Kamis, 11 Desember 2008

Finding Ampenan…..,


Private project ini sebenarnya bermula dari niat gerakan bersama rekan lain untuk angkat nuansa Ampenan dalam gambar. Bertema Ampenan sebagai kota tua. Teman lain juluki aksi ini merupakan umbar wacana ethnography. Lebih antusias lagi, saya terpacu akibat hadiri acara Sosialisasi dan Promosi Daya Tarik Wisata Kawasan Konservasi. Hotel Lombok Raya tanggal 29 Mei 2006, lewat 2 tahun silam. Terkait poin makalah “program-program penyuluhan sadar wisata di garis Kebijakan Pengembangan SDM, upaya Memobilisasi LSM di garda depan”. Artikel ini sudah ter-posting lebih awal dengan judul Memupuk Minat berwisata – Yuk!!! Melancong di kawasan Konservasi??? .

Kala itu ada beberapa koleksi foto terkumpul akibat gerilya di lingkar Ampenan. Tidak semua tercetak akibat berformat bentang klise, karena masih berbekal SLR-manual. Giliran hendak cetak terbentur biaya. Kualitas printing mesin modern selalu kurang pantas di terapkan di klise film. Gak seperti penerapan relevansi produk digital…digit-all. Solusi cetak film pake metode tradisional “Kamar Gelap” tidak juga temui ahli dibidangnya. Trenyuh juga!... tapi untuk suatu niat baik gak ada kata percuma, terapan IT bisa wujudkan hal itu.


Kembali kaitan Judul…,

Pemerintah kota Mataram mengklaim bahwasa-nya Ampenan merupakan 1-1nya asset obyek wisata nuansa pesisir dengan bentang lansekap terbatas. Sebagai eks kota Bandar, peninggalan aura kota tua sebenarnya bisa diandalkan sebagai “umpan” ber-nilai jual. Tapi ungkapan staf instansi terkait saat itu menyatakan Ampenan sebagai stok asset terkesan gamang, gak begitu percaya diri dalam sinar ekspresi. Tampak gak paham…sekedar jadi “wali” jatah alokasi hadir. Maklum sirkulasi motif birokrasi.

Akibat bermukim di Kampung Melayu, banyak ciptakan “kans” bagi saya untuk lebih kerap mendalami Ampenan. Ke-ironis-an pemerintah kota perlakukan asset-nya ternyata memang gamang. Dibiarkan seada-nya…pernik tua Ampenan kian tergradasi renovasi. Hanya tersisa sedikit atribut, yang saya yakin terabaikan.

“ABAI”…gak hirau sebab terjebak rutinitas progresivitas harian. Nah! Di poin “ABAI” ini saya hendak awali ajak anda sekalian ber-wisata visual.., sejauhmana anda bisa pahami alur kota dengan muara akhir temukan Ampenan. Simply challenge…, sekaligus mengungkap rahasia awam filosofi fotografi yang umum dikenal dengan istilah Freezing Moment. Foto dapat mengungkap banyak hal, konsekuensi efek kita bergerak…aktif dan bukan produk stagnan. Jawabnya ada pada pelotot sesaat. Dan renungkan dibelahan Mataram mana… posisi saya abadikan foto-foto tersebut?

Sebagai “kelinci percobaan” pernah saya coba 1 sobat wartawan untuk kupas tuntas kumpulan essay photo tadi. Terbukti gelagapan direcoki fakta gambar ter-beku-kan. Padahal terkait tugas mestinya ber-label tukang kelayapan…doyan keluyuran buru berita. Dalam hati saya cuma bisa senyum…, fotografer professional saja masih bisa bingung apalagi seorang Kameramen, terbiasa liput segmentasi gambar gerak-videography. Hahahaha……,


Tertarik ???? liat di http://cerita-photo.blogspot.com dengan judul sama!



4 komentar:

Hani mengatakan...

kecian deh ampenan, bangunan tuanya nggak diurus. udah gitu banyak yang udah jadi bangunan baru. atmosfer kota tuanya ilang dong

gala-aksi mengatakan...

memang akeh ilang... bukan milik Pemda.sekedar imbau pemilik asli utk peduli tapi tanpa kontribusi. hahahaha...beda jauh dengan semarang. tapi ntar ada foto lain yg mengungkap sisa pernik tua-nya ampenan.

Erika Widiastuti mengatakan...

halo..
Saya admin @infomataram. Saya menemukan blog ini saat googling tentang Ampenan. Bolehkah jika saya memposting foto-foto yang ada di blog ini di akun twitter @infomataram? Terima kasih.

gala-aksi mengatakan...

ibu erika : silahkan bu..., tp yah sekedar syarat cantum asal narasumber jg bolehkan?... di perkenan kog.
salam aktivitas maya.