Sabtu, 31 Desember 2011

alih waktu

Pagi yang lain,
Kalau saja waktu merupakan bentuk apresiasi berbeda dari biasanya, tepatlah jika dikatakan begitu. Sebagai hadiah as a 'gift'... present time. Bukan cuma selalu berkutat dengan suram kemarin. Demi antusiasme kedepan. Menyambut pergantian alih tahun 2012. Seperti juga pagi ini. Hawa dan nebula berbeda. Kian mencapai titik buncah dari geliat keterbangkitan. Saya punya kesempatan posting blog. Dengan hati lapang... tanpa aral rambu, dan usik aktivitas lain. Semata blogging..... dan sekali lagi akan tetap nge-Blog.

Tanpa persiapan fisik. Kecuali 2 perangkat trompet kertas yang dibeli untuk sekedar penyambutan sederhana malam hari. Itupun hasil rengekan si Fathir yang merongrong ibunda-nya saat ikut seliweran di pasar pagi sebelumnya. Ya, demikianlah bocah, kerap minta di turuti untuk meluapkan courisita dan kegembiraan yang mutlak di kandung badan.

Adapun filosofi pesan, dalam hati saya ber-ujar "
Tiup yang Keras Anak-ku! (seperti ulah Israfil, kelak) Paling tidak demi menyambut Kiamat kecil versi 2012" kamu adalah calon khalifah masa depan sebagai pengingat sekitarmu.. ( ini bisa jadi doa nak!!!)
Terakhir seterusnya, mewakili anggota keluarga, kami ucapkan selamat tahun Baru 2012....,
Semoga lebih antusias... berjuang dan berkarya....


Minggu, 11 Desember 2011

Signage on the wall...


Signage on the tank's wall...
it's not a Graffity!!!


Honestly, terus terang! saya belakangan ini serasa terlalu sulit menyempatkan diri menulis blog. Bukan kehabisan amunisi opini. Tapi, lebih pada porsi bagi waktu. Jarak field trip ke pelosok yang kadang harus saya tempuh dengan naik motor. Ber-efek kolaps... masuk angin.. pegel linu di sekujur tubuh. Selebihnya, tiba rumah sudah terlalu capek untuk bisa tuang kisah perjalanan. In-valid otobiografi....,

Posting kali ini sebenarnya masih merupakan rangkai kegiatan lembaga. Kini baru tahap penyelesaian 5 unit tank penampungan air hujan (PAH) di SDN3, Dusun menjut - desa Kedaro - kecamatan Sekotong.
Jenuh bisa merupakan menu utama. Tapi sebagaimana kewajiban, tuntutan tugas tetaplah harus gulir terjalani. Ada hal sedikit ironis, pembangunan PAH memang akan lebih baik di kerjakan saat musim kering. termasuk kans bagi para tukang untuk meluangkan waktu kerja saat lahan di abaikan selama hujan belum turun. Tiba gilirannya, menunggu hujan turun... selain menyempatkan untuk memeriksa kondisi PAH. Apakah mutu pengerjaannya telah penuhi syarat. Apa ada bocor di beberapa bagian jalur perpipaan.

Semuanya, memerlukan fokus dan alokasi waktu tersendiri. Belum lagi menyisipkan materi pendidikan lingkungan bagi anak murid di sekolah bersangkutan. Hmmmmm...., serasa kegiatan padat karya. Lebih enak dijalani... sambil di nikmati sebagai rangkai proses alamiah... juga ilmiah. What ever.... dan posting ini semoga menjadi pencerahan bagi sesiapa yang sempat mampir. Singgah untuk siap lebih berbenah.

go flow....., and wind blow!

Tujuan asli-nya...,
Hembusin angin pilox ( paint-spray ) untuk mencetak tulisan (ala stensil) pihak sponsor program Penampungan Air Hujan. dan liat sendiri... permukaan dinding lengkung itu sudah terdapat terra 3 lembaga. TORAY.. Japan Water Forum & Live & Learn ~ Environmental Education.


Jumat, 11 November 2011

Program Penampung Air Hujan


Rentang Juli akhir hingga Oktober 2011 ini, sedikit mengalihkan fokus saya pada kegiatan lembaga dimana saya nimbrung. (note :per 30 Desember 2011 resmi saya berhenti)

Yah, Saya konsentrasi pada kunjung pelosok Lombok di bagian cakup wilayah Sekotong. Terutama gili Asahan dan up-land Kedaro. Telusur tanjak aspal persis dibelakang komplek fasilitas hotel Sun Dancer.
Terkait dengan program bantuan untuk wilayah kategori rawan air bersih. disupport oleh Japan Water Forum dan disalurkan via lembaga Live & Learn Environment Education (LLEE-Indonesia). Jelang setahun sejak saya bergabung.
Melalui tahapan proses, dan studi kelayakan aplikasi program terpilih pembangunan Penampungan Air Hujan (PAH). Sekaligus kegiatan ini masih berupa sinergi dari program pemerintah melalui sub dinas kesehatan Lombok Barat, yaitu judul besar Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat.

Berkah Hujan
Selama ini bisa jadi hujan menjadi fenomena langka. Terkait tema Perubahan iklim global, nyaris dialami semua negara. Peralihan musim menjadi sulit di deteksi. Pola tanam pangan menjadi semrawut eja peralihan kemarau-penghujan. Berefek pada kondisi rawan pangan, apalagi masa tandus di beberapa kawasan kategori kering-kerontang. Makin sulit untuk mendapatkan mata air dengan limpahan ideal. Level air tanah yang mulai menurun. Belum lagi kasus polusi air tanah di perwakilan dominasi wilayah Sekotong dengan maraknya usaha tambang tradisional di sebaran penjuru. Kandungan kadar merkuri yang entah kapan dinyatakan mencapai ambang batas. Sinyalemen gak pasti.


Sisi lain, sekalipun begitu, ada juga kejadian unik dari peralihan musim gak pasti tadi. Khusus yang dialami wilayah Lombok barat dengan stok kantung air terbilang masih aman. Wilayah notabene masih berdekatan dengan bagian kaki Rinjani(sekalipun belakangan bahkan sirkulasi air PDAM juga mulai enggan deras netes, akibat sharing kebutuhan zonawarga). Katakan zona Narmada, beberapa pedagang durian justru mendulang untung dari perubahan iklim yang terjadi. Bahkan pohon-pohon ikutan latah baca gelagat cuaca. Alhasil, pohon durian tadi produksi buah lebih panjang dari status normalnya.

Kembali kaitan judul di atas,
Langkah yang kami lakukan tentu saja bukan menjamin kategori capai kesejahteraan lebih luas. Sebab, program bantuan ini sifatnya lebih tematik disalurkan di lembaga pendidikan formal. Terutama Sekolah dengan kriteria pelosok, terpencil dan akses jangkau medan memang sulit. Tidak saja bantuan fisik, tapi juga terdapat muatan pendidikan lingkungan pada siswa dan pemberdayaan dan partisipasi daya bimbing para guru terkait sekolah per-masing.
Pendekatan aktual melalui sesi pengenalan bagian PAH dan fungsi. Hanya murid kelas 5 & 6 yang di-ikutan dalam program ini. Kenapa, sebab kegiatan ini diharapkan akan mampu bergulir dan berkelanjutan melalui transfer ilmu dan pengetahuan dari senior-yunior pada strata kelas. Lalu disambung pelatihan pembuatan sabun dari buah Lerak (istilah lokal menyebutnya buah SOWOT). Tentu saja bagian ini adalah relevansi dari sadar akan lingkungan sendiri dan pembiasaan hidup sehat melalui aksi dini 'cuci tangan pakai sabun'. sowot...lerak, atau in-english dijuluki "soap nut" adalah bahan yang murni dari alam non chemical. Tidak punya dampak polutan untuk lingkungan sekitarnya.
Chapter terakhir, aksi penanaman bibit pohon lerak di lingkungan sekolah. Melengkapi purna tugas sederhana, beberapa siswa diberi tanggung jawab sesuai porsi tugas tim masing. Tiga kelompok yang diwakili oleh beberapa siswa. meliputi tim PAH (Penampungan Air Hujan, bertugas mengawasi dan merawat fasilitas penampungan. Tim sabun, bertanggung jawab untuk membuat sabun dari biji lerak untuk keperluan cuci tangan di kelas. Kelompok ke-3 adalah tim Kebun, merawat dan menjaga bibit lerak yang di tanam di halaman sekolah.

last bt not least, semoga gerakan aksi "masih hijau" ini akan bisa lestari. Demi perbaikian maslahat lebih luas...., Aamiin.....,





Note
:
Tulisan ini sekedar wacana sederhana dari rangkai kegiatan konservasi sirkulasi air. Terkait pemanfaatan penampungan air hujan yang dicoba sosialisasikan melalui bantuan di beberapa sekolah dasar di kawasan Sekotong, Lombok barat - NTB. Dengan kriteria daerah rawan air dan pelosok. Spesifik teritorial. Harapannya, semoga memberi dampak meluas untuk aksi konservasi yang lebih luas di wilayah NTB khususnya.


Rabu, 28 September 2011

dari "bandara" ke "Airport"

Tinggal menghitung hari.....,
Sejarah oktober tahun 2011, semoga akan menjadi peluang lebih baik bagi perkembangan geliat segala sektor komoditas di NTB.
"Selamat tinggal Selaparang... selamat datang Bandara Internasional Lombok (BIL)". Semoga kian meningkatkan kinerja dan mutu layanan bagi wisman yang hendak kunjung ke Lombok dan Sumbawa. Beralih konotasi sederhana dari sekedar ala kadar 'bandara' menjadi lebih spesifik tematik "the real Airport".

Keterangan foto :
lokasi tepat di ujung landasan Selaparang sebelah timur pesisir wilayah Ampenan. Senja beranjak... putri saya Gingga menyambut pesawat terakhir yang hendak landing.

Kamis, 24 Februari 2011

Kenal Lingkungan... Dekati Alam

....,
Lama gak isi posting blog. Bukan berarti tanpa wacana. Puih!!!, hampir 5 bulan ini saya berkutat dengan rangkaian praktik pengajaran di sekolah dasar. Materi pelajaran berupa pendidikan lingkungan hidup ranah pesisir.
Masih berupa wacana uji-coba (trial-error) yang nanti-nya, berdasarkan akad dengan pihak sekolah akan coba digagas lebih lanjut sebagai kurikulum muatan lokal.

Poin awalnya cukup sederhana, adalah kemirisan tentang minim-nya tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan mereka sendiri. Yang notabene adalah warga khas pesisir. Atau setidaknya bagi warga yang berinteraksi langsung dengan cakupan wilayah laut. Sisi lain, masih sangat terbatas wacana khusus mengenai pendidikan lingkungan itu sendiri.
Sementara dunia pendidikan belakangan ini mulai muncul trend akan perlunya menyisipkan pendidikan integral yang berpondasi ilmu lingkungan. Artinya, Lingkungan sekitar merupakan media belajar yang paling efektif. Terapan yang tepat di berbagai bidang mata pelajaran/ lintas kurikulum.
Proses pembelajaran tentu saja tidak standar baku. Namun terbuka peluang untuk dikembangkan lebih inovatif. Menyenangkan, tidak ber-label fenomena "class-room" ... alias paradigma in-door. Tapi lebih prioritas out-door (outing class). Media belajar bisa didapatkan dari aneka bahan sederhana yang ada di sekitar. Observasi di alam terbuka. Dan menerapkan game-game menarik dengan muatan pendidikan.

Terapan selanjutnya, siswa yang disasar adalah anak kelas 4 & 5 SD. Menjadi poin penting adalah pelaksanaan akan ideal bila diterapkan di kelas kecil (small group). Tujuannya, meningkatkan minat dan konsentrasi belajar para murid. Kendalanya tentu saja pada kondisi riel. Dari 2 beda lokasi yang telah dipilih oleh lembaga tempat saya bernaung. (LLEE) Sangat beda kategori. Lokasi pertama SD di Lombok Timur, terdiri dari 2 bagian. Sekolah Utama dan filial(cabang). Inipun sudah beda karakteristik, SD utama agak jauh dari pesisir, sedang Sekolah Filial berdekatan dengan pantai. Dari jumlah murid, SD utama kelas 4 terdiri 2 kelas dengan total murid hingga 50an anak. SD Filial berjumlah 27 anak. Apalagi singgung tabiat khas anak pelosok. Parameter-nya akan lebih varian.
Opsi lokasi lain ada lagi SD khusus yang berada di pulau kecil. Bernama SDN 1 Batu Putih berada di gili Asahan. Masuk wilayah selatan kabupaten Lombok Barat. Uniknya karena penduduknya sedikit, jumlah murid juga terbatas, berkisar 12 anak, gabungan kelas 4 dan 6. Cukup memadai untuk kategori kelas kecil (small group). Selebihnya sisa murid lain adalah level kelas 1 dan 3, juga dengan gelintir nominasi. Namun dari segi responsif terhadap jabar materi pelajarran mereka ini lebih antusias. Mudah cepat tanggap. Mungkin terkait lingkungan yang notabene mereka langsung dan keseharian-nya berinteraksi dengan laut. Mayoritas profesi ortu sebagai nelayan.
BTW, singgung masalah pelajaran yang kami berikan adalah tentang 3 definisi habitat di pesisir. Ekosisitem padang Lamun (Seagrass), ekosisitem bakau (Mangrove) dan ekosistem terumbu karang (Coral-reef).


My Little Botanist... around the town,

Uji coba yang lain adalah menerapkan pada anak saya sendiri. Setidaknya ikut upaya melestarikan gerakan penanaman sadar lingkungan. Sekaligus berpartisipasi langsung membentuk generasi hijau. Walaupun dengan bekal "masih hijau".
Sub-judul "my Little Botanist" sengaja saya pilih terkait dengan gerakan pembelajaran tentang lingkungan sekitar tadi. Tidak saya terapkan alokasi waktu tertentu, bisa kapan saja. Terkait kesibukan rutinitas kerja. Artinya berlaku jadwal fleksibel. Tentu saja faktor kekerapan akan semakin bagus demi kesinambungan proses belajar. Kendala muncul pada saat mood si anak ketika sedang kambuh, sedang saya sendiri terikat waktu kerja. Intinya, kudu di siasati dengan akad sinergitas dan konsekuensi bersama. Sebab sesi belajar dari alam sangat simpel. Dapat di lakukan saat jalan-jalan, jeda rehat sepanjang alur trotoar, maupun kunjung zona green-belt. Cukup berbasis teori sederhana, Belajar dari respon panca indera ; Lihat, dengar, sentuh dan rasa.


Setelah mulai terbentuk minat dan antusiasme pada anak, selanjutnya akan lebih mudah menumbuhkan sisip varian cara pembelajar aktif pada anak. Sebagai stimulasi verbal yang dapat mengarah terbentuknya kemampuan kognitif personal. Diawali tahap kemampuan daya sensorik. Bergerak bebas di alam terbuka memberi peluang anak untuk lebih leluasa mengekspresikan naluri alamiah. Cerna apapun yang ada via daya visual.. dan kita para ortu berperan langsung sebagai pembimbing.

Misal pada inset di samping.
Gingga (nama putri saya) sengaja saya suruh untuk memilih secara acak dari serak guguran daun yang ada di salah satu sudut trotoar kota. Persis dibawah baris pepohonan mahoni. Lalu menyusun dedaunan tadi sesuai format tumbuh dan besar-kecil model pelepah daun. Suatu kebetulan, belakangan ini pihak Dinas Pertamanan Kota sedang getol men-tagging beberapa jenis vegetasi tanaman keras yang ada di sepanjang lintas trotoar kota Mataram. Ada beberapa spesies pohon, meliputi ; Mahoni, Angsana, Kenari, Ketapang, dll. Bagi saya ini merupakan kesempatan bagus memanfaatkan momentum. Dengan menyemangati si botanist cilik untuk kian tergerak untuk belajar. Opsi lain, pada kurun tertentu saya arahkan pada zona hijau di pelataran kampus universitas Mataram. Pokoknya, menerapkan prinsip dimana-pun kita bebas untuk belajar. Gratis dan minimalis biaya......,

Contoh terapan lanjutan adalah menyalin gambar. Mengembangkan kemampuan visual. Membedakan 2 karakteristik format daun berpasangan maupun silang. Bisa juga mengikutkan sesi mewarnai obyek. Ini bisa dilakukan on the spot atau sebagai PR , tergantung kemauan dan kemampuan anak. Terutama upaya mengenalkan teori gradasi dan kontras warna. Sisi gelap terang dan bayangan dalam bentuk paling sederhana. Anjuran saya, sebaiknya langsung di lakukan di tempat.

Apa langkah ini cukup? Tentu saja tidak. Sebab memang masih banyak peluang dan inovasi lain yang bisa kita kembangkan bersama. Semoga ada hikmah pencerahan bagi pembaca yang sempat kunjungi blog ini. Kritik dan saran tetap merupakan benih berharga bagi saya untuk pengembangan lebih lanjut.


aplikasi edukatif lebih detil silahkan baca link di SINI