Selasa, 29 Maret 2016

mengenal Tanaman Obat

Green...green-eration...,
Sebenarnya gak susah kog cari materi buat sekedar cari muatan pendidikan lingkungan yang paling gampang. Gak musti harus jauh-jauh berandai-andai. Kapan yah bisa bareng keluarga kunjungi Kebun Raya Bogor ? atau jenguk kebun Teh dengan hamparan luas, gundukan gunung di Cipasung-LemahSugih - Majalengka. Atau misal kesempatan lain bisa disiasati jika kelak mudik Malang. Ada perkebunan Teh Wonosari Lawang. Sekalipun kumparan dalil ini bisa (kelak) menjadi terapi penyehatan yang lain dengan muatan pengenalan wisata Agro di belahan daerah lain. Bagian dari upaya alternatif wisata hijau dan kegiatan safari keluarga. Paling tidak jadi tabungan agenda kunjung jika mbesok-mbesok ada cadangan dana, atau bahkan talangan ongkos kirim dari philantropist yang tergerak berbaik hati. wkwkwk......, ngarep terselubung !

suweq... lokal sasak menyebutnya Lombos
Okeh, sejenak mengulas sesi investigasi tanaman obat yang sudah lewat. Masih dalam rangkaian kegiatan sepulang dari gabung acara pelatihan tim bekam di Benete-Sumbawa Barat. Awal Desember 2015 lalu. Tadi-nya ada beberapa agenda pengajuan untuk diklat lanjutan yang berkaitan dengan pengembangan tanaman obat. Dari jenis tumbuhan liar yang bisa ditemui disekitar lingkungan terdekat. Tanaman yang mungkin selama ini sering tidak di gubris sama sekali. Namun jika di tilik dari kajian dan manfaatnya ternyata sangat baik demi menunjang stabilitas kesehatan. Ini relevansinya dengan geliat kembali pada tatanan kesehatan mandiri. Dimana suplai bahan bisa diperoleh cukup mudah baik kategori rempah dapur. Atau dulu kita mengenal dengan aneka tanaman 'Apotik hidup'. Sejalan waktu berubah istilah lagi TOGA. Tanaman Obat keluarGA.

kumis kucing
Terkait dengan sesi singkat saat kami dan tim melakukan rapid identifikasi di sekitar pantai Maluk. Beberapa vegetasi yang ditemui kurang-lebih sama dengan beberapa varian umum. Baik yang ditemukan di sekitar ladang dan kerap di anggap gulma. Biasa terlihat di pekarangan dan halaman rumah. Jadi untuk melakukan pembelajaran tingkat dasar sebenarnya menjadi mudah. Anak-anak bisa dilibatkan langsung. Tidak saja silabus pendidikan secara rumahan saja, tapi bisa disiasati dengan sisipan saat melakukan kegiatan luar. Outing class. Bersepeda santai saat menyusuri wilayah pinggiran kota bisa menjadi opsi menarik lainnya. Tanaman yang dominan berkhasiat obat sekarang bukan lagi yang identik sengaja di tanam demit ujuan stok bumbu. Namun yang kategori gulma/liar kini mulai ikut dalam daftar wajib tau. Kenapa perlu? Setidaknya hal ini terkait kajian dan pendalaman sitir ayat Kitabullah. "Allah menciptakan penyakit... sekaligus obatnya". Tentu saja ini merupakan rangkaian ikhtiar. Bukan lalu semata taqlid memandang bahwa sakit adalah hidayah sarana mengikis dosa saja. Dibalik ungkapan ini terdapat sinyal tersembunyi. Bahwa bisa jadi tipe-tipe penyakit yang dialami seorang pasien... ternyata obat-nyapun tidak berada jauh dari lingkup mereka tinggal. Bahkan berjarak hanya sekedar jengkal kaki.

Paling tidak menjadi bekal pengetahuan dan bisa dijadikan racikan obat dalam keadaan kritis/emergensi saat dibutuhkan. Tahap belajar selanjutnya adalah mengenal inisial identik dari jenis tanaman bersangkutan. Beserta manfaat dan serba-serbi penyakit yang bisa ditanggulangi. Toh, Internet sudah cukup mumpuni secara basis informasi data. Lengkap...kumplit..plit! Tinggal kita sendiri tergerak apa tidak. Ini bisa dimulai dari teritorial sendiri... sejak dini.. memberdayakan dan menginisiasi pasukan cilik agar pembekalan itu tumbuh-kembang sesuai fitrahnya. Go and Growth....,


Dan foto dibawah ini beberapa jenis yang ditemui sekitar rumah...,


Remek Daging/Sambang getih (Purple Waffle Plant) Link1 Link2  

 Pohon Pisang & Manfaat pisang 


 Tanaman 8 Dewa
   
Jambu Biji & Khasiat 

Sirih & khasiat Sirih 

Tanaman Akar Kucing/ Kucing-kucingan (Acalypha indica) & khasiat

Jeruk Nipis & khasiat obat 

Tumpangan air/bayam-bayaman/Suruhan (Peperomia pellucida) & khasiat obat

tanaman Katuk (Sauropus androgynus) & khasiat obat
lokal sasak menyebutnya Sager

Pohon Sirsak  (Annona muricata L.) & Manfaat obat

tanaman Putri malu (Mimosa pudica) & Khasiat obat 

Rumput mutiara (Hedyostis Corymvosa) & khasiat obat


Euphorbia....

Sirih Merah (Piper ornatum) & khasiat obat

Meniran (Phyllanthus urinaria) & khasiat obat

Patikan Kebo (Euphorbia hirta) & Khasiat obat
*Masih status pelacakan identifikasi 

*Masih status pelacakan identifikasi


Tambahan cerita....,
Pengenalan jenis tanaman berkhasiat ternyata tidak saja terbatas pada jenis liar yang ada disekitar rumah. Secara gak sengaja, tetangga samping rumah sedang menjemur sesuatu. Lumayan juga sebagai bahan referensi dan pengenalan vegetasi tambahan bagi para bocah.
Sesi tanya-jawab ringkas dan ringan dengan om Gun. Rupanya secara fisik tanaman ini lebih identik kelompok tanaman pendompleng (epifit) pada tanaman induk lain. Sifatnya mirip benalu. Anggrek maupun kelompok pakis pohon. Belum kenal nama latinnya. Klo masyarakat Sumbawa menyebutnya dengan nama tali angin. Keberadaan-nya bisa dianggap sebagai 'gulma'. Menyerap unsur hara hingga bisa membuat mati perlahan tanaman inang. Pohon sebesar apapun akan jadi lapuk. Dan dalam kurun waktu berjalan akan tumbang dengan sendiri-nya. Kebanyakan populasi tumbuh memadati kanopi dan sekujur pepohonan di dataran tinggi sekitar 1000-1500 dpl. 
Bahkan ada inisial unik dari seorang ahli botanist asal Gurkha. Tamu yang pernah saya pandu. Kebetulan saat itu kami baru turun dari wilayah Santong dan Sembalun. Paska melewati gundukan Gunung Pusuk dan liuk aspal berikutnya. Tibalah kami di zona pepohonan yang 'multi bulu' itu. Lokasi paling banyak ditemui tali angin. Saya gak terlalu fokus pada obrolan duo-tamu karena tugas nyetir. Tapi dari celetuk obrolan dia menyebut tanaman itu sebagai witch's hair. Alias rambut penyihir! Mungkin konotasi kesan menyeramkan itu. Sekalipun saat itu saya agak blank dengan istilah latin-nya. Tapi untung ada mbahkung Google. Ternyata strata klasifikasi adalah fungi/fungus alias jamur, spesies Alectoria sarmentosa. Menariknya, ternyata mereka dianggap sebagai vegetasi pemantau kualitas udara.
Rada mirip tapi kudu dibedakan dari kelompok Cuscuta(dodder, indo = tali putri) karena lebih identik tanaman sejati. Justru dodder lebih identik kelompok vegetasi biang hama (parasit).    



Satu sisi, sebagai gulma statusnya mungkin  dianggap merugikan dalam struktur siklus ekosistem. Tapi bagi masyarakat Sumbawa tidak. Si gulma ini justru bermanfaat. Sebab bisa diolah sebagai bahan alami serbuk perawatan wajah. Utama-nya kalangan perempuan. Cara-nya cukup dengan menumbuk hingga halus. Mungkin bisa juga dengan campuran bahan lain.
Selain bisa untuk pemakaian rutinitas harian. Serbuk perawatan wajah ala tradisional ini juga kerap disisipkan sebagai ritual adat perkawinan. Sebutan-nya Barodak. Calon mempelai wanita dilumuri sebagian besar tubuhnya. Terutama wajah dan lengan-tangan. Tujuan-nya agar si perempuan terlihat kinclong dan cantik pada momentum pelaksanaan prosesi pernikahan. Yah, semacam tradisi Malam Widodarenan pada adat Jawa. Bagi warga Kampung Melayu - Ampenan, prosesi macam gini juga ada. Sedikit terpengaruh dengan warna budaya kalangan arab. Disebut Malam Pancaran. Meski beda secara metode dan tata cara, tapi bagian yang wajib ada adalah proses luluran diikuti tahapan tetek-bengek berikutnya.


Poin Pencerah :
Setidak semoga wacana dan referensi diatas bisa menjadi bahan olah pikir dan renungan. Sebagaimana terapan pada ihwal kajian kesehatan mandiri ala thibbun nabawi. Semboyan-nya cukup sederhana "jadikan makanan-mu sebagai obat... dan obat-mu sebagai makanan". Imbauan-nya agar kita lebih mawas diri pada konsep kepedulian dari hal sederhana. Termasuk bagaimana orang dahulu mengatasi penyakit jika mengalami keluhan organ teori lebih simpel. Cukup mencari bentuk buah dan sayur yang memilik bentuk serupa dengan organ yang terganggu tadi. Misal Pegagan di identikkan dengan atasi keluhan otak. Wortel untuk kesehatan mata. Dan lain-lain. Untuk sinergi wacana bisa langsung kunjung laman   http://blog.8share.com/id/ajaib-10-makanan-ini-berbentuk-mirip-dengan-organ-tubuh-yang-memang-membutuhkannya/
Termasuk jika dikaitkan apa korelasi masyarakat Sumbawa mengapa bisa memanfaatkan tali angin sebagai salah satu bahan lulur.  Apa asal muasal cerita sehingga si rambut nenek sihir itu diyakini sangat berkhasiat sebagai bahan kosmetika alami. Adakah catatan lontar semisal takepan sebagai literatur pendukung? Hm..terlalu naif jika tidak mendatangi sendiri kalangan budayawan lokal. Kelak jika ada kesempatan.
Tapi ini sebatas analisa dangkal saja ya. Tips mengenal makanan yang bentuknya mirip organ tubuh manusia. Setidaknya penjelasan wikipedia agak sedikit beri titik terang. Lichen dikenal sebagai tanaman pemantau kualitas udara. Mereka adalah cermin dari penumpukan polutan udara. Fungsinya acapkali dikumpulkan untuk analisa unsur jaringan. Disamping lichen memiliki kandungan serat yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan medis. semisal bahan pembalut, perban dan diapers. Sederhana-nya gini... dengan wajah kita yang mudah terkontaminasi debu dan polutan apapun. Pantaslah jika kita perlu merawatnya. Toh serat serbuk lichen ini secara harfiah fungsi memang mampu menyerap unsur polutan dalam jagat kosmos lebih luas. Jadi konotasikan saja sebagai bahan olahan jadi serbuk  lichen juga pasti punya sifat yang sama. Entah sebagai pengusir flek-flek diwajah. mengangkat jaringan mati semacam efek ampelas. Demi memperbaharui agar paras ibu-ibu.. dan remaja putri di tana Samawa bisa lebih segar. Memancarkan kecantikan alami..bukan atas rekayasa permak sulam alis. sulam bibir... benang wajah. Bahkan ungkin operasi plastik! hihihi...,

Be Nature with Environmental....,  tentu-nya akan lebih manjur jika ditambah bilasan wajib 5X via terapan aplikasi wudhu. Salam lestari....,

Tidak ada komentar: