Rabu, 03 Juni 2009

penangkaran penyu GILI

Penyu hijau in DANGER!!!!
Jauh sebelum penangkaran di gili Trawangan dibikin. pernah lahir kepedulian, cuma bisa saya tuangkan dalam aksi LOGO.... talk thru T-Shirt.

Foto inset sebelah kiri adalah memori kunjung gili Terawangan tahun 2005. Selagi ikut nimbrung pandu rombongan STUDI BANDING - program akselerasi persiapan implementasi - Community Based Resources Management (CBRM), rangkaian project
COREMAP (Coral Reef Management Project) tahap 2 wilayah Indonesia bagian Barat. Dimotori oleh sub-bidang afiliasi project terkait, bernama CRITC - Coral Reef Information and Training Centre. Pusat di Makasar-Sulsel. Gak seperti kunjungan studi banding sebelumnya. selagi saya masih aktif sebagai CO (Community Organizer) di gili Meno, ikut direkrut dalam Program Aliansi 3 Gili (SIGI). periode kegiatan 2000-2002. Sempat juga pandu kelompok studi banding lain dari otorita Makasar. Kesan kunjungan ke-2 kali ini terasa garing! Kantor SATGAS Terawangan terbengkalai-tanpa personil. Tergolek sisa bangunan... berantakan isi dalam. Buru-2 ada personil dalam struktur organisasi. Cerai-berai...., Ktemu salah satu personil toh dia-pun ngelayap pergi dengan risih. "Nih saya bawain tamu studi banding! mereka mo liat gaung keberhasilan SATGAS... yang konon sensasi berita-nya meluas skala Nasional". Realitas pedas bagi mereka. Entah!!!! Rombongan-pun akhirnya kami giring melihat kegiatan penangkaran penyu yang dikelola salah satu warga. pak Zainuddin - pemilik Dino Cafe. Alternatif field trip program kunjung.

Sekedar info :
meluruskan artikel berita lingkungan yang pernah ditulis oleh beberapa rekan pewarta lokal. Tempat penangkaran penyu di Gili Terawangan ini BUKAN eksis sejak lebih awal tahun 2000an (lebih-2 sudah ada sejak 1991- Newsletter Samanta). Alibi ini terkait fungsi aktif saya sebagai CO yang saat itu wira-wiri 3 gili. Program SIGI (Aliansi3Gili) bertema ecoturism. Kelirumologi yang patut diluruskan. Pengecualian, bila prediksi pusat penangkaran ini muncul jelang akhir program SIGI. Tahun 2003an ke-atas.

Telusuri runut kasus,
Kegiatan penangkaran penyu di Gili di Gili sejak awal sudah dilakukan oleh pengusaha bidang wisata penyelaman. Mr. Ernest, bule asal negara Inggris. Salah satu dive operator mukim di Gili Aer, bernama Reef Seeker. Program "hijau" mereka ini sudah saya liat sejak 1997-1998an. Kerap juga menampung penyu limpahan dari pihak AL. Hasil operasi laut buru-sergap nelayan Flores yang hendak lego tangkapan mereka ke pengusaha Restoran bali.
Kegiatan sektor konservasi ini ternyata membawa dampak baik. Secara langsung turut membantu tahapan usia tumbuh para tukik. Dengan prediksi usia ideal dilepas kembali ke habitat asli. Ketika tiba saat, jadi momen fenomenal bagi suguhan tamu. Dan tentu saja bisa mendulang nominal sekalipun dengan dalil sumbangan. 5 USD / release by hand...., what ever!
Herannya, opsi "motif" usaha tadi agak lamban terserap masyarakat. Hingga tiba giliran pihak managemen Reef Seeker menoleh kans aneksasi usaha-nya. Mendapat ijin hak pengelolaan usaha di 1 pulau bernama Bidadari, kawasan wisata marina kepulauan di Labuan Bajo (Flores) . Kisaran tahun tepat jelang pusat Penangkaran penyu di gili Terawangan mulai berdiri.

Singgung pulau Bidadari-Flores,
Awal pengelolaan si mr. Ernest di pulau itu ternyata sempat mencuat berita heboh. Kasus penjualan pulau dari pemda setempat. Agak simpang siur berita-nya. konon hanya masalah remeh gara-2 sang pengelola marah usir nelayan yang singgah pantai di pulau tersebut. Sang pemilik merasa beli..."privacy-area". Nelayan tergores perasaan... karena pola rutinitas terusik. Merebaklah kasus penuhi tiras... media cetak juga elektronik.
Gilir nongkrong (2007) di pertemuan anggota Program Mitra Bahari - Regional center NTB. Ada celetukan menarik dari 1 anggota sektor pengusaha Mutiara. Konon, blow-up media tentang berita pulau Bidadari sengaja dilakukan oleh dinas intelegen. Pengalihan fokus opini masyarakat. Terkait geliat suhu politik Nasional... pengadilan bagi pak Soeharto.

Saya hanya angguk-angguk, sekedar pahami dan hormati opini pencetus. Agak skeptis menyikapi. Bisa jadi benar... bisa pula hanya rangkaian bumbu kasus penyerta. Sekelumit bungkus dan tehnologi alih kemas... teori konspirasi.
Bukan apa, jejak naratif dan kronologis (saya pribadi) lebih condong pada "cipratan" kasus lain. Hengkang-nya TNC (The Nature Conservancy) dari bumi pesisir Flores ujung Barat. Sejak kasus penembakan beberapa nelayan lokal. Mereka biasa melakukan operasi laut rutin dalam kelompok terpadu. Mengejar nelayan pengebom.... tembakan peringatan gak di gubris... akhir nya, meletus tembakan pencabut nyawa.
TNC penggagas program utama jelas terkena getah... diserang dari berbagai konsep opini. LSM demi LSM bergotong royong usung keprihatinan... isu merembak dan bergolak. mundur teratur... TNC beralih mukim program di taman laut Raja Empat.
mr Ernest bagaikan pion setitik...., rusak sebelanga wajah nusantara digodok pihak media. Bukan main... gak main-main. ups!



Tidak ada komentar: