuti jatah billing. Terpampang langsung di kolom kanan. Belakangan sejak situs tersebut ubah model template, konten memang jadi lebih variatif-atraktif. Jujur secara pribadi, saya gak tergerak cari dimana letak kanal cek billing (yang sudah berubah). Otomatis terfokus pada geliat aksi blogging. Sudah ketagihan...boro-boro ter-alihkan cuma sekedar intip cacah jatah eja durasi. Terserah dipahami apa, saya yang kurang ter-inisiatif ... atau memang "ini" adalah bentuk trik dagang pihak Telkom. Pelanggan baru selalu... dan kerap terbuai dengan hal-hal ber-bau anyar. Baik aktivitas sebagai netter...dicurahi informasi dan tayangan konten, iklan yang giurkan rasa penasaran untuk tetap berkubang di rana maya.
Jelang akhir barulah tersadar. warning call jelang masa bayar jelang tanggal 20-an saban bulan. Tagihan anda bulan ini sekian....bla..bla..bla..., dst.

Nimbrung di barisan desk-server, para mbakyu manis melayani dengan segenap hati. Sambil pasang telinga, nguping apa saja misi kunjung para pasien. Ternyata kebanyakan adalah proses pengajuan migrasi speedy. Setiap dari "kami" selaku pasien keluhin jebolnya biaya konsumtif speedy. Dan logika penjelasan mengalir dari para salesgirl counter ini dengan lugas dan diplomatis. Dan tetap ada ungkapan kalimat yang sama "pihak Telkom tidak akan merugikan pelanggan". Kog semua itu hampir terlontar dari para sales-girl tadi saat hadapi kami, pasien demi pasien.... Seolah "dogmatis" bekal dialogis. Mungkin sudah jadi "bekalan" silabus instan-institusional. Tapi kog mudah ter-baca! ataukah intuisi saya aktif mode-ON. Entahlah!!!
Toh ujung-ujungnya, kewajiban melunasi bea rekening tagihan adalah tanggung jawab saya, dan mungkin juga kamu-kalian...kami lain as customer. Mau nyalahin sapa lageee? Tanggung resiko atas alibi dan prioritas kapabiliti masing-masing. Sapa suruh doyan diperbudak terapan IT.

Next...and wait!
Ternyata ada hal "simpel" lain yang ironis. Pilihan kembali ke opsi speedy CERMAT. Saya-pun kian men-cermat-i modus operandi layanan terkait pola pengurusan administrasi pihak Telkom. Sekedar pengisian form pengajuan migrasi. Dalam penyertaan poin statemen, ternyata saya harus bubuhkan materai 2 buah. Alasannya cukup menggelikan. Sebab nomer telpon atas nama orang lain. Notabene adalah nama istri saya. Hebat juga! seolah penguatan hak status kesetaraan... atau memang trend setting. Peran saya selaku kepala keluarga...totalitas user as netter rumah. Sepertinya raib jati-diri... leluasa dilindas tertib administrasi pihak Telkom.

Bingung juga dengan situasi menyebalkan tadi. Haruskah kudu bikin onar ? hanya sekedar berhadapan dengan para pion yang memang tugas-nya jalanin instuksi. Padahal saat pengajuan pemasangan speedy dulu, pengajuan tera nama pemohon ini tidak akan jadi masalah. Buntutnya toh seperti dapat hidayah pengalaman. sekali lagi cermati modus operandi. Jadi inget unek-2 artikel sebelumnya!



NB :
Customer lain ditanya apa alasan utama ber-migrasi. Saya gak dicerca lebih detil.. andai saja terjadi, jawaban saya pasti begini...
" Sekarang peluang ber-internet kian terbuka, banyak hotspot gratis...dengan pilihan suasana yang variatif. Para remaja adalah generasi potensial selaku pangsa komunitas Masyarakat Jaringan. Generasi yang bakal dominan...." Mesti-nya TELKOM jangan belagak telmi. Bisnis layanan telekomunikasi swasta kian berlomba perbaiki diri. Saya-pun kian mudah dapati akses internet gratis...mobile dimanapun.


Minggu, 28 Juni 2009

Teripang di Lombok

In depth....,

Jadi kepingin bahas seputar teripang di Lombok, fenomena jalur niaga yang memang agak sulit terdeteksi. Nyaris semua stok pengepul di Lombok sudah ada yang order dari para pengepul besar di Bali. Biota ini agak membingungkan variasi harga-nya. Umumnya tergantung size satuan centimeter. Spesies yang umum dicari adalah jenis Teripang Susu, grade harga tertinggi dibanding lainnya. Berikut menyusul Teripang Nanas dan varian lainnya. Teripang Susu, kini ketersediaan di alam terbatas. Dominasi alasan, akibat hanya mengandalkan stok pungut langsung di alam. Selama ini gak ada tindakan budidaya. dan jenis ini adalah penghuni perairan dalam. Cukup riskan cara peroleh jika andalin pekerja penyelam tradisional (Hookah). Selalu di-intai bayangan penyakit dekompresi bagi penyelam. Dan bisa jadi rare-nya populasi mereka ini akibat over hunting. Penangkapan berlebih tanpa konsep dasar konservasi yang jelas. Hanya mengandalkan demand. Tanpa dibarengi tehnologi upaya supply.

Tampak pada inset (atas) adalah teripang jenis lain, bernama latin Holothuria edulis. Sejauh yang saya amati. Spesies ini dianggap grade terendah. Paling mudah ditemui di areal perairan dangkal yang di tumbuhi lamun (Seagrass). Tubuh atas legam mix coklat dan cenderung purple. Repotnya penangkapan toh juga konsisten. Size besar 50-an cm sudah jarang terlihat. Kecil-pun 10 cm ke bawah di embat juga oleh para nelayan. Gak ktemu indukan...juvenil-pun disikat. Padahal gak ketulungan kondisi susut kering. Entah berapa harga satuan...mungkin masuk cutting, kategori kelas ampas.

Menarik-nya,
ada input menarik saat saya ikutan pertemuan komunitas Jaringan Kerja Reef Check Indonesia, Tejakula-Bali, November 2008 (link). Dalam panduan sabak program Reef Check ada beberapa additional biota. Tidak pada u/w slate..,tapi panduan gambar biota penyerta. Holothuria edulis termasuk kategori biota indicator yang perlu di observasi. Mengingat gradasi populasi yang memprihatinkan. Jarang terlihat oleh para penyelam wisata maupun Sensus Diver. Demikian alur juglak dari kantor pusat Reef-Check afiliasi program.
Paling tidak membuktikan bahwa upaya re-stok sangat mutlak dilakukan. Persis lintas mata rantai canangan program DKP pusat. Tematik Rehabilitasi Kawasan Konservasi Perairan.

Apakah diperlukan penentuan kawasan demplot? khusus sebagai lahan konservasi budidaya teripang di Lombok. tentu terkait kajian studi tindak lanjut. Baik Diskanlut, sebagai stake holder utama. Maupun pihak pendukung lainnya.
Pertanyaan selanjutnya, adakah lokasi yang memadai? Saya mencoba sedikit ungkap kisah pengalaman survey silam, Juni 2006.
Lokasi-nya ada di bilangan gili kawasan pesisir Sekotong- kabupaten Lombok barat. Dan maap! gak bisa saya sebutkan nama persis-nya. Demi kepentingan konservasi alamiah gili itu sendiri.
Survey itu sendiri terkait kegiatan sensus karang. Sekaligus pengambilan beberapa sampel jenis specimen kriteria karang hias. Program transplantasi karang di kawasan teluk Sepi. Upaya sub-kegiatan dalam bingkai utama, persiapan KKLD (Kawasan Konservasi Laut Daerah). Secara gak sengaja kami temukan limpahan populasi biota Teripang jenis Holothuria edulis. Bercampur minoritas Teripang Nanas. Sekilas bikin kagum, karena sebaran anakan (juvenil) yang sangat ramai menghiasi substrat dasar. Meskipun size mereka hanya 1 inch. Tingkat kerapatan yang mencengangkan!
Kala itu "temuan" tadi seolah sekedar headline news bagi kami pribadi. Asupan database yang mungkin kelak bermanfaat di kemudian hari. Dalam presentasi program KKLD teluk Sepi memang sudah di kilas-ungkap. Entah apakah ada pihak yang tergerak. Allhu-alam.

Ringkasnya,
Berselang 2 tahun ini. Gimana nasib para juvenil Teripang tadi ? yang jelas belum sempat saya kunjungi dalam aksi next following dive. Sudah dewasa...atau juga sudah terdeteksi para nelayan sekitarnya. Menjadi lahan keruk ekploitasi biota, mengejar mimpi rupiah yang gak seberapa. Bahkan nominal kiblat dolar yang gak jelas juntrung bagi kesejahteraan masyarakat pesisir...nasib terpinggirkan.
Kian membebani sejumlah tanya dalam dasar benak. Ada yang tergerak pingin ajak saya survey anjangsana, Ayo kita come-on......


trek photos :

Jumat, 26 Juni 2009

fenomena TERIPANG....,

Hikmah nimbrung di seminar singkat di kantor Diskanlut Propinsi kemarin (25 Juni). Saya serasa menemukan rangkaian mata rantai pernik perjalanan. Sekaligus pencerahan tematik. Rehabilitasi Kawasan Konservasi Perairan (KKP), sebagai upaya pemulihan Ekosistem (Habitat&spesies) agar dapat berfungsi kembali sebagai penyangga kehidupan.
Pemanfaatan sumberdaya melalui geliat aksi budidaya, misalnya melakukan upaya restocking. Terutama bagi kawasan/zona yang tergradasi. Maupun mengalami penekanan jumlah populasi biota tertentu.

Ada beberapa kriteria biota yang dilindungi :
  1. Terancam punah
  2. Langka
  3. Daerah penyebaran terbatas
  4. Kemampuan reproduksi rendah
sorotan kini dipersempit pada 2 jenis Biota, Kuda Laut dan Teripang. Terdapat beberapa poin khusus kenapa kedua jenis biota ini harus di konservasi :
  1. Lingkup hidup di pesisir
  2. Habitat terbatas dan tipikal slow motion
  3. Hidup berpasangan - tipikal setia.
  4. Telur relatif sedikit, lama durasi masa kandung & pengasuhan
  5. Tekanan penangkapan tinggi
  6. Di Indonesia belum ada tindakan BUDIDAYA

cuma sekilas info, wait next ARTicle!!!


Kamis, 25 Juni 2009

tamu gak diundang!!!

terjebak dalam Seminar... seminar...seminar...

25 juni...
,

kemarin sekedar di ajak nimbrung. Sosialisasi Ditjen KP3K - DKP. perihal Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Pemanfaatan sumber daya dengan bingkai Management konservasi. Sedikit mulai ada gambaran-garis besar. Estapet rana kerja dari sebelumnya otorita BKSDA jadi media garap DKP.
next, penjabaran singkat pula dari personil JARI, mas Boen. singgung fenomena Teripang dan Kuda Laut.


26 Juni,
saking PD penuhi undangan rekan Mitra Bahari yg cuma ber-modal undangan lisan. kali ini bner-2 kepentok! mis-komunikasi... silap lidah sang rekan mitra.
Harusnya hadiri acara DKP di Jayakarta hotel. Ternyata saya salah denger Lombok Raya. Alhasil, nimbrung acara lain..., Sosialisasi PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Perikanan Budidaya.
Terlanjur duduk, ya sudahlah! ikuti alur dialogis dari sang pemateri. Toh masih lingkup yang sama. gawean ditjen KP3K - DKP pusat. Setidaknya dapat input dan gambaran program pemerintah.
11.00... hengkang lagi anjangsana Jayakarta. Ndilalahi...sudah ketinggalan jauh progresing section. Ogah nimbrung.... ter-obati berkat fasilitas free wifi. Nyaman dah!

Sabtu, 20 Juni 2009

serial pesisir....& trend momentum

Peringatan hari Bumi per 22 April...,
hari lingkungan hidup sedunia per 5 Juni...
world Ocean day per 8 Juni ...

Menjalani periodikal waktu..., selalu saja tersisipkan pesan terlampir... one moment upon in time, kog serasa menjadi mahluk instan. Padahal begitu banyak peluang kadang lewat begitu saja. Sejak ruh tertiup... kita-lah mahluk yang diamanati sebagai khalifah penjaga Bumi. Alhamdulillahi rabbil Alamin...., segala puji bagi Allah..seru sekalian Alam.
Begitu mudah tersebut.... dalam bilas ujaran rutin. Salah satu intisari dari jabaran salah satu 7 ayat yang berulang, Matsani... samudra Al-Fatihah. preambule Kitabullah!!!
Memang begitu "rumit" mentransfer ilmu sholat menjadi visualisasi karakter. Tanpa menjiwai dan paham makna baca'an, jadi-lah serasa robot. Bergerak tanpa bobot karakteristik, the soul of human being.
Pertanyaannya...., harus kapan "sadar" diri bahwa kita ini berdampingan dengan bumi? setahun sekali terkait trend setter Momentum? atau kudu berasesoris emblem dan ijazah Pencinta Alam, geliat Ritual UKM pada umum-nya? ber-kiblat stok bulan SAFAR... menciptakan peluang kunjung lokasi alami. Sebagai ajang pendekatan vitalitas agamis. Wisata berdogma mendekatkan diri pada bumi dan Sang Pencipta. Ironis-nya kerap melenceng pemaknaan budi&daya manusia stagnasi.. pola homogen, Safari = Seragam.
Next,
atau cukup memaknai ibrah metode approaching lebih fundamental, rutinitas Miqraj. (sholat).. aktifitas gerak... berbalut syair firman Ilahiah. Realisasi-nya dengan memanfaatkan segenap peluang waktu yang ada.

Menggeluti laut... bahari al-Bahri,
sisi lain yang kadang saya lakukan penuhi hasrat gadis cilik-ku. Kenal biota pesisir... cangkang keong dan kerang. Identifikasi sejak dini. Penanaman benih mutasi ilmu lingkungan pesisir. Cukup dengan bahan se-ada-nya. Pada baur serakan rubble (patahan karang), atau sepanjang batas garis hempas ujung ombak. Observasi pernik pesisir.
Sejauh ini Gingga masih kapasitas storage rendah. Entah nanti, bila terarah jadi shell's collector. Tentu harus bakal meluas rana kunjung lokasi-nya. Untuk bilangan pesisir Lombok saya rekomendasi areal khusus. Pantai Mekaki. Tempuh jalur Sekotong tengah... Kawasan zona selatan Lombok. Pasir putih - bergulung ombak point brake. Tegar menghadap Samudra Indonesia. Bagi siapa-pun yang punya hobi pengumpul cangkang keong... silahkan pilih tempat ini sebagai opsi wisata. Temukan berbagai jenis menarik cangkang crustacea dan Moluska. Plus warna yang masih kinclong.
Pada gambar disamping bisa ditemui serakan aneka pernik pesisir, meliputi Coralline alga (Halimeda capiosa), Rumput laut (Sea-weed) non Catonni yang bukan paritas olahan agar-agar, dan beberapa jenis Sargassum. Sponge dan tunikata.


In depth perihal sargassum,
setahun silam pernah saya dampingi rombongan dari Departemen Kelautan pusat. Tema kunjungan adalah survey pengamatan sebaran berbagai jenis sargassum yang ada di wilayah pesisir Lombok. Kami mulai menyisir kawasan utara di teluk Dalem-Tanjung. Berlanjut ke pesisir pantai Oberoi hotel. lalu menyusuri wilayah pesisir Sekotong. Dalam kurun beda hari, santroni wilayah teluk Ekas. Hingga capai wilayah Kuta. Namun hanya sedikit ditemukan coloni ruang tumbuh si alga Sargassum. Terakhir, ditutup anjangsana seharian penuh di kawasan teluk Sepi. Ternyata agak ramai ditumbuhi Sargassum. Sayang hingga saat ini saya belum dapat kepastian manfaat apa yang sedang dikaji dari biota terkait. Status off the record. Tapi jika masih menyangkut sentil soal alge, saya jadi teringat cerita pak Sarwono dalam kongres HAPPI. Bahan alternatif Bio-diesel.

Kamis, 18 Juni 2009

ANALOGI MANUSIA....di Rana Komputasi

Persepsi komputerisasi & konteks humaniora

Manusia perangkat keras (hardware) .. Akhlaqul Karimah perangkat lunak (Software).. sehebat apapun Hardware tanpa di instalkan perangkat lunak maka tidak ada gunanya.. pemimpin (hardware) tanpa Akhlaqul karimah (software) = tidak ada gunanya * surat Ar-Roem LOMBOK gili.

………..,

Entah apa yang melatar belakangi “sabda” singkat tadi. Adalah satu rekan mayapada, sang pencetus ungkap terlahir. Begitu menggelitik nalar saya yang rapuh. Kian rebut jadi bahan pemerhati subsidi kaji-ulas. Merongrong alur benak, tergerak kais fenomena serpih, database mozaik. Dan demi junjung atas nama kemelaratan ide, limitasi opini mandul… semoga alur kajian nanti kian menghantar muara juntrung. Sepaham, sesuai extension format bahasa. Klop install media… peranti suluk.. cacah random access memory. Satu nusa…satu bangsa….satu BAHASA mekanisme terlampir.

Kondisi jelang momen opsi pilih figur pemimpin, calon sang khalifah. Rasa-2nya punya pendekatan analitik dari ungkapan diatas tadi. Pemimpin (notabene sosok manusia) ibarat Hardware… Akhlakul Karimah selayak software. Agak blingsatan, proses eja dan logical transfer dari cernaan kalimat sabda tadi. diperlukan materi pengurai.. sebagaimana dikenal dengan sesi logic- flow chart. Diagram alur bedah tahap olah dari “data” berupa konsep binary. Saya pernah kciprat ilmu ini, mata pelajaran khusus berjuluk “RANGKAIan LOGIKA”.


Kajian mengalir….,

Ungkapan “manusia” yang di maksud tentu sebagai sosok individu. Kembali pada fitrah dasar khalifah juga berarti figur pemimpin. Bagi diri dan lingkungan sekitar-nya. Jika persepsi sosok manusia disejajarkan peranti keras/hardware. Berarti ideal-nya sebagai struktur komponen lengkap dari monitor display (daya Visual), keyboard sebagai instrument kunci pelaksana instruksi. Dan terpenting adalah CPU (Central Prosessing Unit), posko pusat pengolah.

Ahlakul Kharimah (budi pekerti yang baik) adalah bekalan-bekalan khusus. Sistimatika variasi petunjuk (rambu) dalam perjalanan insan mengarungi “kadar” hidup. Atau bahkan malah cuma se”kedar” hidup (Naif!!!). Persepsi sebagai software/peranti lunak. Dirana komputasi, software dikenal sebagai paket program. Diinstal pada hardware sesuai kapasitas daya tampung dan keperluan penunjang aktivasi program tertentu. Lakon tersendiri… jalani peran hidup. Sejak tombol ON di-tekan… dihidupkan. Life is begin… on stage… basa gaul terkini… PC (personal computer) mode-ON.

Bagaimanapun, meng-Install software tetap harus ber-kaidah. Fakta-nya memang ada “strata” di berbagai jajaran perangkat keras… hardware of PC. Gauli rana tehnologi, begitu lekas dan lugas varian yang hadir. Tipikal processor yang berbeda. Besaran media simpan – as storage device. Kapasitas RAM dll..dll..dll.

Para Analist-Computer sudah sepaham bahasa Mesin ASCII (American Standard Code for Information Interchange). Para programmer (pencipta sofware) cukup ahli diberbagai bahasa program. Next, sebagai operator computer/users…saya pribadi serasa ogah pelajari terlalu jauh.

Beda extension saja sudah persulit kemampuan eja software. Hal ini mengingat periode masa terkait generasi yang menggeluti. Beda materi… beda kurikulum.. beda pembekalan. Kian kini…semakin gegas lintas peralihan. Serasa banyak tertimbun hardware berlabel usang… teronggok.. terbengkalai. Yang bisa bertahan hanya yang mau ter Up-gradable. Bungkus luar (casing) boleh kusam. Internal kian bengkak daya linuwih… maksudnya lebih canggih. Up to date.. sejalan keperluan bidang masing-masing. Pribadi-pribadi installor...., kuasa transfer peranti lunak.


Kembali sinonim persepsi.

Menyerap Ahlakul Karimah sebagai software bisa juga terkendala. Tanpa disadari, selagi proses kaji olah data tersisip virus. Kinerja hardware jadi tersendat. Untuk memberantas di perlukan anti-Virus yang handal. Supaya hardware kembali ke jalan yang benar, sesuai fitrah kinerja rutin. Mampu menunjukkan eksistensi diri sebagai PC. Anti-Virus kudu sering up-date….

Next,

Gimana dengan proporsi hardware sebagai “pemimpin”? Sebagai nakhoda hidup pribadi-nya, terlebih kategori kapasitas pemimpin komunitas (bangsa). Wajar kalo statement ini akan menimbulkan 2 versi terjemahan khalayak. Nakhoda umat bisa terpilih dari berbagai asupan software. Syukur-2 berbekal Ahlakul Karimah murni. Paling ribet klo sudah akut terkontaminasi jibun virus. Kabinet CPU bobrok.. berarti ada beberapa komponen electronis yang kudu dicopot. Diganti dengan spare-part baru. Paritas spesies handal. Kinerja ngadat… terhenti, tapi masih PD. Hardware kini beralih tagging perangkat keras.. terdiri dari jajaran oknum keras kepala… keras hati. Artinya siap tersisih untuk jadi bangkai.

Singgung struktur organ komponen….hirarki organisasi. Bayangkan bila sebuah hardware PC induk (Server) akan mampu menjalankan kontruksi LAN (Local Area Network) - bagi follower PC dibawahnya, tanpa software (Ahlakul Karimah)? Bisa saja tetap berjalan… sejalan tipikal genre serupa. Format bahasa yang sama…komunitas yang sama. Wait! Kog ndilalah nyantol di otak. Mungkin alur sepaham ini juga hanya dipahami oleh hardware yang software-nya Ahlakul Karomah. Bagi saya ini cuma persoalan diagram alur – format logika, sepaham kode & bahasa. Perihal madzab barangkali….


Gak mungkin bisa tercampur. Komunitas LAN dengan basis oknum Pentium 1,2,3,4… gak akan mampu bersanding dengan komunitas lintas sector Pentium dual core, maupun core2duo. Si server akan terpilih berdasarkan keunggulan dan kapasitas lebih di kalangan mereka sendiri.

Sejauh kaji-ulas ini bergulir. Tersesatlah kalian bila berpikir.. coba-coba cerna.. reka-reka… “termasuk di golongan “strata” manakah kalian-sekalian?”. Saya hanya mampu membimbing pada pencernaan pondasi logika. Kita.. adalah manusia yang mampu berdiri dibelakang “layar”…Penjabaran Monitor tadi. Man behind the engine - PC. Ciptaan manusia untuk mashlahat umat…,

Jujur saya akui. Selagi tulisan ini mengalir, rasa-nya sempat sejenak terjebak betah nongkrong di petak “Recycle Bin”. TPA zona maya. demikian banyak bertebaran sampah... ampas digitasi.




Salam BAkteri Pengurai…,

Senin, 15 Juni 2009

Gelitik JUNI jelang JULI

Menyambut JULI… isu tsunami

“Hello there. I just wanted 2 let you know that please stay away from the beaches all around in the month of July. There is a prediction that there will be another tsunami hitting on July 22nd. It is also when there will be sun eclipse. Predicted that it is going 2 be really bad and countries like Malaysia (Sabah & Sarawak), Singapore, Maldives, Australia, Mauritius, Si Lanka, India, Indonesia, Philippines are going 2 be badly hit. Please try and stay away from the beaches in July. Better 2 be safe than sorry. Please pass the word around. Please also pray for all beings.”


Pesan singkat tertanggal 14 April 2009 lalu. Berupa forward e-mail sesama rekan rana maya. Gak gitu menghebohkan. Repotnya tanpa pemasok nama pewarta – blank inisial, anonym nara sumber. Hanya link antar kolega…. Lalu mungkin ada oknum cukup usil untuk ditayangkan pada menu bumbu wacana internet. Berharap lahir buah bibir… Bukan! Setidaknya jadi inspirasi pola pikir. Bagi saya pribadi.

Prediksi ini kadang cukup aneh. Mengusik semangat saya untuk lebih berpikir dalam, teori pembalikkan. Asah kupasan ala Detektif… menghimpun impuls syaraf deteksi kasus. Adakah latar belakang konspirasi di sajian berita itu. Fiksi atau factual.

Terlepas dari semua detil alibi ilmu pengetahuan yang mewarnai. Dominasi kawasan jalur gempa dunia, Mediteranian dan Circum Pasifik. Kategori Vulkanik adalah geliat aktivitas magma. Tektonik berupa pergerakan lempeng bumi. Sama-sama aksi tabiat bumi. Sekaligus ingatkan pada kajian Qurani-ayat Ilahiah “Gunung-gunung tidaklah diam…”.

Kajian ini mungkin bukan wacana baru pada sesi ilmu Geologi. Teori ilmu dasar serap Geografi sejak SMP. Belakangan baru bisa saya nikmati, sejak nonton film garapan sineas luar. berjudul Volcano…release 1997. Produksi 20th century Fox. Promo copywriting-nya cukup angkuh, Hotter than Hell”.


Juli entar lagi…,

Bulan “High season” kunjungan wisata. Indonesia berarti juga Lombok. Imbauan “Stay away from the beach”. Kog serasa dampak hantam rata. Terkait situs poin gempa (liat gambar). Kalo saja terjadi, dominasi gempuran tsunami akan lebih dulu membabat wilayah pantai utara Indonesia umumnya. Artinya “masih” terdapat zona pesisir aman! Logika sederhana terutama kawasan wilayah Selatan dan Barat Daya. Zona Segitiga Emas Indonesia relatif save-range!!!

Mencoba kait mata rantai kasus, saya biarkan imajinasi berkelana. Berbekal kolaborasi subsidi silang data. Identifikasi prediksi tsunami ini kog persis jelang momen penentuan data-base 7 keajabain “wisata-alam” dunia (New7wonders of Nature). Mengakomodir banyak-nya polling di penjuru dunia. Tiap negara ajukan stok pesona wisata masing-masing. Primadona situs wisata Indonesia adalah fenomena KOMODO. Notabene di-ikutkan dalam ajang internasional itu. Pernah saya singgung di artikel pendahulu.

Eja teori konspirasi termudah. Isu tsunami tadi memang bisa sengaja diciptakan.. CreaTIPS. Membentuk dzarrah-opini agar menjadi paradigma meluas. Dampak sederhana-nya tentu coastal-community region lokal bakal resah lalu menyingkir. Entah sementara waktu. Terlebih traumatic. Dramatikal perang global…plonco-scenario.

Turis Eropa dan mancanegara-pun bisa teralih minat kunjung. Termakan bualan isu. Klo itu terjadi, bayangkan penurunan drastis signifikan di ladang Pariwisata. Mainly, dialami negara-negara yang disebut tadi. Aussie juga? Akh!!! Sisip intrik penenang. kog lompati Papua Nugini (gak disebut dlm surat)...Berujung dogma pembaharu. Jangan datangi kawasan zona pesisir.


Era digital = perang pemikiran

Sejak era perang Dingin lewat. Seminimal mungkin peralatan senjata berat di kurangi. Sebisa mungkin efektivitas dampak korban humanism. Tapi upaya licik tetap saja terpola lebih canggih. Sejalan penemuan tehnologi maupun “masih” tempuh cara konvensional berkedok “olahan” bencana alam. Paritas jenis virus, variabel kreasi demi kreasi. Ghizwazul Fikri….perang pemikiran yang kini kian terjalani.

Andai saja sebuah bencana alam bisa diciptakan. Menyikapi-nya serasa lebih mudah. Semisal andai tsunami Aceh. Cukup berdasarkan hasil pemetaan alur spectrum gempa di kedalaman samudra. Terperinci data komplit, cari lokasi lempeng landas tumbuk pergerakan bumi. Tanamkan beberapa detonator, tehnologi Blasting terkini. Sepanjang garis zona lempeng, sepakat dampak yang di-ingini. Mempercepat aktivitas Ring of Fire, mendulang bencana demi sebuah tujuan dan obsesi. Berbekal kapal selam tenaga nuklir… para pelaku bekerja elegan dan bungkam di kedalaman.

Artificial Disaster: juga bisa lahir karena kreatifitas. Tapi ini bukan kewajiban anda untuk percaya. Saya hanya upaya gali inspirasi, contek alur ilham dari penulis kenamaan, Julies Verne (1870). pencipta tokoh bernama kapten Nemo dan kapal selam Nautilus. Novel ber-genre Science Fiksi berjudul “Twenty thousand leagues under the Sea”.


NB : artikel tsunami pendahulu...anekdot & kunjung aceh