Rabu, 18 Februari 2009

Turun survey lagi….,




12 – 13 Februari 2009


Gak ada lain kalo bukan ajakan oknum SAMANTA (Yayasan Masyarakat Nusa Tenggara). Pendekatan tetap pada penanganan isu utama masalah hutan. Populasi warga yang bersinggungan langsung dengan pemanfaatan hutan. Relevansi sumberdaya hutan non Kayu. Apapun judulnya, selagi masih terkait zona pemanfaatan isu HKM. Wilayah perkebunan masyarakat yang berada di pinggir kawasan hutan. Hanya saja skup fokus kali ini dipersempit, petani coklat alias Kokoa.

Selain itu survey ini juga untuk bertujuan himpun data kapasitas produksi Kakao sewilayah NTB. Namun hanya sebatas para pengepul saja. Alasannya sederhana, tidak ada stok data akurat mengenai produksi Kakao-Lombok. Baik antara tingkat Propinsi maupun Kabupaten. Benarlah kata pak Didik. Ada 2 kategori data pokok di pusat Statistik daerah. “DATA Pokok” atau “Pokok-nya DATA”. Efeknya, tidak pernah ada investor yang tertarik menanam modal dengan kondisi “payah” tersebut. (sekalipun kondisi tadi bukanlah harga mati)

Gali kilas SAMANTA. Yayasan ini berkonsentrasi beri dukungan terhadap lembaga-lembaga mitra lokal yang menangani isu-isu tema terkait. Sisi yang menarik, ada-nya peluang penyisipan dana hibah perusahaan bagi kepentingan sosial yang dipercayakan pada mereka. Program ini disebut CSR : Corporate Social Responsibility. Sebagai lembaga penyalur sekaligus “tanpa sengaja” memposisikan diri ibarat sebuah tempat bernaung. Filosofi tajuk menurut saya. Canopy makes local partners feel shady…,

Dari survey ini-pun setidaknya nanti akan muncul parameter usulan ideal. Dua tempat yang layak sebagai tempat pelimpahan dana hibah tersebut. Dan tetap dengan 2 fokus kategori muatan isu. Wilayah itu masih merupakan kantung kemiskinan dan bersanding lokasi zona pemanfaatan hutan kemasyarakatan. Semoga tercapai dan segera terwujud cita-cita mulia tersebut.

Last but not least, asyik juga nimbrung komunitas SAMANTA. Setidaknya status saya sebagai Kader Konservasi binaan BKSDA bisa terealisasi di lingkup darat. Urus obyek laut.. lupa konsep daratan. Begitu pernah sekali waktu dijuluki se-ekor sobat. Aneh-nya kartu saya sebagai anggota kader gak pernah dicetak. Hampir lebih 10 tahun. Resmi-lah saya di cap sebagai mahluk tanpa identitas. Kian menambah daftar panjang gak cocok sebagai manusia ber-atribut legal. By the way, kondisi itu pula yang semakin bikin saya imun. Kebal apriori… leluasa tebar multi aksi. Sekedar sisip tugas sopir… teringat slogan lama “This DRIVER is scuba DIVER”.



NOTE : Foto pendukung lain silahkan liat di http://cerita-photo.blogspot.com

Tidak ada komentar: