Farewell 2008…welcome 2009..,
Nyaris seminggu, terhitung mundur alih tahun saya gak kunjungi lingkup virtual. Kali ini kebagian tugas bawa tamu diving..., para backpacker stok wajah lama. Tahun 1992 awal saya ktemu dengan mereka. Belakangan baru tau kalo salah satu-nya adalah penggiat artikel tema avonturir di bilik maya. Ber-alias nama Trinity, punya alamat http://naked-traveler.com. Hebatnya, tuang kisah perjalanan-nya sudah naik cetak sebanyak 10 edisi. Salut…,
Tiga harian aku alih-fungsi jadi guide bawah air, sejak 26 hingga 28 Desember. Lokasi yang disambangi kawasan gili di wilayah Lombok Timur. Alhasil, bekal berangkat jadi lebih sarat. Lengkap kompressor portabel air-filled. Beserta tamu tumplek-bleG di-tampung mitsubishi L300 tua milik kolega klub. Tanpa AC, kemudi gak dibekali power steering! steering with power…, sedikit olah otot kontrol putaran arah kemudi. Ini nyetir…apa muter beban halter!!??
26 Desember….,Dive hari pertama langsung boyong ke gili Sulat-Lawang. Berhadapan 2 dive point yang terpisah alur selat sempit diantara 2 pulau gugus bakau. Dive pertama nyemplung di varian slope dan wall tubir Sulat. Surface interval di pantai pasir gili Lawang timur. Lanjut dive ke-2, gilir nyebur di wall-Dendronepth Lawang. Arus kecil… visibility lumayan bersih. Untung gak sedang kambuh efek keruh getah tanin tabiat bakau. Se-lemah-2 arus masih juga saya harus extra bimbing Yudit. While, sedari tadi si Indra tetap fokus diri dengan aksi snorkeling, plus canoing di pinggiran rimbun bakau.
27 Desember…, kali ini jibun 3 cewek diver yang jadi konsen jatah bimbing. Tiki kemarin telat nongol akibat delay merpati dari Bali. Gili Petagan-mercusuar jadi aksi awal poin nyemplung. Tabiat arus lemah.. partikel terlarut cukup pengaruhi jarak pandang yang hanya jangkau 10 meter. Selang 45 menit aksi kedalaman berakhir di sudut gundukan porites, ada balikan terjang arus….,
Sembul permukaan, langit kian redup akibat mendung, kulit gelombak sedikit mulai bergolak. Punggung timur Rinjani kian menutup diri. Kami ber-alih lokasi ke gili Kondo, tempat travel agent Perama ber-kutat. Santap siang non-sambel bikin semua kecewa.
Dive ke-2 dirasuki sdikit was-was, “bner kita mau nyelem situasi gini?” tutur Trinity. Berkenaan hembus angin kian jalang, dan sisipan sambaran petir. Jawabku besarin hati.. “urusan cuaca kacau kan di-atas, kita kan mo nikmati sesi bawah”. Pilih mana gigil di atas perahu atau hangat di dasar laut….,
briefing singkat ternyata bisa juga di luar kendali. Usai bareng pelototin telur cumi dibalikan cangkang kima, mendadak udin accent. Susul untuk kembali pola descent normal, gilir tiba dasar…, hey! 2 oknum lain-nya raib. Ini sudah ketemu gerbang berubah arah arus. Pecah panduan…, terlalu asyik ikuti alur tubir bikin merek terbuang arus tuju poin tengah.
28 Desember…, last day diving trip. Rada jelang siang pigi gili akibat kendala kompressor. Karet van-belt pemutar aus tergerus masa pakai. Improve-nya tank jadi sekedar isi 2000 Psi lebih dikit. Pilihan cebur awal saya pilih di barat Petagan. Arus rada lambat…fokus jangkau tatap sekitar 15m. Gilir kini nikmati slope of Fringing yang berakhir bottom kontur kedalaman 10m. Jajak tengah di areal gugus koral flat kian tambah gairah, sight-seeing. Dan Udin…, masih setia nempel bagai remora. Cukup membuat trio diver terkagum, saya sendiri terpukau. Ini dive ke-2 di poin sama sejak my last dive bareng mas Evri-BPPT, 9 tahun lalu. Saya-pun kian antusias diwarnai dominasi anthias. Habitat karang rapat…biota ikan melimpah ruah. Wow…!!, Wuaduh! Justru akhir nongol kebagian sengatan ubur-ubur. Rupanya lagi pasang tinggi…dan titik temu arus jebak mereka diami wilayah bawah permukaan. Dasar kreatur penyumbang keruh! Untung bukan jenis blue bottle….,
Surface interval dipilih gili Kapal, termungil diantara guyub-gili sekitar-nya. Konon terbentuknya dulu akibat efek kapal kandas, lalu tertimbun secara proses alamiah. Berparas hamparan pasir putih tanpa vegetasi…mandul hijau, cuma jumpai sampah. Batang pisang.. gelondong kayu kelapa.. serak plastik juga perca lamun dan sargassum. Terbawa arus dan dorong ombak dari aneka arah. Bisa saya bilang ini-lah unik tersendiri sang Gili. Luasan saat kami merapat sekitar 5 are. Semakin dilanda pasang kian ciut tampil unjuk diri. Melebur senyawa riuh interval ombak.
Dive ke-2 kami santroni lagi pucuk selatan Petagan. Menyisir slope dari kedalaman 15m hingga 3m ke-arah pesisir barat. Semacam aksi dive multi-level. Temperatur lebih dingin dari sebelumnya. Komunitas awal lebih dominan komunitas Xenia. While varian ikan nyaris sepi. Hanya kliatan beberapa lintas keluarga Labridae size juvenil, juga Apogon di selip hard-coral. Gugus varian acropora lebih banyak teramati jelang jajak depth 10m ke-atas. Indikasi suhu perairan dingin bakal ada Achantaster planci, mungkin juga benar. Ada sua 3 individu tergolek molek penebar efek bleaching, spiny authority. Udin penasaran pelotot via masker, kian nungging bak kuda lumping.
Melayang diarus lemah…habisin jatah moving-safety stop sambil jelalatan kanan-kiri. Lalu menyembul di datar pijakan rubble. Tutup aksi hari… pulang base-camp Labupandan.
29 Desember ;
Catatan akhir, Berkemas…. 3 cewek siap aku antar ke Pelabuhan Kayangan. Mereka masih punya agenda ikutan cruising Perama tour. Selamat tahun baru di belantara basah….hingga tiba Labuanbajo. Gilir ber2 bareng Indra tuju Mataram. Santap siang kuliner mampir di RM Rarang. Ayam kampung bumbu pedas ternyata bikin Indra lahap, hingga simbah peluh seperti atlit umbar daya. Padahal sekedar olah-raga sub-divisi mulut.
Ada keunikan trio-female diver, style santap-nya yahud…kian ma’nyus kalo ktemu sambel. Saya sendiri jadi sulit ber-kamuflase. Hahaha…., tiap jelang dan akhir sesi dive selalu ada serdawa! Hoeeeek…hoek… hoek… pangkat tiga! Spontan aku berseloroh…”bisa-bisa orang lain gak bakal percaya kita ini diver, paling banter dipikir habis kero’an”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar