Selasa, 10 Februari 2009

Pelecehan Bahasa...

ab-BEJAT




Sumpah demi tukang! saya kebetulan saja dapat ide sederhana terkait invalid lafal eja. Narasumber kais ide ini terkait bacaan salah satu isi materi mbakyu Trinity. Beda-nya saya hanya mengupas dari sekedar lingkungan terdekat. Ada bude dari garis keluarga istri saya yang punya bawaan unik terkait lafal eja. Sekena-nya, entah tersilap lidah. Terkontaminasi pola eja bahasa asing. Bahkan paling parah karena pilih mudah tehnis sebut. Ci’ Ayut bernama lengkap Su’ut Abdat.. Single fighter, anak tungggalnya kak Jibi sudah hampir 20 tahun lebih menetap di Pamekasan- Madura. Memang profil unik. Dan sedikit peluang hibur bagi kami yang tinggal bersebelahan rumah. Kini ikuti beberapa vocabulary beliau yang tersaji pada alur saya berkisah…,

Sekitar 6 bulan silam ada acara nikah keluarga di Jakarta. Misan Madiun dapat jodoh orang ibukota. Masih berdarah turunan arab. Peluang berangkat ada pada ci’ Ayut. Sebagai wakil keluarga Mataram sekaligus jumpa anak-mantu. Saya ditugasi urus beli tiket, booking jauh hari. Akhirnya terpilih flight harga ekonomis Batavia Air. “Tolong segera eM-eS (SMS)bang Faruk biar jemput aku di Juanda”, ceplos ci’Ayut. Belum cukup yakin, masih harus nelpon “ingat Faruk, aku naik Watavia (Batavia), Lho!”. Singkat tiba Juanda, ci’Ayut gak kuatir kesasar susuri lorong hingga gate keluar karena “Aku dibantu Sarpam” (Satpam). “Sudah tak kasih 15ribu buat beli rokok”.

Alur cerita kini berganti flash back. Mudik Mataram usai tunai hajat kunjung, kian antusias umbar cerita. “bayangin dari Juanda kami langsung pigi Malang, mampir makam pak Karno di Blitar”. “ Aku lapar, untung Jibi bawa bekal roti isi Soklat. Satu kesempatan rombongan main ke lokasi masjid kubah lapis emas. Semakin heboh bercerita. “MasyaAllah besar masjid itu, tiang tinggi… Karpek asli export Turki”. Tak lupa bawa oleh-oleh bibit bunga Ekorbia. Easy way to say Euphorbia.

Rancu bahasa. Begitulah sisa sebagai produk era lama kutat ter-akumulasi. Seorang almarhumah-jidah masih doyan sebut kata Gumi dibanding bumi. Bendahara kata sansekerta yang juga jadi slogan kabupaten Lombok Timur hingga sekarang, “Gumi Patuh Karya”. Sebut cidomo (dokar khas Lombok) suka bilang Sidomo. Serap abjad “C” ucap konsonan ala English. Padahal CiDoMo adalah singkatan Cikar-Dokar-Motor.

Beside, ci’Ayut juga punya bendahara frasa unik. Contoh yang paling saya ingat “Hidung Cok”. Gelar nyeleneh untuk Steker listrik. Dan memang tidak mengherankan. Bapak saya berdarah Sulawesi-Selayar bilang cikrak terpeleset Jingkrak”. Mau bilang Dingklik rada susah, terjadi proses afikasi-asimilasi unsur bahasa. “Pelungguan”. Lungguh bermakna duduk dapat infik-sufik, Pe & An. Semata demi terhantar sebuah maksud tanpa aral belepot lidah. Saya-pun pernah bingung istilah Indonesia-nya barangkali “Kursi kayu cebol”.

Terakhir, istilah unik pernah nongol dari teman club Selam Rinjani, bernama Naim. Jemari menari..pletik jempol dan jari tengah. Sejenak berpikir…mendadak kciprat bilang “Pan, pinjam pengetesan-nya???” Haahhh? Apalagi ini pikir saya, deep thinking. Begini…begini… jelasnya easy going. Ternyata maksudnya AVO-meter!!!! … serasa kram perut, Luar biasa saya bahana ketawa.

Wait! Ternyata putri saya-Gingga juga punya istilah mandiri. Setiap kali bilang periode waktu yang sudah lewat. Dia sesuka-nya bilang “Maci dulu”dalam singgung sisip kalimat. Time signal in the past. Dan bisa jadi saya-pun pernah punya koleksi tersendiri masa lampau. Kapan itu? Pokok-nya MASIH DULU….,


Tidak ada komentar: