Telling story ... below the water...,
Ada beberapa unek-unek yang sempat terlintas dikurun taon ini. Berkaitan dengan dunia bawah air. Hanya saja, seperti yang sudah-sudah. Meluangkan waktu untuk mencurahkan segera menjadi kendala tersendiri. Ada perihal batu asal sejenis karang yang kemudian sempat menjadi incaran di kalangan penggemar akik. Hingga etape terakhir ini sepertinya sudah mulai surut trend. Artinya, ada probabilitas untuk di-ulas tersendiri. Meski, tentu saja, gak perlu momentum ketika ikon bersangkutan menjadi booming sesuai periodik waktu. Yah, itu lagi penyakit kambuh. Kadang, saya punya kebiasaan aneh, mungkin buruk. Ogah ulas saat itu juga akibat faktor 'must share now'. No...no.., kadang kala saya berpikir gak ada sesuatu hal yang menarik untuk di-ulas ketika khalayak pada fokus di tema sama. Segala-nya terasa hambar. Efek dari homogenitas.
Belum lagi, aktivitas bertindak dalam rangkaian divisi supplyer juga cukup menyita waktu. Belanja... nyusup pasar. Hunting tempat strategis harga miring. Tapi secara fisik kegiatan ini bisa saya lakukan bersama anak-bini. Bersyukur tetap adad momen kebersamaan yang dihadirkan. Lebih-kurang sudah sita 3 tahun berjalan saya geluti. Juga ada perihal tematik hasil laut. Ikan eksotis... serta wacana pendamping yang menjadi kontradiksi. Bakal ada satu ulasan khusus nanti-nya.
Di bidang rana penyelaman..., Bisa disebut sangat minim aktivasi. Masalahnya mungkin kembali pada niat. Klo sudah terpatri di-hati... rasa-nya pondasi keukeh itu bakal bertahan seperti fenomena akar tunjang. Gak geming oleh tawaran tematik dive rekreasi yang ber-tubi ajakan-nya datang. Masalahnya bukan berarti saya pingin melepas total kegiatan ini. Hanya sudah kadung meluruskan niat tadi. Saya hanya bakal minat pada ajakan rekan di tema Komersial Diving. Tidak lagi berwawasan wisata dan handling tamu. Kalo-pun berwisata... justru saya ingin-nya menjadi kategori tamu. Berstatus penyelam yang merasakan konsep penyehatan jasmani & rohani bagi kepentingan mandiri. Lebih meresapi hakikat kejadian dan keindahan alam. Bekal memupuk kantung religi.
|
Bermimpilah... makes your dream comes true |
Alhasil kans itu-pun terjalani dengan tidak ada rutinitas jadwal. Terhitung ada 2 jeda tahunan saya mendapat tawaran kegiatan penyelaman. Pertama, ditahun 2014. Paska nimbrung jadi panitia KPS pemilu legislatif, Sehari kemudian saya bertolak ke Belitung. Kali ini ajakan rekan diver kubu Semarang. Bukan main sumringah-lah! lha wong, secara wish-list niat bertandang 'negri laskar Pelangi' sudah ada sejak lamaaaa. Hanya gak bisa memastikan. benang merah apa yang bakal menghantar saya kesana, kelak. Dan sekali lagi, saya selalu mensyukuri tentang hikmah-hikmah kemudian. Betapa hidayah itu kerap tiba setelah kita bayangkan.. lalu di proyeksi, dilumuri berliter-liter doa. Membingkai cerah harapan dengan rela membiarkan untuk Tuhan sendiri yang mengatur waktu-Nya. Dan segmen-segmen yang sebenarnya 'tidak kebetulan' itu akhirnya saya temui saat berkunjung ke Museum Kata milik Andrea Hirata. Penulis fenomenal tentang negri Laskar Pelangi. Betapa dahsyat mimpi itu. Saya akhirnya ketiban realisasi mimpi basah. Berbasah kuyup di kedalaman sebagian samudra sudut Belitong. Alias nimbrung di kegiatan pelatihan kursus penyelaman bagi staf DKP Manggar BelTim. Memang sih, gak total menikmati paras lansekap-nya. Butuh in-depth di kesempatan lain (kelak, semoga lagi). Akibat keterbatasan waktu dan konsentrasi jatah ajar. Hanya jelang momen pulang, saya singkat termenung. Mendadak saya di-ingatkan lagi dengan kata-kata mutiara sang tokoh dunia, disebut Bapak Penyelam Dunia, Jacques Yves Cousteau. "Leave the Bubble... Take only Memories". Setengah berdecak saya memaknai kata-kata itu. Bukan memaknai secara harfiah perihal arti 'bubble'. Ternyata secara lafal ujar.. Bubble disebut secara ejaan mudah sebagai BaBel. Akronim dari Bangka-Belitong. "Gelembung-gelembung" yang saya dapati memang nyeleneh... mereka muncul permukaan, persis tabiat balon kata di panel cerita bergambar. Terjemahkan dengan sendiri-nya.. Bingo!!!
Kans ke-dua, kegiatan diving komersil ini justru terlaksana jelang momentum menyambut Ramadhan 2015. Sebenarnya gaung penyusunan tahap perencanaan proyek pengaliran air bersih untuk konsumsi 3 gili (MATra) sudah ancang-ancang digeber sekitar 3 tahun lalu. Entah karena sesuatu dan lain hal, pada akhirnya perencanaan matang-nya dilakukan kembali tahun ini. Secara spesifik keterlibatan kami (saya & rekan buddy) adalah memantau kondisi substrat dasar perairan yang kelak akan dilalaui alur pipa PDAM. Terutama pada kawasan gugus terumbu lingkar pinggir gili/pulau (Fringing reef). Juga gundukan terumbu tengah, lebih identik dengan penyebutan taket. Berbekal peralatan scuba dasar. Pencatatan detil spot-spot karang yang dilalui sesuai tembakan arah u/w kompas. Mengikuti bentangan meteran gulung yang oleh 2 partner diver lain telah di patok lurus mengikuti bearing kompas. Setelah memasang beberapa patok pancang besi. Persis seperti melakukan tehnik permanen transek. Hanya lebih ideal klo saya sebut sebagai metode transek yang di modifikasi. Menyesuaikan faktor kebutuhan dan rupa lansekap di habitat nyata.
Sementara tim permukaan yang ada di-boat, sebelumnya berdasarkan titik kendali awal transek (berupa tanda floating sosis dan bentang vertikal tali) langsung mencatat titik geografis dengan handy GPS. Artinya, secara seksama berupaya mendekati perhitungan akurasi maksimal. Tindakan ini wajar dilakukan mengingat secara habitat perairan sangat identik dengan pengaruh angin dan arus. Pergeseran titik itu akan sangat mudah terjadi. Sisi mudahnya, untuk spot awal yang ditentukan dari pesisir pantai Sire menuju ke point gili Aer sudah ditandai sebelumnya. Karena koordinat dan penentuan zonasi telah jauh hari diberlakukan oleh pihak berwenang. Otorita pengelola status kawasan gili dibawah BKKPN (Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional), Unit Pelaksana Tehnis dibawah naungan lembaga besar-nya DKP. Missing link... setelah saya 'paused' lama di kegiatan tema perairan, ternyata UPT ini-lah pengganti peran KSDA sebelumnya. Setelah proses panjang serah-terima status pengelolaan kawasan Taman Wisata Alam Laut, gili MATRA dari kubu DepHut ke DKP. Dikurun lebih dasawarsa lalu, lebih-kurang.
Selanjutnya, pesan koordinator pelaksana kegiatan, sensei Eko Pradjoko". pokok-nya kalian harus lurus...ikuti "KIBLAT" yang sudah digariskan. Yayaya.. ini adalah sinergi menyesuaikan amanah jagat pernyemplungan "Plan your Dive... Dive Your Plan"
** catatan khusus : menulis sesuatu yang sudah pernah kita alami kadang bikin males"an. Karena secara segmentasi, perca-perca artikel ini sudah pernah saya tuang dalam aktivitas mikro blogging di FB. Alhasil betapa banyak makan energi pungut mozaik artikel ini. Semacam gak tertantang untuk menuangkan esensi artikel dengan penyajian up-to date. Tapi sekalipun gitu semoga tampilan wacana basi ini tetap ada nilai manfaatnya. Setidaknya bisa jadi pembelajaran rekan-rekan yang menggauli bidang sama. Selanjutnya biar penyajian visual saja yang ambil alih. Keep on eyes....,
|
diskusi soal tehnis & metode penyelaman di sekretariat BKKPN Bangsal-KLU pak Eko Pradjoko (baju putih-biru) adalah dosen fakultas Tehnik- Unram |
|
Kondisi peta kontur... penyesuaian bearing compass |
|
pengukuran elevasi air laut, di ukur saat air pasang tertinggi, Lokasi : pantai Sire - Lombok Utara |
|
2 mahasiswa kru dari pak Eko, sekalian praktek kerja lapangan |
|
Pak Eko dan asisten penyiapkan perangkat GPS dan tranduser fish Finder |
|
membaca sea-bed...tampilan 2 dimesi & koordinat |
|
boat yang lega...memudahkan penempatan peralatan, tapi menyulitkan gerak saat kordinasi kinerja penyelam dan kru permukaan. |
|
perbekalan sensus bawah air... sabak teflon. |
|
go down.... let start working buddy! |
|
2 rekan diver ..mematok tiang besi dan membentang meteran gulung |
|
mengukur jarak antara 2 alur pipa. |
|
ini saya,tugasnya nyatat.. mendeskripsikan varian kedalaman dan spot-spot karang |
|
ini merupakan pelindung sekaligus fungsi pemberat dari pipa yang terpasang sebelumnya Lokasi : sebelah timur Gili Aer |
|
starting point : di titik timur gili Aer |
|
Kondisi bottom di taket tengah, antara gili Aer dan pantai Sire dominasi pecahan karang (Rubble) |