Selasa, 25 November 2008

Caution : Mine is MINEs….no FEAR!!!!!

temu Ide dan FAKTA di lapangan....,


Dikatakan beruntung, mungkin juga betul. Ada saja nilai hikmah dari “kebetulan” yang bisa teraih dari proses kajian hidup. Kali ini aku hadirkan lagi sebentuk kegiatan sisi lain, mendesain logo T-shirt. Tematik isu laut dan nuansa lingkup SCUBA. Masih rangkaian isi aktivitas di Rinjani Diving Club sekitar 1 dasawarsa lalu. Bekalan hanya peralatan manual, sama sekali belum tersentuh olah tehnologi computer. Gaptek….akibat minim fasilitas pendukung!

Design dibawah ini sejarah lahir-nya mulus, tanpa perah tenaga extra seperti kasus ibu kejang perut..erangan putus…dan akhirnya ber-simbah darah. Ia jadi karena proses order. Yayasan JARI (Juang Laut Lestari) baru saja emban tugas sebagai perwakilan CMC (Central Marine Conservation) di Indonesia, kira-kira di tahun 1998. Salah satu bentuk aplikasi program adalah rutinitas Coastal Clean-up. Dan divisi kami sedang upaya bikin Kaos dengan logo yang tepat. Ajukan ke pihak sponsor, lembaga donor...dan berharap jadi ikonik atribut. Namun dengan alasan satu dan lain hal…urung tampil. Abracadabra! Jadilah kamu pengisi portofolio koleksi priBADI…priBASI…,



Ten years later……,

Beware! Mine is mines.....gak usah takut!!! Judul diatas tadi serasa bawa kait mata rantai cuplik sejarah renta. Kejadian berawal pada kegiatan sensus kondisi biota ajakan Diskanlut Propinsi NTB, observasi tingkat polusi wilayah perairan. Terlaksana di 17 April 2008. Mas Sabaryono masih tetap sebagai dive-buddy. Cuma dibawah kami terpisah beda arah. Saya sisir ke utara dari starting poin rool meter, dia menyelonong sisi selatan akibat interval jebur…beda timing entry. Alhasil status single diver on duty!

Visibilitas cerah…dominasi karang banyak di huni gundukan Porites, varian Acropora bentuk tabulate, dan tonjolan Sponge. Terlihat sebagai paritas generasi yang baru tumbuh. Fenomena kerusakan kemungkinan besar sebagai akibat timpa buangan jangkar. Teramati pada luasan sempit zona rubble yang sudah berselubung alge. Tingkat kerentanan lain kemungkinan sebagai akibat congkel kait para penyelam Hookah-kompressor ban, kebanyakan dilakukan nelayan dari wilayah Montong. Bisa juga efek semprotan potasium.

Kelompok ikan yang tampak didominasi kelompok mayor family Pomacentridae (Betok), Labridae (Cina-cina), Chaetodon (kepe-kepe). Sedang satuan minor individu maupun berpasangan meliputi : Acanthuridae (Butana), Mullidae (Kambingan), Scaridae (Kakaktua), Balistidae (mpak Pogot), Grammistidae (Soapfish).

Simpul mudahnya bgini…, dominasi kelompok ikan mayor adalah komunitas ikan karang yang bukan ikan konsumsi, melainkan berpredikat ikan hias. Kecilnya jumlah kelompok minor berarti indikasi adanya degradasi populasi. Notabene mereka adalah komunitas ikan target. Penyebab utama masih ulah manusia… artifisial damage by human being.

Konsen jelatatan sambil catat temuan di slate… Nah! Ini dia temuan langka. Bukti usang yang tersimpan di teras “kedalaman” Ampenan, sebagai mantan kota bandar. Sisa ranjau laut.. tergolek bisu simpan misteri sejarah kolonial. Snap-shot by camera.. simpan di lempeng memori. Hampir 50 menit bottom time aksi in depth, leave the bubble..take only memory! Ada benarnya kata almarhum Jack Yves Cousteau.

Terkait ampas ranjau…gak kuatir meledak? Herannya gak terbersit risau sama sekali. Saking girangnya ter-ingat karya Logo. Masih sempat tak geser…pindah posisi. Kian yakin itu ranjau saat liat tonjolan mirip tanduk pendek di balikan lingkar cembung bodi keropos besi. Bisa jadi saklar pematik!

Perlahan pulang ke permukaan… ternyata boat keluyuran sedari tadi searching of me. Bapak-bapak..mas-mas..semeton jari.. dari tadi saya di titik cacah yang statis gak berpindah. Belum bisa kenali pecah gelembung “kiriman” dari bawah ya? Hahaha…..



koloni favorit-ku!


skala ranjau laut

good bye...my Mine!


Tidak ada komentar: