Rabu, 10 Desember 2008

Nimbrung Pagi ala Kampung Melayu-Ampenan

11 Desember 2008


Hari ini tepat masuki hari Tasrik, jatah terakhir potong hewan kurban. Tiga hari sebelumnya di keluarga kami sudah laksanakan sembelih se-ekor kambing. Mengisi rangkai kesakralan hari, ada sisip agenda sekedar syukuran bagi keluarga yang telah meninggal, baik almarhum juga almarhumah. Sebatas paut generasi pendahulu di jalur keluarga istri yang notabene masih ada titis turunan Arab ber-fam Abdat. Tradisi ini sudah berlangsung rentang silam. Sebentuk jabaran sederhana untuk kenal dan pahami silsilah keluarga. Hingga tingkat Canggeh, generasi di atas buyut.

Subuh baru saja lewat, pagi masih gelap akibat langit dijejali arakan mendung. “Assalamualaikum…” ucap satu persatu tamu mulai berdatangan. Mereka adalah para jama’ah subuh masjid Babussalam-Kampung Melayu. Cuma beberapa gelintir pria sebagai hadirin. Tak lama acara-pun berlangsung dengan semangat kebersamaan, guyub warga antar tetangga. Nyaris semua masih lengkap kena sarung dan peci. Melantun rima kitabullah…membelah sesi temu pagi.


Sekedar menu saji, gilir keluar hidangan ringan berupa panganan khas arab disebut Ragit. Olahan terigu campur air-telur-garam yang di kemas bentuk lempeng dadar, berbentuk mirip pancake. Beda-nya hanya dadar tersebut digulung, lalu di potong selebar 1½ ukuran segmen ruas jari. Diguyur kuah gulai kambing sebagai rendaman penyerta cita rasa, di taburi bawang goreng…., dan kini siap santap. Untuk yang ingin cicip lebih aroma manis bisa sedikit kecrut kecap.

Akhirnya kami berjama’ah santap hidangan hangat, tak lupa bekal seruput kopi jahe di gelas kaca mungil khas souvenir haji-an. Berbaur cakap dialogis interaktif….,

Tentang “rasa” bagi saya gak ada masalah, malah beda kasus dengan bini saya sendiri yang kagok eja di lidah. Padahal menu hidang wajib tradisi jelang hari raya Kurban tiap alih tahun. Wisata Kuliner yang bagi saya kian terpola “saban” mestinya cocok disebut wisata Kulino! (wis tuwok ngrasani….). Maklum saja darah pembauran, jadi sering saya ledek dasar ARAPati genah!”.







undangan jama'ah subuh




format saji





Arabian Pancake





jama'ah terCILIK

2 komentar:

Hani mengatakan...

lho kok makanannya nggak dibungkus untuk orang karang mas mas yak :p

gala-aksi mengatakan...

hehehe.... kuatir gak penuhi selera lidah. plus stok cadangan ternyata gak sisa...ada pengunjung lain muncul di terang pagi.