Sabtu, 16 Januari 2016

masuki 2016...,

suasana pergantian taon ala Fathir Ahnaf.
Fantasi visual yg di buat jauh hari sekitar Agustus 2015 lalu.
Semoga masuki tahap kehidupan yang lebih berwarna. Harapan selalu menampikkan lembaran usang. Memberi peluang kecerahan bersama terbit mentari pagi.
Bukan persoalan hingar-bingar petasan yang menghiasi angkasa semalam tadi. Limpah ruah manusia...., ketika pagi datang... mendadak teralih waktu terang oleh lengang sepanjang jalan, bahkan lorong-lorong kampung sekalipun. Kemana raib-nya sensasi kemeriahan yang dramatis tadi?
Gak ada apapun. Subuh tetap saja terlewati dengan barisan shaf  minimalis. 2 lajur..., Selebihnya perhelatan akbar alih tahun semalam hanya menyisakan ampas bertebaran dimana-mana. Ruas jalan... berjejal sampah. Petugas kebersihan terlihat lebih sigap seperti biasa. Hawa pagi berhembus lebih sejuk menawarkan basuh letih begadang. Apa lagi? gak ada istimewa.... hanya jedar-jedor petasan sesekali menyalak...sisa semalam yang gak sempat tersulut.

Tapi begitulah takdir warna alih tahun. Selalu begitu... senantiasa begini. Kalaupun ada beda, hanya dari sektor kebijakan pemerintah. Kebijakan turun harga BBM. Seolah dianggap sebagai hadiah akhir taon bagi seantero penduduk indonesia..aha..aha (susah menulis langgam lafal lirik lagu bang Rhoma, secara literasi yang benar). Oya, tahun ini juga agak  beda sebab pertemuan momentum peringatan maulid Nabi tanggal 24 Desember dan diikuti hari Natal 25 Desember. Betapa bisa dibayangkan. Kemeriahan kampung di Lombok akan diwarnai peringatan maulid yang lebih sensasional. Kuliner" khas di tadah loyang. kami disini menyebutnya 'nare'. Sajian menu nasi rasul berupa ketan kuning dan tabur serundeng suwir daging ayam. Atau, ikon wajib si jaje-tujak. Biasa-nya terhidang akhir usai menu santapan utama. Menu penutup.. paling di nanti sambil menyeruput kopi item.
Asyiknya lagi momen ini akan berlangsung kurun lebih 2 minggu. Biasa antar kampung.. semisal terapan komunal banjar. Pelaksanaannya akan meriah antara 1 kampung dengan kampung lain yang bersebelahan. menyempatkan saling undang.. disebut besilaq. Itu baru satu lingkup wilayah terdekat. Belum antar batas kabupaten. Wilayah timur-tengah-barat dan selatan menjadi lintas dinamis ajang silaturahmi. Jadi bisa kalian bayangkan... seandainya punya sahabat dan kerabat yang masih teguh dalam pelaksanaan acara sambut maulid tadi, betapa kita akan gembira oleh banyaknya undangan makan. Hehehe... terlebih ada yang benturan jadwal undangan disaat bersamaan. Susah ngatur...mesti bisa ngatur pola kunjung. Siapkan lambung kosong sejak awal.

Dan kemeriahan ini gak ngaruh blas sama sekali dengan isu BBM. mau dia nanjak...turun...dalam fluktuasi membingungkan sekalipun. Acara ini bakal jalan terus.. tetap meriah mesti dipastikan saat itu harga-harga kebutuhan pokok pasti melambung. Dan itu sudah lumrah. Pedagang mulai sedikit nimbun stok barang untuk di distribusikan pada saat tepat. Berjalan dari tahun demi tahun.
Bahkan saking tumben 'bosen'nya...tumben saya sampai gak menyempatkan datang pada undangan gelar maulidan di Kampung Melayu, teritorial sendiri. Padahal dulu-dulu, saya biasa rajin nongol lebih dini sejak panggilan suar masjid berkumandang. Penuhi hasrat fotografi di acara sunatan masal dengan gempita tabur rebana. Berbaur kebahagiaan sesama warga. Nyata-nya saya gak geming.......,
Kans bicara lain. Lintas hari kemudian ada ajakan teman lain. Ayo..ikutan, ada undangan maulid di Sekotong. Hari itu mestinya saya ada acara pertemuan kecil dengan rekan di komunitas bekam jam 10-an. Tapi berhubung tempat agak jauh harus datang lebih pagi. Kebetulan lagi saya saaat itu sedang gowes dadakan. Jadi sekalian mampir...dan nimbrung kondangan maulid. Yup! toh entar bisa hadir pertemuan molor-molor dikit.
Dan seperti bisa ditebak. Undangan kali ini memang beda nuansa. Sohibul bait bertempat persis sepanjang aspal utama pesisir sekotong. kategori kampung nelayan. Mau tahu menu yang tumben kami santap. Apalagi klo gak ikan laut segar, berjenis ktambak dengan ukuran gak lebih besar dari kepalan tangan dewasa. Kami berebut santap... apalagi ditengarai ikan itu merupakan tangkapan si empunya gawe. Hasil spear fishing...lepas subuh tadi. Plus, sajian tumben yang lain adalah menu sate gurita. WOW... Ini baru maknyus! Nikmat Tuhan mana yang bisa kami dustakan?

Welcome 2016 !!!!   

Tidak ada komentar: