Kamis, 08 Maret 2012

FABEL Fabulous....,

Tentang satwa-satwa menakjubkan...,
Membahas dunia fauna seperti tidak bakal kehabisan bahan. Begitu banyak hal yang dapat digali. Eksplorasi mendalam. Dari sekedar tematik animal behaviour, sampai menekuni varian spesies dalam pecahan sub-family, yang tertata rapi di alur taksonomi. alias taxobox.
Wacana binatang juga demikian menggugah. Undang penasaran dan bangkitkan semangat avonturir. Seperti yang dilakukan segelintir manusia bahula, yang berlabel "Naturalist". Katakan, semacam petualangan yang dilakukan oleh Alfred Russel Wallace. Demi obsesi berkelana ke pelosok bumi dengan hasrat kuat mempelajari dunia satwa. Terutama fokus hobi atas serangga dan kupu-kupu.
Salah satu kisah terkenal adalah penjelajahan ke bumi Nusantara. Menghasilkan catatan fenomenal, karya awal abad 19 otobiografi berjudul "The Malay Archipelago". judul lengkapnya The Malay Archipelago: The land of the orang-utan, and the bird of paradise. A narrative of travel, with sketches of man and nature.
Sebagian perca bab buku itu baru saja saya selesai baca minggu terakhir ini. Bukan setebal porsi lengkap karya asli in english. Hanya kitab sadur dan translasi sesi penjelajahan di Kalimantan, Sulawesi dan Kepulauan Aru. Ini-pun sudah cukup memberi saya sedikit elan pencerahan. Keciprat rasa petualangan. Meski ironisnya, buntu pengejahwantahan dalam arti harfiah. Gak bisa ngerasain langsung. Hanya berlatih asah fantasi dari sebuah hakikat sinergi karya tulis. Benarlah metode iqra. Membaca menyisipkan energi taqwa pada segenap ciptaan mahluk-Nya.
Kenes... haru biru... sebiru luasan cacah tanah-air nusantara yang belum bisa komplit terjajaki. Lebai - alai... perasaan hiperbolis.


Kitab Suci hingga program acara TV
Hal-nya pada muatan ayat-ayat Qurani. Berjajar surah dicuplik dari perwalian ayat yang terkandung nama satwa. Paling awal, ada Al
-Baqarah berarti sapi betina. Al-An'am lebih berkonotasi kolektif pada kalangan hewan ternak. Al-Ankabut merujuk pada laba-laba. Kandungan pesannya sederhana. Menggambarkan situasi yang lemah. Filosofi kondisi tatanan yang seolah menganggap kokoh, tapi sejatinya labil. Lemah mudah goyah. Seperti lemahnya kekuatan sarang laba-laba. Kaitkan pada kondisi struktur masyarakat jaringan, fenomena triple W, World wide web. Kait mengait, berujung pada kanal-kanal identik, rana tehnologi informasi (IT). Seolah tatanan gaya baru dari sebuah wadah masyarakat edisi terakhir. Beraksi satu sama lain melalui piranti dan gadget mutakhir. Seolah bumi begitu mudah di lipat. mengakali batasan regional.. menembus batas ruang dan zona waktu. Dan ajang silaturahmi tatap-muka konvensional seperti kehilangan makna harfiah. Sebagian pendapat bilang gitu. Padahal, gak total begitu. Bahkan tehnologi memang seharusnya sejalan peradapan. Tele-conference contoh tehno-terapan sebagian.
Seperti juga munculnya tokoh super hero 'Spiderman' ala Marvel. Inspirasi dari rujuk satwa mungil yang cuma lantaran terkena radiasi, akhirnya melahirkan sosok fenomenal. Pe
ter Parker as Netter, penebar senjata jaring... sang pembasmi kejahatan di amrik. Lalu kenapa bisa dikatakan secara kitab suci bahwa ordo-jejaring ini lemah. Hemm, perlu ada kajian di posting tertentu. Kelak... mungkin malah ntar lagi.
Kisah al-ankabut gak selama-nya bikin persepsi kalang-kabut. Ibrah nabi besar Muhammad SAW juga mencatat kisah unik. Spesies laba-laba bahkan mewarnai blantika sejarah hijrah, Mekkah-Medinah. Sweeping yang dilakukan kaum Quraisy, saat Rasullulah & Abu Bakar bersembunyi di gua tsur.
Dan satu lagi disebutkan sejenis merpati gunung. Besar kemungkinan merujuk pada keluarga kelompok merpati-dederuk-perkutut dan tekukur. Tubuh sedikit langsing. Inisial yang kerap disebut wong jowo, manuk puter. Berasal dari lafal ujar english pouter. Berdasar kisah tadi, tarik simpul mudahnya, tribute to animal itu berlaku. Memang ada!. Pantaslah bila ada sebagian pendapat anggap merpati sebagai lambang cinta. baca link "Mengapa burung Merpati dianggap sebagai simbol cinta". Hanya saja penjelasan di kanal itu masih terlalu singkat. Nurut saya sih!.

Sekelompok merpati digambarkan sebagai pendamping ikon utama, dewi Aprodithe. Hanya obyek penyerta yang disinergikan pada figur si dewi asmara. Bara cinta mengapresiasi hasrat padu cinta, make love! Gak lebih cuma sosialisasi fenomena sex-appeal terselubung. Mestinya akan lebih sesuai bila sang dewi di sinergikan pendamping kerang. Biota laut penghuni kontur dasar perairan. Sebab kerang memang dikenal penghasil Afrodiziac, zat pendongkrak libido lelaki. Begitulah kira-kira analisa mudahnya. Seperti apa yang di ekspresikan dalam dunia horologi, pabrikan merk Rolex. Menelurkan salah satu spesies karya arloji dengan jajaran spesimen oyster. Selain merujuk daya tahan dan ketangguhan, juga cermin aura maskulinitas.
Agak beda, bandingkan sosok merpati jika rujuk lambang kedamaian. Lucuti ke-angkara-murka-an, melerai pihak yang bertikai. Persis seperti gambaran ibrah dalam sejarah hijrah yang terpapar. Jika saja pasukan mekkah mendapati ada 2 musuh sembunyi dalam gua. Tentu akan ada pertumpahan darah. Letak sarang merpati di mulut gua justru meragukan para pemburu 2 insan hijrah perdana. Gak mungkin burung ini mau bertelur di gua yang akan di masuki manusia. Tuhan maha berkehendak atas segala skenario hidup!
Versi penamaan qurani selanjutnya adalah Al-Fiil, surat Gajah.




satwa kelompok


teori bahtera Nuh

Tidak ada komentar: