Kamis, 18 Juni 2009

ANALOGI MANUSIA....di Rana Komputasi

Persepsi komputerisasi & konteks humaniora

Manusia perangkat keras (hardware) .. Akhlaqul Karimah perangkat lunak (Software).. sehebat apapun Hardware tanpa di instalkan perangkat lunak maka tidak ada gunanya.. pemimpin (hardware) tanpa Akhlaqul karimah (software) = tidak ada gunanya * surat Ar-Roem LOMBOK gili.

………..,

Entah apa yang melatar belakangi “sabda” singkat tadi. Adalah satu rekan mayapada, sang pencetus ungkap terlahir. Begitu menggelitik nalar saya yang rapuh. Kian rebut jadi bahan pemerhati subsidi kaji-ulas. Merongrong alur benak, tergerak kais fenomena serpih, database mozaik. Dan demi junjung atas nama kemelaratan ide, limitasi opini mandul… semoga alur kajian nanti kian menghantar muara juntrung. Sepaham, sesuai extension format bahasa. Klop install media… peranti suluk.. cacah random access memory. Satu nusa…satu bangsa….satu BAHASA mekanisme terlampir.

Kondisi jelang momen opsi pilih figur pemimpin, calon sang khalifah. Rasa-2nya punya pendekatan analitik dari ungkapan diatas tadi. Pemimpin (notabene sosok manusia) ibarat Hardware… Akhlakul Karimah selayak software. Agak blingsatan, proses eja dan logical transfer dari cernaan kalimat sabda tadi. diperlukan materi pengurai.. sebagaimana dikenal dengan sesi logic- flow chart. Diagram alur bedah tahap olah dari “data” berupa konsep binary. Saya pernah kciprat ilmu ini, mata pelajaran khusus berjuluk “RANGKAIan LOGIKA”.


Kajian mengalir….,

Ungkapan “manusia” yang di maksud tentu sebagai sosok individu. Kembali pada fitrah dasar khalifah juga berarti figur pemimpin. Bagi diri dan lingkungan sekitar-nya. Jika persepsi sosok manusia disejajarkan peranti keras/hardware. Berarti ideal-nya sebagai struktur komponen lengkap dari monitor display (daya Visual), keyboard sebagai instrument kunci pelaksana instruksi. Dan terpenting adalah CPU (Central Prosessing Unit), posko pusat pengolah.

Ahlakul Kharimah (budi pekerti yang baik) adalah bekalan-bekalan khusus. Sistimatika variasi petunjuk (rambu) dalam perjalanan insan mengarungi “kadar” hidup. Atau bahkan malah cuma se”kedar” hidup (Naif!!!). Persepsi sebagai software/peranti lunak. Dirana komputasi, software dikenal sebagai paket program. Diinstal pada hardware sesuai kapasitas daya tampung dan keperluan penunjang aktivasi program tertentu. Lakon tersendiri… jalani peran hidup. Sejak tombol ON di-tekan… dihidupkan. Life is begin… on stage… basa gaul terkini… PC (personal computer) mode-ON.

Bagaimanapun, meng-Install software tetap harus ber-kaidah. Fakta-nya memang ada “strata” di berbagai jajaran perangkat keras… hardware of PC. Gauli rana tehnologi, begitu lekas dan lugas varian yang hadir. Tipikal processor yang berbeda. Besaran media simpan – as storage device. Kapasitas RAM dll..dll..dll.

Para Analist-Computer sudah sepaham bahasa Mesin ASCII (American Standard Code for Information Interchange). Para programmer (pencipta sofware) cukup ahli diberbagai bahasa program. Next, sebagai operator computer/users…saya pribadi serasa ogah pelajari terlalu jauh.

Beda extension saja sudah persulit kemampuan eja software. Hal ini mengingat periode masa terkait generasi yang menggeluti. Beda materi… beda kurikulum.. beda pembekalan. Kian kini…semakin gegas lintas peralihan. Serasa banyak tertimbun hardware berlabel usang… teronggok.. terbengkalai. Yang bisa bertahan hanya yang mau ter Up-gradable. Bungkus luar (casing) boleh kusam. Internal kian bengkak daya linuwih… maksudnya lebih canggih. Up to date.. sejalan keperluan bidang masing-masing. Pribadi-pribadi installor...., kuasa transfer peranti lunak.


Kembali sinonim persepsi.

Menyerap Ahlakul Karimah sebagai software bisa juga terkendala. Tanpa disadari, selagi proses kaji olah data tersisip virus. Kinerja hardware jadi tersendat. Untuk memberantas di perlukan anti-Virus yang handal. Supaya hardware kembali ke jalan yang benar, sesuai fitrah kinerja rutin. Mampu menunjukkan eksistensi diri sebagai PC. Anti-Virus kudu sering up-date….

Next,

Gimana dengan proporsi hardware sebagai “pemimpin”? Sebagai nakhoda hidup pribadi-nya, terlebih kategori kapasitas pemimpin komunitas (bangsa). Wajar kalo statement ini akan menimbulkan 2 versi terjemahan khalayak. Nakhoda umat bisa terpilih dari berbagai asupan software. Syukur-2 berbekal Ahlakul Karimah murni. Paling ribet klo sudah akut terkontaminasi jibun virus. Kabinet CPU bobrok.. berarti ada beberapa komponen electronis yang kudu dicopot. Diganti dengan spare-part baru. Paritas spesies handal. Kinerja ngadat… terhenti, tapi masih PD. Hardware kini beralih tagging perangkat keras.. terdiri dari jajaran oknum keras kepala… keras hati. Artinya siap tersisih untuk jadi bangkai.

Singgung struktur organ komponen….hirarki organisasi. Bayangkan bila sebuah hardware PC induk (Server) akan mampu menjalankan kontruksi LAN (Local Area Network) - bagi follower PC dibawahnya, tanpa software (Ahlakul Karimah)? Bisa saja tetap berjalan… sejalan tipikal genre serupa. Format bahasa yang sama…komunitas yang sama. Wait! Kog ndilalah nyantol di otak. Mungkin alur sepaham ini juga hanya dipahami oleh hardware yang software-nya Ahlakul Karomah. Bagi saya ini cuma persoalan diagram alur – format logika, sepaham kode & bahasa. Perihal madzab barangkali….


Gak mungkin bisa tercampur. Komunitas LAN dengan basis oknum Pentium 1,2,3,4… gak akan mampu bersanding dengan komunitas lintas sector Pentium dual core, maupun core2duo. Si server akan terpilih berdasarkan keunggulan dan kapasitas lebih di kalangan mereka sendiri.

Sejauh kaji-ulas ini bergulir. Tersesatlah kalian bila berpikir.. coba-coba cerna.. reka-reka… “termasuk di golongan “strata” manakah kalian-sekalian?”. Saya hanya mampu membimbing pada pencernaan pondasi logika. Kita.. adalah manusia yang mampu berdiri dibelakang “layar”…Penjabaran Monitor tadi. Man behind the engine - PC. Ciptaan manusia untuk mashlahat umat…,

Jujur saya akui. Selagi tulisan ini mengalir, rasa-nya sempat sejenak terjebak betah nongkrong di petak “Recycle Bin”. TPA zona maya. demikian banyak bertebaran sampah... ampas digitasi.




Salam BAkteri Pengurai…,

Tidak ada komentar: