saya masih terbawa arus paut 2 artikel terakhir. Jangan-2 muncul pemikiran negatif. Akibat efek samping ciptakan mitos perihal LIAN dengan kisah bibit pohon nabi NUH. The Gossip of Noah's Ship- wooden material.
Ikuti hikayat artikel keris, tentu yang baca akan bisa maklum pemikiran saya. Tapi apakah ini tindakan sah? wajar dan natural akibat situasi terdesak. Hingga muncul ide nakal ala kadar. kembali pada masing-masing pihak yang menyikapi.
Sebagai pembanding, saya ingin ulas bahasan lain tentang promosi wisata Lombok barat yang salah kaprah. Aspek kelirumologi yang mungkin saat ini masih tetap lestari. Entah akibat pemahaman stagnan. atau diangggap bumbu mitos yang ber-efek cantik bagi sirkulasi saku PAD Lombok Barat, saat itu era tahun 90-an.
ini berkaitan subsidi "mitos" bagi 3 Gili MATRA(Meno-Terawangan-Aer) saat itu. Sekarang masuk otorita wilayah Kabupaten baru - Lombok Utara.
Dalam perjalanan aktifitas wisata, 3 Gili yang masih dianggap primadona. Pernah saya baca -acapkali-terlebih mungkin masih, salah satu (mungkin salah semua) brosur wisata, suka mengangkat pamor bahwa di gili terkenal sebagai wisata bawah air. Tersohor dengan habitat karang Biru. Karang langka yang cuma ada hanya ada segelintir dibelahan bumi. Lombok sebagai tempat ke-2 setelah laut karibia. Demikian kutip info data...klo gak salah.
Realitasnya,
Di Gili memang terdapat 1 dive-site dengan sekomplek gunduk lereng koloni karang berwarna BIRU. hanya secara cacah bukanlah termasuk spesies Blue-Coral. Istilah ini hanya asal comot pemahaman, quick logic-transfer. Kalangan scientist mengatakan bahwa Blue Coral yang original berbentuk Feliose (lembaran). While, paritas di Gili berupa karang tanduk/berCabang. In english disebut Staghorn coral atau Branching coral. Latin merupakan family Acropora.
In depth original Blue Coral, dihabitat asli, mereka tampak berlembar dengan formasi bentuk liang berlobang. Warna cenderung coklat mentah rada kusam. Giliran patah lalu mati, berupa patahan dijuluki rubble. Kadang sering ditemui di bibir pantai. Terhempas oleh ombak. Kini berwujud karang mati warna putih kusam, cenderung keABU-ABUan. Kalo dipatahin akan nampak warna BIRU pada struktur internal tubuh-nya.
Membingungkan? awalnya begitu. Namun sirna sejak saya ikut nimbrung program LIPI melalui MPTK (Metode Penelitian Terumbu Karang), tahun 1995. Memang kadang agak ribet menjadikan santapan bahasa awam. Tapi pencerahan itu mutlak diperlukan.
Satu kejadian, ada tamu diver tanya. Konon di lombok terkenal dengan Black Coral. Sejenak pusing saya berpikir. Eh, intip referensi buku ternyata AKAR BAHAR. Debut awam kita-kita....
kembali pada fokus tema,
Gundukan karang "BIRU" itu bisa ditemui di sudut tikungan utara Gili Trawangan. Arah masuk celah antara Trawangan - Meno. Dulu lumayan luasan-nya. Tahun 1998 saat terjadi el-Nino. suhu air laut beranjak naik. efek ini mengglobal. Seketika semua karang gili alami fenomena Bleaching. Memutih... karena polip karang, mahluk mikroskopis utama-nya mati. Nyawa rentan perubahan suhu. Tinggallah kerangka kapur sebagai struktur bangun tubuh terluar.
La-Nina, fenomena pembalikan gak kunjung tiba. Bernasib tewas-nya terumbu karang akibat tidak sempat ter-Recovery. Dominan warna putih... lalu mulai di tumbuhi algae. Kusam... Bungkam -lah warna isi samudra.
Catatan pada Dive LOG-BOOK saya tulis begini nih...,
BLUE CORAL is just a STORY... and one day it will be his-STORY. cerita-ku... cerita dia... dan cerita mereka... Cerita kita demi kita, nantinya.
* kenapa bisa jadi bahasa promosi yah??????
Ikuti hikayat artikel keris, tentu yang baca akan bisa maklum pemikiran saya. Tapi apakah ini tindakan sah? wajar dan natural akibat situasi terdesak. Hingga muncul ide nakal ala kadar. kembali pada masing-masing pihak yang menyikapi.
Sebagai pembanding, saya ingin ulas bahasan lain tentang promosi wisata Lombok barat yang salah kaprah. Aspek kelirumologi yang mungkin saat ini masih tetap lestari. Entah akibat pemahaman stagnan. atau diangggap bumbu mitos yang ber-efek cantik bagi sirkulasi saku PAD Lombok Barat, saat itu era tahun 90-an.
ini berkaitan subsidi "mitos" bagi 3 Gili MATRA(Meno-Terawangan-Aer) saat itu. Sekarang masuk otorita wilayah Kabupaten baru - Lombok Utara.
Dalam perjalanan aktifitas wisata, 3 Gili yang masih dianggap primadona. Pernah saya baca -acapkali-terlebih mungkin masih, salah satu (mungkin salah semua) brosur wisata, suka mengangkat pamor bahwa di gili terkenal sebagai wisata bawah air. Tersohor dengan habitat karang Biru. Karang langka yang cuma ada hanya ada segelintir dibelahan bumi. Lombok sebagai tempat ke-2 setelah laut karibia. Demikian kutip info data...klo gak salah.
Realitasnya,
Di Gili memang terdapat 1 dive-site dengan sekomplek gunduk lereng koloni karang berwarna BIRU. hanya secara cacah bukanlah termasuk spesies Blue-Coral. Istilah ini hanya asal comot pemahaman, quick logic-transfer. Kalangan scientist mengatakan bahwa Blue Coral yang original berbentuk Feliose (lembaran). While, paritas di Gili berupa karang tanduk/berCabang. In english disebut Staghorn coral atau Branching coral. Latin merupakan family Acropora.
In depth original Blue Coral, dihabitat asli, mereka tampak berlembar dengan formasi bentuk liang berlobang. Warna cenderung coklat mentah rada kusam. Giliran patah lalu mati, berupa patahan dijuluki rubble. Kadang sering ditemui di bibir pantai. Terhempas oleh ombak. Kini berwujud karang mati warna putih kusam, cenderung keABU-ABUan. Kalo dipatahin akan nampak warna BIRU pada struktur internal tubuh-nya.
Membingungkan? awalnya begitu. Namun sirna sejak saya ikut nimbrung program LIPI melalui MPTK (Metode Penelitian Terumbu Karang), tahun 1995. Memang kadang agak ribet menjadikan santapan bahasa awam. Tapi pencerahan itu mutlak diperlukan.
Satu kejadian, ada tamu diver tanya. Konon di lombok terkenal dengan Black Coral. Sejenak pusing saya berpikir. Eh, intip referensi buku ternyata AKAR BAHAR. Debut awam kita-kita....
kembali pada fokus tema,
Gundukan karang "BIRU" itu bisa ditemui di sudut tikungan utara Gili Trawangan. Arah masuk celah antara Trawangan - Meno. Dulu lumayan luasan-nya. Tahun 1998 saat terjadi el-Nino. suhu air laut beranjak naik. efek ini mengglobal. Seketika semua karang gili alami fenomena Bleaching. Memutih... karena polip karang, mahluk mikroskopis utama-nya mati. Nyawa rentan perubahan suhu. Tinggallah kerangka kapur sebagai struktur bangun tubuh terluar.
La-Nina, fenomena pembalikan gak kunjung tiba. Bernasib tewas-nya terumbu karang akibat tidak sempat ter-Recovery. Dominan warna putih... lalu mulai di tumbuhi algae. Kusam... Bungkam -lah warna isi samudra.
Catatan pada Dive LOG-BOOK saya tulis begini nih...,
BLUE CORAL is just a STORY... and one day it will be his-STORY. cerita-ku... cerita dia... dan cerita mereka... Cerita kita demi kita, nantinya.
* kenapa bisa jadi bahasa promosi yah??????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar